Chapter 4. Widya Angkasa

263 33 3
                                    

Pagi bersambut. Sarapan pun tersaji di meja makan. Pak Farhan dan Bu Merline sudah siap disana untuk menyantap sarapan pagi itu. Seperti biasa Kafa selalu paling akhir  untuk bergabung.

Merasa Kafa sangat lama turun, sontak Bu Merline meminta Bi Ina untuk memanggilnya di lantai atas. Bi Ina segera memanggil Kafa.

"Den, ditunggu ibu sama bapak di bawah " Ucap Bi Ina sembari mengetuk pintu kamar Kafa.

"Iya, Bi. Ini Kafa sudah selesai bibi turun aja" Sahut Kafa.

Entahlah, apa yang ia lakukan sampai lama sekali turun bergabung sarapan. Setelah mendapatkan jawaban itu Bi Ina pun turun dan kembali ke meja makan untuk membantu Bu Merline.

"mana Kafa Bi? " Tanya Bu Merline yang tak melihat Kafa turun bersama Bi Ina.

"Katanya sebentar lagi turun Bu, sepertinya den Kafa lagi dandan Bu supaya makin ganteng di sekolah barunya" Usil Bi Ina.

Bu Merline pun sontak terheran dengan perkataan Bi Ina.
"Ganteng-ganteng! Dia mau sekolah bukan ikutan ajang cover boy! " Tegas Bu Merline.

"Namanya juga anak muda Bu, jiwa mudanya masih berkelana mencari cinta dan jati dirinya" Ucap Bi Ina sembari senyum tersipu malu.

Bu Merline semakin heran mendengar perkataan Bi Ina yang semakin melebar, sontak Bu Merline pun mengerutkan dahinya dan kembali melanjutkan sarapan pagi.

Tak lama kemudian Kafa bergabung.

"Morning mi.. Pi.. " Sapa Kafa pagi itu.

"Morning Sa..
" KAFA  ! " Teriak Bu Merline sontak terkejut dengan penampilan Kafa.
"Kamu ini apa-apaan sih ? "Tanya Bu Merline sangat terheran.

" Apa sih mi, pagi-pagi udah teriak, kayak lihat setan aja " Ucap Kafa dengan santainya sembari mengoleskan selai di atas roti.

Pak Farhan pun hanya tersenyum melihat perdebatan antara Kafa dan istrinya.

"Pi, jangan ketawa aja dong, bantuin mami. Suruh ubah atau lepas gitu! " Ucap Bu Merline yang sangat kesal melihat penampilan Kafa.

"Udah, nggak perlu ganti sayang, kamu udah ganteng banget, mirip papa waktu muda" Jelas Pak Farhan.

Bu Merline pun seketika mengerutkan dahinya, semakin bingung melihat suami dan anaknya yang sama-sama aneh pagi itu.

"Bagus ya pi, ganteng gini kan? " Ucap Kafa sembari ia menumpuk roti ke atas piringnya.

"Iya, gant -

"Nggak! Aneh! " Sahut Bu Merline dengan kesalnya.

"Nggak apanya sih mi, tuh lihat rambutnya rapi, bajunya rapi, senyumnya makin manis. Aduhhh mamang microlet aja terpesona nanti" Jelas Pak Farhan sembari mengejek Bu Merline yang semakin kesal.

"Tau nih mami, kayaknya mami habis kepentok deh pi. " Sahut Kafa yang menambah ejekan kepada maminya.

Pak Farhan dan Kafa pun sontak tertawa lepas melihat Bu Merline yang sangat kesal dengan tingkal laku mereka.

"Tapi,
"Mami ... Ahhhhh tau ah" Ujar Bu Merline semakin kesal

Tawa lepas pun menjadi oroma harmonis keluarga Kafa pagi itu.

Setelah sarapan usai, mereka pun berangkat ke tujuan masing-masing. Pak Farhan setelah sekian lama mutasi di Amerika untuk pertama kalinya ia kembali menginjakkan kaki di rumah sakit swasta dimana 10 tahun dia bekerja dulu. Bu Merline pun sembari mengantar Kafa ke sekolah ia ingin mengunjungi salah satu perusahaan Startup miliknya yang selama ini ia pantau secara online dari Amerika.

HECXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang