Chapter 10. Bermain Ombak dan Api

191 23 5
                                    

Pagi itu sontak gelisah menyambar Arga hingga ia merasakan panas dingin yang coba ia samarkan dari orang-orang disekitarnya. Tak lama kemudian Frizzy datang, ia membuka pintu rumah Arga dengan mimik wajah yang bahagia.

Arga semakin panas dingin melihatnya. Ya, rasa khawatir akan ulahnya yang tiba-tiba saja mau mengambil client-nya tanpa pendamping.

Perlahan Frizzy menemui mama Siska yang saat itu sedang duduk di ruang tamu. Riang pun bersambut.

"Pagi sayang! Ceriah banget hari ini?" Sambut mama Siska

sambutan hangat mama Siska sontak membuat Arga gelisah.

"Kenapa mama santai, dan Frizzy juga kenapa kelihatan seneng banget? " Gelut batin Arga kala itu.

Obrolan pun tercipta dari Frizzy dan mama Siska.

"Gimana sayang, aman tadi malam? " Tanya mama Siska.
"Aman kok ma, Frizzy merasa--

"Ma, kayaknya Frizzy capek deh. Ngobrolnya lanjut besok aja. Biar Arga antar pulang dulu. Ya kan zy? " Ucap Arga menyela obrolan mama Siska dan Frizzy.

Ia juga tampak memberikan kode yang sudah biasa mereka gunakan. Ya gerakan tubuh yang hanya dipahami oleh mereka.

Seakan Frizzy memahami maksud Arga, ia pun bertingkah seolah-olah masuk dalam rencananya.

"Mmm, kayaknya iya nih ma, Frizzy capek, besok kita ngobrol lagi ya ma. Frizzy pulang dulu. Bye ma" Ucap Frizzy dan sontak ia mencium tangan mama Siska.

Mama Siska pun seketika mengerti dan meminta Arga untuk menjaganya sampai pulang ke rumah.

"Yaudah, hati-hati ya sayang, Arga kamu jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya " Ucap mama Siska.

Mereka pun berpamitan dan keluar dari rumah Arga.

Ditengah perjalanan pulang, Arga bertanya mengenai client tadi malam. Ia begitu terganggu dengan keputusan Frizzy malam itu.

Sembari mengendarai mobilnya ia bertanya kepada Frizzy.

"Oh ya zy, tadi malam siapa? Kenapa lo mau ambil dia, dan itu keputusan lo sendiri? " Tanya Arga terburu-buru.

"Woww, Satu-satunya dong boss, lo mau nanya apa mau introgasi gue? " Jawab Frizzy sembari ia tertawa bercanda.

Arga pun tak berkata lagi, ia hanya diam dan menatap Frizzy dengan serius.

Frizzy yang menyadari mimik muka Arga yang tidak sedang bercanda seketika menyudahi tertawanya.

"Sorry.. Sorry... Sorry. Tenang aja dia cuma minta temani gue buat ngerjakan lemburan kantor aja kok" Jelas Frizzy sontak menyakinkan Arga.

Masih belum puas dengan jawaban Frizzy, Arga pun kembali bertanya.

"Yakin? " Sahut Arga

"Yakinlah, gue cuma--

(Dering ponselpun tiba-tiba terdengar)

Frizzy seketika menghentikan ucapannya dan bergegas mengangkat telfon itu.

Saat Frizzy sedang berbincang di ponsel itu, seketika pusat perhatian Arga teralihkan oleh gantungan yang ada pada ponsel Frizzy.

Frizzy pun usai mengangkat telfonnya.
Kembali Arga bertanya kepada Frizzy. Kali ini bukan tentang client tadi malam melainkan gantungan ponsel itu.

"Sejak kapan kamu pakai gantungan handphone itu? " Tanya Arga sembari mengendarai mobilnya.

"Oh, gantungan ini? Udah lama. Kayaknya udah semingguan deh. Lucu kan? " Jawab Frizzy dengan santainya.

HECXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang