Sisa dua hari sebelum kepulangan Laut, mereka sudah menghabiskan waktu bersama selama tiga hari mengelilingi dunia ini, tidak terasa waktu bersenang-senang mereka sudah tersisa dua hari lagi sebelum hari itu tiba dan Laut kembali.
Pagi hari di hari minggu, Mama, Langit dan Laut sedang sarapan bersama di meja makan.
"Teng tung" suara bell rumah.
"Siapa itu, ada tamu sepertinya" ujar Laut yang sedang makan.
"Buka sana" suruh Mama ke Langit.
Langit pun menghabisi makanannya dan menuju ke pintu keluar dan membukakannya.
"Ohh Barry, masuk masuk sini" ujar Langit.
"Hallo tante" salam Barry ke Mama.
"Hai Barry, apa kabar?"
"Baik tante, ehh kau pastiii!!??" Barry yang kaget dan excited melihat Laut.
"H-hai.." ucap Laut canggung.
"Iyaa, dia doppelganger ku" ujar Langit rolling eyes.
"Dia sangat cantik" ujar Barry tak henti memandang Laut.
"Kau pasti Barry Smith" ujar Laut tersenyum.
"Bagaimana kau tau??, ohhh apakah doppelganger ku adalah temen dekat mu juga di dunia mu??!!" tanya Barry excited.
"Iyaa dia perempuan, namanya Nora Smith" jawab Langit menyela.
"Waw, sungguh aku ingin melihatnya!!!" ujar Barry memegang kepalanya berusaha berfikir waras.
"So?, tujuan mu kesini apa?" tanya Langit.
"Aku menjemput ibu mu Langit" ujar Barry.
Langit sedikit kaget dan melihat ibunya yang sudah siap mau pergi saja.
"Mama mau kemana??" tanya Laut.
"Mama mau ke pasar sebentar dan mau ke lab Time Authority lagi untuk pengecekan rutin"
"Ah iyaa aku lupa, tapi kenapa tidak meminta aku untuk mengantar?" tanya Langit heran.
"Tidak papa sayang, kamu perlu mengabiskan waktu dengan Laut bukan?, dan lagi pula Barry lah yang membantu dan menemani mama selama kamu hilang dan saat ditahan di lap Timekeeper" ujar Mama menatap wajah Laut sambil mengelus pipinya.
Barry pun tersenyum.
"Thanks Barry"
"No problem bro, my pleasure" jawab Barry tersenyum.
"Yaudah kalo gitu Mama pergi dulu ya" ucap Mama sambil bergegas keluar rumah.
"Hati hati Maa" ucap Langit dan Laut kompak.
"Sikapnya benar benar mirip dengan Nora" ucap Laut tersenyum kecil.
"Really?, ya itu gambaran dari Nora ketika menjadi seorang Laki Laki" jawab Langit tertawa.
"Aku kangen MAIV" ucap Laut.
"Kangen kucingnya apa MAIVnya?" tanya Langit meledek.
"Dua duanya hehe"
"Kemungkinan kalung MAIV itu akan di ambil dari kucing itu dan mungkin aku akan merawatnya" ujar Langit.
"Ahh begitu, yaudah aku mau beres beres rumah dulu"
"Sama, aku mau beres beres kamar kita dulu yaa" ujar Langit.
Mengangguk pelan melihat Langit pergi ke kamarnya, Laut pun membereskan piring piring kotor bekas makan mereka tadi, dan membersikan meja makannya. Beberapa saat kemudian, Langit keluar dari kamarnya yang telah selesai membereskan kamarnya, melihat ke arah dapur Laut yang sedang menyuci piring di wastafel. Melihat Laut yang sedang menyuci piring dengan rambut panjangnya yang di ikat kebelakang membuatnya tambah cantik sekali di mata Langit, Ia pun menghampiri Laut yang sedang mencuci piring itu, dan memeluknya dari belakang.
"Aku sayang kamu" ucap Langit pelan di samping kuping Laut.
"Aku juga sayang kamu Langit" jawab Laut yang tersenyum sambil meneruskan mencucinya.
"Udah ihh, jangan lama-lama peluknya, malu nanti kalau ada orang"
"Siapa?, tidak ada siapa siapa. Mama kan pergi" jawab Langit masih memeluk dan mencium-cium leher Laut.
"Udah loh, gelii Langit!!" ujar Laut yang terganggu lagi mencuci.
"Iyaa iyaa, tapi cium dulu bentar" Langit langsung memegang tengkuk Laut dan mencium bibirnya.
"Hehhh ampun deh, mau nyuci aja di ganggu" ujar Laut pout.
Besok adalah hari terakhir mereka bersama, mereka tau akan hal itu, melewatinya dengan bahagia memanfaatkan momen yang tersisa untuk bersama, walaupun mereka tidak siap di dua hari yang akan datang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me in The Multiverse
FantasyKeantusiasan seorang remaja tentang apa itu multiverse membawanya ke pengalaman yang tidak biasa dan tidak pernah Ia alami sebelumnya, Langit adalah seorang remaja yang ramah, pendiam tetapi sedikit nakal terkadang, baik hati, selalu santai dalam hi...