Buntut dari kejadian di sekolah siang itu membuat Frizzy pulang harus diantar oleh Arga. Arga tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Saat itu Frizzy tengah asik mengganti playlist musik di mobil Arga. Belum juga 5 detik ia seketika menggantinya. Tiba-tiba ia terhenti pada satu lagu. Ia tak lagi menggantinya, ya itulah lagu melukis senja yang pernah dibawakan Kafa dihadapannya.
Lagu habis, kembali ia putar ulang hingga 3 kali pengulangan. Arga pun terheran dengan tingkah Frizzy. Ia juga terlihat tak biasa, ada binar aura bahagia tergambar jelas di matanya kala itu.
"kenapa Frizzy hari ini beda banget sih, happy banget kelihatannya" Gelut batin Arga sembari ia mengendarai mobil dan ekor mata yg terus melirik ke arah Frizzy.
"Sejak kapan lo suka lagu kayak gini, sampai tiga kali replay begitu ? " Ucap Arga sontak mengejutkan Frizzy.
"Ha? Mmm lagi suka aja sama liriknya, atau lo keganggu ya, yaudah gue ganti. " Jawab Frizzy dengan paniknya.
"Nggak usah, biarin aja" Sahut Arga sontak membuat Frizzy tersenyum dan kembali menikmati lagu itu.
Siang itu Frizzy hendak mampir ke kantor keluarga Arga. Ya Frizzy sudah memiliki tempat istimewa di keluarga itu. Sesampainya di sana, Frizzy mendapatkan sambutan hangat dari keluarga Arga. Inilah selayaknya rumah bagi Frizzy. Kasih sayang selayaknya orang tua ia dapat penuh dari Pak Ardan dan Bu Siska.
Semu, bisa dibilang kasih sayang semu. Kasih sayang itu tidaklah cuma-cuma. Namun ia tak jua membayarnya dengan uang. Ia harus membayar dengan bekerja bersama Mama Siska. Candaan pun tercipta kala itu.
Ditengah candaan yang seru bersama Pak Ardan, Arga dan Kakak Arga sontak Bu Siska sedikit membuyarkan suasana ramai kala itu.
"Sayang, There is someone who wants you? You want to take this? " Ucap Mama Siska sembari memegang pipi Frizzy dengan penuh kelembutan.
"This night mom?" Sahut Frizzy
"Yes, This night! " Ujar Mama Siska sembari tersenyum lepas di hadapan Frizzy.Mendengar obrolan itu, membuat suasana hati Arga menjadi was-was.
"Ma!!! " Ucap Arga dengan tegas.
"Calm down honey. Seperti biasa kok" Ujar Mama Siska sembari ia memeluk Arga, anaknya, dengan tenang.Ya, kasih sayang yang tak gratis harus ia bayar dengan menjadi talent andalan dari Mama Siska. Ia menjadi salah satu wanita penghibur yang sudah lama dikembangkan oleh Bu Siska.
Memang tak murah untuk menyewa Frizzy, mereka harus merogoh ratusan juta untuk sekedar jalan dan makan.
Sayuk mereka bak satu keluarga yang saling melemparkan canda. Perasaan senang, Frizzy rasakan bersama mereka. Keluarga Frizzy yang tak menyajikan selayaknya keluarga menjadikan Frizzy haus akan kasih sayang dan kehangatan peluk keluarga.
Perselingkuhan, pertengkaran, dan unjuk saling menyalahkan yang sering ia lihat dari orang tuanya membuat ia harus berjibaku menemukan rumah untuk jiwa dan penatnya pulang. Mirisnya keluarga broken home, jika jatuh di tangan yang salah maka lembah hitam adalah jawabannya.
Semua yang ia lihat dari keluarganya memercikkan emosi terpendam untuknya. Mindset akan sebuah cinta dalam keluarga sudah tak lagi ada dalam hidupnya. Ia berani menyelam ke dalam lembah hitam hanya untuk mencari kata bahagia dan tantangan dalam menjalani hidup.
Setelah tidak ada obrolan dan puas singgah di kantor keluarga Arga, Frizzy bergegas untuk pulang. Arga pun mengantarnya pulang.
Waktu berjalan, hingga malam tiba. Hari itu ia ada pekerjaan untuk menemani client-nya yang mampu menyewanya dengan harga yang sangat tinggi, tiga kali lipat dari harga normal. Bahkan client tersebut, mampu menyewa dengan paket istimewa.
Orang itu menyiapkan mobil untuk menjemput dan mengantar Frizzy ke tempat yang sudah disiapkan. Tempat yang disiapkan pun bukan sekedar rumah makan atau resto, melainkan apartemen mewah yang luas dan megah di puncak. Entahlah Frizzy dibuat bingung dengan client-nya kali ini.
Performa spesial ia siapkan, dengan gaun yang megah dan mewah. Cantik dan mempesona itu yang cocok untuknya malam itu. Ia pun berangkat dengan mobil jemputan dari client.
Sesampainya di apartemen ia bergegas masuk ke ruangan yang telah dijanjikan. Ia masuk dengan menggunakan smart key yang diberikan oleh resepsionis.
Sesampainya ia di ruangan tersebut, mendapati ruangan dengan keadaan kosong. Hanya terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
Frizzy berfikir ia adalah client yang menyewanya.
Frizzy pun bergegas merapikan diri dan meletakkan segala barang bawaannya di meja yang tersedia di sana.Tak lama kemudian orang itu keluar dari kamar mandi dan menyapa Frizzy yang sedang sibuk meletakkan barang bawaannya di meja.
"Rose!! " Sapa client itu
"Iya !" Seketika Frizzy pun berbalik arah dan hendak menyapa client-nya dengan hangat.
Namun seketika ia dibuat tercengang oleh client-nya."Lo " Ucap Frizzy sontak terkejut dengan situasi itu.
Ya, orang itu adalah Kafa. Teman sekelas Frizzy. Anak baru yang mampu membuat rasa penasaran Frizzy muncul.
Sontak Frizzy semakin dibuat gila olehnya. Bagaimana mungkin ia menyewa Frizzy dengan harga yang fantastis, sedangkan image di sekolah yang sangat culun, bahkan penakut bisa berada di hadapannya dalam koridor dunia malam.
Tak mampu lagi Frizzy berkata-kata hanya bingung dan terus menatap Kafa dengan penuh kegundahan.
Seketika ia mengambil ponsel di tasnya. Ia menghubungi Bu Siska untuk sekedar bernegosiasi dengannya.
"Halo ma, client malam ini, biar Frizzy layani sendiri ma. Tapi tolong jangan bilang Arga." Ucap Frizzy
Bu Siska sontak bingung dengan keputusan Frizzy. Sempat beradu mulut, namun Frizzy mencoba untuk meyakinkan Bu Siska jika ini memang sudah keputusannya. Akhirnya Bu Siska pun mengiyakan keputusan itu.
Setelah selesai menghubungi Bu Siska, Frizzy menghampiri Kafa yang sedang duduk di kursi meja makan.
"Jadi Lo, malam ini yang harus gue layani dengan peket istimewa." Bisik Frizzy di telinga Kafa.
.............. Next to "Rose dan Mama Siska" Part 2
KAMU SEDANG MEMBACA
HECXA
Teen FictionSebuah cerita tentang seorang remaja mencari sebuah keadilan untuk orang tua, kehidupan, dan hubungan sosialnya. Dengan bekal teknologi dan kemampuan yang ia punya, ia berusaha memaknai sebuah cinta dan kasih dalam rantai kasih di kehidupannya.