"This is your father's location....
.................................................................,Tulis Kaffa di balasan surel untuk Andre.
Strategi dan rute pun sudah ia susun. Bak Putra Mahkota, Andre mendapatkan semuanya dengan cuma-cuma.
Cuma-cuma?,
Mungkin.Malam itu juga ia beralih ke permasalahan berikutnya, pengiriman foto Frizzy.
Kali ini cukup sulit baginya, karena ia harus mengolah deduksi kemungkinan dari sebuah kejadian. Ia berfikir semua bisa ia retas, namun masih ada puzzle liar yang muncul sehingga membuat jalan buntu.
Ia tampak berfikir satu demi satu kemungkinan itu. Disela ia memusatkan konsentrasinya, Andre muncul menganggu dengan panggilan masuk darinya.
Pasti, ini sudah menjadi prediksinya, jika ia akan terlihat kembali dalam pembebasan Ayah Andre, itu sebabnya ia memilih jalur dan strategi yang sangat aman dan terfikir sangat matang.
Panggilan pun berakhir.
Ia memandang ponsel nya tepat dilayar masih dengan chat box Whatsapp dari Andre. Dari situ ia menyadari betapa Andre adalah orang yang ceroboh dan mudah terbawa panik yang tak berguna.
"Ohhh"
Dahinya mengerut. Mata tajam menatap chat terkahir Andre.
Seper sekian detik ia tersadar suatu hal.
"13.32"
"13 Januari 2024"Seketika ia membuka screenshot email pengiriman foto itu. Ia melihat waktu terkirimnya foto itu, dimana waktu yang digunakan pelaku untuk mengirimkan surel tersebut.
Dan, 13.40 tertera pada screenshot itu.
Isi chat terkahir Andre adalah, menginformasikan jika 5 menit lagi pertandingan akan dimulai.
Ya, dihari itu tepat dengan sparing antar sekolah. Yang mana Andre menjadi kapten menggantikan Arga, karena berhalangan hadir.
Kembali gab ini mengguncang pikirannya. Deduksi kembali ia susun dengan perlahan.
Jika 13.32 Andre memberikan informasi bahwa 5 menit lagi pertandingan dimulai, maka 13.40 ia sudah berada di tengah Lapangan Basket. Dan ponselnya tidak akan jauh dari lokasi ia berada.
Perlahan ia membuka jalan untuk deduksi lanjutnya.
"Tas" Ucapnya lirih
"Gua harus cari, dimana dia meletakkan tasnya saat itu, iya.. "Terfikir hal itu, seketika Kaffa mencoba meretas jaringan sekolahnya, agar bisa masuk ke akses CCTV sekolah. Lebih tepatnya di lapangan basket sekolah.
Clear..
Jalan kembali terbuka.Ia semakin liar mengolah langkah demi langkahnya.
Sampai pada akhirnya ia menemukan rekaman CCTV itu. Ia putar beberapa sudut rekaman CCTV itu dengan sangat detail, mode slow motion pun ia ambil untuk melihat lebih detail piksel demi piksel gambar yang bergerak.
Munafik jika Kaffa sempat tak mengira Andre pelakunya. Karena bukti pengiriman itu ada di kontak keluar surel Andre. Orang awam pun pasti akan percaya jika pelakunya Andre. Namun tidak dengan Kaffa ia memecahkannya dengan sangat hati-hati dan detail.
Tepat di 13.38 satu sudut CCTV yang berada di belakang tribun dengan jangkauan tegak lurus ke arah penonton, Kaffa dikejutkan dengan ponsel Andre yang dipegang oleh seseorang.
Diluar prediksinya, sangat meleset dari perkiraannya. Ya, dia pelakunya. Terlihat jelas di pantauan CCTV. Selama 15 menit ponsel itu dipegang dan ia mainkan. Begitu santai dan begitu lihai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HECXA
Teen FictionSebuah cerita tentang seorang remaja mencari sebuah keadilan untuk orang tua, kehidupan, dan hubungan sosialnya. Dengan bekal teknologi dan kemampuan yang ia punya, ia berusaha memaknai sebuah cinta dan kasih dalam rantai kasih di kehidupannya.