"Tunggu apa lagi, pergilah! Bawa dia.".
.
.
.
.
."Tapi... aku tidak ingin bertindak seperti seorang pacar yang terlalu protektif padanya." ucap Mina menggelengkan kepalanya.
"Jika kamu tidak terlalu protektif, bagaimana bisa kamu hanya tinggal diam sementara pacarmu itu dipeluk oleh gadis lain." ucap Chaeyoung menyeringai.
"Selama dia bukan orang yang memeluk gadis lain, tidak masalah bagiku."
"Tapi aku yakin sekarang Sana akan langsung menciumnya."
Ciuman? Jeongyeon tidak pernah berciuman, aku tidak bisa membiarkan gadis lain mendapatkan ciuman pertamanya.
Mina berlari ke kantin untuk menemukan Jeongyeon disana, sementara Chaeyoung mengikutinya dari belakang. Terkekeh melihat seorang pacar yang cemburu berlari dengan panik.
"Jeongyeon!" panggil seorang gadis yang duduk di pangkuannya sambil melingkarkan tangannya di leher Jeongyeon.
"Waduh, dia dalam bahaya." ucap Chaeyoung. Mina hanya bisa berdiri melihat pemandangan itu dari kejauhan.
"Aku yakin kalau kamu tidak akan berani untuk melawan si ular liar itu. Jadi biarkan saja dia, dan ikutlah bersamaku." Chaeyoung tersenyum seraya merangkul di bahu Mina.
Tidak ada yang berani menentang Sana karena ia memiliki sebuah geng yang akan bersamanya dan yang mengunci Mina di toilet pada saat itu adalah Sana dengan teman-teman gengnya.
Chaeyoung juga salah satu korbannya. Dulu ia kekasihnya Sana, tetapi Sana menyia-nyiakannya karena ia sudah merasa bosan dengan Chaeyoung.
"Jeongyeon, apa yang biasanya kamu lakukan di waktu senggang?" tanya Sana sambil menyentuh pipi Jeongyeon dengan jarinya.
"Saya akan bekerja, memperbaiki mesin yang rusak." Jeongyeon menjawab dengan tenang menatap wajah Sana.
"Wow, jadi kamu bisa memperbaiki aku?" ucap Sana tertawa.
"Tapi kau bukan mesin." ucap Jeongyeon polos.
"Kamu lucu sekali, maksudku itu hatiku."
"Perbaiki hatimu? Saya tidak bisa." ujar Jeongyeon menggelengkan kepalanya.
"Kamu bisa memperbaiki hatiku dengan cara menjadi pacarku."
"Saya sudah katakan bahwa saya hanya bisa memperbaiki mesin."
"Hei, kamu bercanda ya? Jangan bilang kalau kamu menolakku."
"Saya tidak mengerti apa yang kau bicarakan." ucap Jeongyeon tanpa ekspresi apapun.
"Kamu gemesin banget sih." ucap Sana mencubit pipi Jeongyeon.
Jeongyeon mengerutkan alisnya bingung, lalu seketika ia melihat Mina yang tampak tidak nyaman disekitar gadis yang memeluknya. Ia segera bangkit dari tempat duduknya membuat Sana yang berada dipangkuannya terjatuh ke lantai.
"Hei!" Sana membentaknya, tetapi Jeongyeon mengabaikannya dan melangkah menuju Mina.
Jeongyeon meraih tangan Mina dan langsung menarik mendekat ke dadanya,
"Kau lagi." ucap Jeongyeon dengan nada datar.
"Ya, kita ketemu lagi. Izinkan aku untuk memperkenalkan diri. Namaku Son Chaeyoung." ucap Chaeyoung sambil menawarkan tangannya yang siap untuk berjabat tangan.
"Kenapa kau mendekati Mina? Dia tidak suka kau melingkarkan lenganmu di bahunya." ucap Jeongyeon menatap dingin dan tidak membalas jabatan tangan itu.
"Oiya Chaeng, dia namanya Yoo Jeongyeon." ucap Mina memperkenalkan robot yang ada disampingnya.
"Oh baiklah. Senang bertemu denganmu, Yoo Jeongyeon."
"Kau belum menjawab pertanyaan saya!" ucap Jeongyeon tanpa ekspresinya.
"Karena aku menyukainya." jawab Chaeyoung tersenyum dan melirik Mina.
"Tapi Mina menyukai saya."
"Mina akan lebih baik bersamaku karena kau telah meninggalkannya menangis sendirian."
"Tadi kau bilang kalau kau suka makan sendiri, apa kau berbohong padaku?" ucap Jeongyeon beralih menatap Mina.
"Bukannya begitu..." Mina menundukkan kepalanya.
"Jangan lakukan itu lagi." ujar Jeongyeon yang memegang kedua tangan Mina.
"Jeongyeon, apa yang kamu lakukan?" tiba-tiba Sana datang, melepaskan tautan tangan Jeongyeon dari Mina.
"Kamu harus tahu bahwa hari ini adalah hari pertama kita." ucap Sana meraih tangan Jeongyeon.
"Tidak, dia itu milikku!" kini Mina berbalik untuk menarik Jeongyeon mendekat padanya.
"Milikku?" tanya Jeongyeon.
"Kau pernah mengatakan bahwa kau selalu ingin tetap berada disampingku. Jadi jangan kemana-mana, tetaplah di sisiku."
"Itu milikku yang kumaksud." ucap Mina menjelaskan pada Jeongyeon dengan tersenyum, sementara Jeongyeon dengan senyum yang biasanya, konyol.
"Lihat, dia itu milikku." ucap Jeongyeon dengan bangga pada Chaeyoung.
Chaeyoung hanya menatap dingin dan berdiri ditempatnya dengan perasaan kesal.
"Ayo, Mina. Kita pilih makanan yang ingin kau makan." Jeongyeon berjalan sambil memegang tangan Mina.
Sana dan Chaeyoung terdiam menatap Mina dan Jeongyeon yang saling bertautan itu. Secara tidak sengaja keduanya saling memandang,
"Yak, kenapa kau melihatku ha?!"
"Iisshhh, siapa juga yang lihat!" Chaeyoung langsung membuang mukanya.
"Jika kau tidak membosankan, mungkin dia bisa pergi bersamamu dan aku bisa mendapatkan Jeongyeon untuk diriku sendiri."
"Itu salahmu sendiri. Kau terlalu agresif membuat orang takut padamu, dia bahkan tidak akan mau bersamamu hanya untuk satu jam saja." ucap Chaeyoung tertawa sinis.
"Aduh!!!" Sana langsung menginjak kaki Chaeyoung begitu keras.
"Dasar ular liar!!!" Chaeyoung menjerit kesal.
"Rasakan bayi macan yang membosankan!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ciahahahaha😆
~MR

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVOT [END]
Romance~JeongMi Story~ "Saya bukan manusia. Tetapi jika selalu bersamanya, apakah saya akan perlahan menjadi manusia seutuhnya?" Tag : 240723 # 1 - jeong # 1 - minari 010832 # 1 - myoui 030823 # 1 - jeongyeon 131224 # 1 - sachaeng ~MR