33.

94 10 2
                                    

Beberapa bulan kemudian....

Suasana pagi hari dirumah Fajri sangat berbeda hari ini. Karena Aska yang berisik ngoceh mulu mencari sepatunya yang entah kemana, Quen yang belum mempersiapkan jadwalnya, Liora yang ribet sendiri mencari dasi, dan Jison yang sibuk mencari handphone miliknya.

"Ayah!" teriak Liora.

"Apasih Ra berisik banget dari tadi"

"Dasinya nggak ketemu gimana dong? Masa hari pertama masuk udah dihukum ayah tolong!!!!"

"Heh! Ayah udah bilang tadi dasinya ada dilemari makanya cari yang bener, Aska juga sepatu kamu ada di kamar kamu, Quen kamu udah belum jadwalnya? Jison handphone kamu ada di meja depan siapa yang taruh situ?" ucap Fajri.

"Apasih ribut ribut masih pagi lho" ucap Zweitson, ia sedang berjalan menuruni tangga lalu menghampiri sang suami.

"Tuh anakmu pagi pagi udah pada ribut males aku"
"Yaudah maklumi aja ay namanya juga anak anak biasa itu mah"

"Iya itu biasa, tapi ini lho empat empat nya ribut semua gimana nggak pusing coba"

"Sabar, mau aku bikinin kopi nggak?" tanya Zweitson.

"Enggak usah"

"Beneran?"

"Iya sayang"

"Ayah Jison berangkat!" teriak Jison dari luar.

"Liora juga kakak tunggu!" ucapnya lalu berlari keluar menyusul Jison.

"Quen berangkat! Kakak abang tunggu"

"Aka pun aka pun, bye unda bye ayah" ucap Aska, sebelum pergi menyusul ketiga kakaknya anak itu terlebih dahulu menghampiri sang ayah dan sang bundanya.

"Ih anak ini kok lucu banget beda sama ketiga kakaknya ya Ji" ucap Zweitson.

Fajri hanya terkekeh "kenapa belum berangkat?"

"Mau elus dedek ulu" bisik Aska.

Fajri dan Zweitson saling memandang, lalu keduanya tersenyum "sosweet deh, Aska berangkatnya diantar sama ayah bunda ya?"

"Ndak papa?"

"Kan ini hari pertama kamu sekolah jadi ayah sama bunda mau anterin kamu, mau kan diantar ayah bunda?"

"Au au, ayo" ucap Aska lalu menarik lengan kedua orang tuanya.

Fajri dan Zweitson hanya diam, mereka menuruti anaknya saja.

"Aska pelan pelan dong kasian bundanya" ucap Fajri.

Aska hanya terkekeh kecil lalu mengucapkan kata maaf kepada sang bunda.

"Aka inta maaf unda, Aka salah, Aka janji ndak akan ulang agi"

Zweitson hanya mengangguk lalu mengusap pelan surai kecoklatan Aska.
"Nggak papa sayang, bunda udah maafin kamu kok, lain kali hati hati ya, jangan kayak gitu"

"Iya unda"

"Aska buruan!" teriak Jison.

"Kamu duluan sana Aska biar bunda sama ayah yang nganter" ucap Zweitson.

"Ck! Nggak dari tadi" kesal Jison, karena memang ia sudah menunggu adik kecilnya itu.

"Udah nggk usah gitu, dia juga adik kamu, sana berangkat nanti kalian bertiga telat"

"Yaudah Assalamu'alaikum ayah, bunda"

"Waalaikumsalam, hati hati bang" ucap Fajri lalu diangguki oleh Jison.

Perjodohan Jison||UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang