Chapter 1. GO BACK

596 38 3
                                    

Udara Alexandria pagi itu sangatlah dingin. Sup hangat menjadi pilihan tepat untuk menghangatkan badan. Gemuruh suara air mendidih memompa semangat Bu Merline memotong setiap bahan sayur yang ada. Tak lama kemudian Pak Farhan datang, tiba-tiba memeluk Bu Merline dari belakang. Bu merline pun tersenyum. Semerbak cinta pagi itu mewarnai nuansa pagi di dapur apartemen.

“Sayang.....Next mont we go back to Indonesia. Are you okay whit this ?” ucap Pak Farhan

Mendengar perkataan itu sontak Bu Merline terhenti memotong sayur, seakan terfikirkan anaknya.

“Kafa sayang. Apa dia siap ?” ujar Bu Merline sembari menatap Pak Farhan dengan
rasa khawatir.

“kita obrolin nanti ya, bersama kafa” ucap Pak Farhan sembari mengelus pipi Bu Merline dengan penuh kasih sayang.

Bu merline pun tersenyun, namun rasa khawatirnya seolah tak hilang, khawatir akan
kondisi kafa yang belum juga stabil.

Pak Farhan yang baru saja pulang pagi akibat dinas malam di salah satu Hospital swasta yang ada di Alexadria sontak segera membersihkan diri agar dapat menyantap sarapan bersama. Sedangkan Bu Merline melanjutkan memasak untuk sarapan.
Setelah semuanya siap, Bu Merline pun sontak memanggil mereka untuk sarapan bersama.

" Yuhu....Everybody...Breakfast time ....!” ujar Bu Merline.

Pak Farhan pun turun lebih dulu daripada Kafa.

“Wah sudah siap nih...” ucap Pak Farhan sembari menarik kursi meja makan.

“iya dong” jawab Bu Merline.

Pak farhan pun duduk sembari menunggu Bu Merline mengambilkan makanan ke piring Pak Farhan. Tak lama kemudian Kafa pun bergabung.

“Morning mi...pi !” sapa Kafa pagi itu.

“hmmm charming banget sih, anak mami. Masih pagi.... Mau kemana ?” Tanya Bu Merline sembari menyapa putra kesayangannya.

“Kafa mau ke pusat kota sebentar mi, ada tugas observasi dari school” jelas Kafa.

“Okay ! sarapan dulu ya sayang” ucap Bu Merline.

Tampak kasih sayang yang sangat besar dari Bu Merline, begitupun Pak Farhan menatap kafa dengan bangganya. Bu merline pun mengambilkan makanan ke piring Kafa.

Disaat Bu Merline sedang mengambilkan makanan untuk Kafa, sontak Pak Farhan ingin memulai pembicaraan yang sedikit serius kepada Kafa pagi itu.

“Begini sayang, Bu—

“Sayang, Do you want this ?” ucap Bu Merline memotong pembicaraan Pak Farhan sembari menunjuk nugget ayam di atas piring, sontak mengalihkan perhatian Kafa agar tak mendengarkan ucapan Pak Farhan, papinya.

Bu Merline seakan belum siap untuk merenggut keceriaan Kafa yang sudah bertahun-tahun terbangun disini. Kafa pun seakan tak menghiraukan obrolan dari Pak Farhan, ia seketika menyantap makanan yang telah disiapkan oleh Bu Merline. Bu merline tampak memberikan isyarat kepada Pak Farhan agar tidak melanjutkan pembicaraanya.

Ia tersenyum, lalu menyentuh tangan Pak Farhan.

Kafa yang saat itu menyadari garak-gerik orang
tuanya sontak bertanya.

“Ada apa sih ini ?” ucap Kafa

“ eeee...nggak ada apa-apa sayang. Ya kan pi ?”ujar Bu Merline

“ Sure!” ucap Pak Farhan sembari tersenyum dan menyantap makanannya.

Kafa pun melanjutkan makannya, namun gerak-gerik itu tetap mengganjal dibenak
Kafa. Kafa sontak dengan cepat menyelesaikan makannnya agar bisa cepat ke kota untuk melakukan observasi.

HECXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang