AGLER || 22

24 9 4
                                    

"Berjanjilah semesta
kau tidak akan menyakitinya
dengan cara apapun"

-Agler Zeiroun-

-

-

-

-

-

Kini Haura sudah berada di rumahnya. Ia sudah pulih. Sekarang ia tengah di suapi oleh mamanya. Mengingat bagaimana perjuangan Agler merawat dirinya, Cowo itu merawatnya dengan penuh kesabaran dan kelembutan. Agler memperlakukan Haura layaknya anak kecil.

Haura terlalu banyak merepotkan Cowok itu, pernah, Haura hendak ingin mengambil gelas yang berisikan Air putih yang berada di atas nakas, tangannya terulur untuk megambil gelas itu di atas nakas. Tapi dia tidak bisa. Dia ingin meminta bantuan kepada Agler tapi saat itu Agler terlihat sangatlah kecapekan. Haura tak tega untuk membangunkan Cowok itu. Alhasil gelas yang ia ingin ambil itu tergelincir. Dan di saat itulah Agler terperanjat dari tidurnya, Cowok itu kaget.

Agler segera mendekati Haura. Tidak peduli dengan serpihan kaca yang berserakan. Cowok itu menanyakan apa ada yang sakit, atau ada yang keram. Puluhan pertanyaan yang Cowok itu lontarkan. Haura hanya menggelengkan kepalanya. Manik mata cowok itu menatap Haura dengan penuh kekhawatiran, sangat amat terpampang jelas wajah cemasnya.

"Lain kali hati-hati ya" Ucapnya pelan sambil menepuk pelan kepala Haura.

"Mikirin siapa. Hayooo" Ucap mamanya  Haura sambil menggoda terus anak itu. Karena sedari tadi anaknya itu diam sambil senyam-senyum tidak jelas.

Buyar sudah ingatan Haura " Apasih mah, emang Haura mikirin apa. Nggak ada tuh" Balas Haura jutek.

"Iya deh iya, mamah percaya. Sekarang lanjut makan lagi. Tinggal sesuap" Ucap mama Haura sambil menyodorkan nasi, dan langsung di lahap oleh mulut Haura.

*****

Agler tengah berada di balkon apartemennya. Sambil terus menyesap rokok yang bertengger di mulutnya. Ia memandangi langit malam kota Yogyakarta yang penuh dengan bintang tidak lupa dengan bulan yang selalu setia menyinari malam yang gelap gulita ini. Terdapat banyak beribu bintang. Tapi hanya satu yang terdapat sangat terang di sana. Seperti itulah Haura di mata Agler. Beribu-ribu manusia yang berada di muka bumi ini, bahkan beribu-ribu wanita yang mendekatinya. Cowok itu akan tetap memilih Haura.

Agler sangatlah sadar, jika ia menyukai Haura. Dan yang terpenting sekarang Haura sudah mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Walaupun belum ada kata pacaran di antara mereka. Tetapi Cowok itu tetap senang. Sampai teringat sesuatu, ia mengambil ponselnya di kamar, ia terlihat sangat fokus mencari sesuatu di benda pipih tersebut. Ia terus menerus mengotak atik ponsel tersebut. Cowok itu terlihat menekan kontak yang bernama 'Calon istri'.

"Halo. Assalamualaikum, iya Agler kenapa" 

Terdengar suara perempuan di seberang sana. Tiada lain tiada bukan. Siapa lagi kalau bukan Haura.

"Emm Waalaikumsalam. Gua cuman mau nanya, besok ke sekolah nggak"

Jujur Agler sangatlah gugup, Dan baru kali ini ia mengungkapkan salam di telpon. Biasanya kalau ada yang salam, pasti nggak jawab. Tapi beda lagi dengan Haura.

AGLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang