"Haah...haah.." Sakura meniupkan napas hangatnya ke kaca minimarket lalu membentuk gambar hati. Seulas senyum tipis menghiasi wajah manisnya. Udara cukup dingin, di luar sedang hujan deras dan itu mengharuskannya untuk berdiam sementara di tempat kerjanya meski jam pulang seharusnya sudah 1 jam yang lalu.
"Kau seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta," Tenten mencoba menggoda Sakura. "Hubunganmu dengan Naruto sudah membaik?" tanyanya.
"Iya." jawab Sakura tersipu malu
"Syukurlah, aku ikut senang mendengarnya." jawab Tenten sambil mengecek catatan administrasi.
"Perlu kubantu?" Sakura mendekat, mencoba menawarkan diri.
"Tak perlu, Sakura. Kau sudah membantuku cukup banyak hari ini. Pasti kau sangat lelah."
"Tidak masalah bagiku."
Ddrrtt...
Ponsel Sakura bergetar. Dia lantas mengambilnya di bagian kantong depan apron.
Sebuah pesan dari Naruto, yang menanyakan kapan dia pulang. Sakura membalas chat itu yang mengatakan kalau ia akan pulang terlambat.
"Kurasa, ini kesempatan kalian berdua untuk segera memiliki anak." kata Tenten mencoba menggoda Sakura. "Udara dingin begini, memang lebih enak untuk memeluk pasangan, kau tahu kan maksudku."
Wajah Sakura memerah. Ia tak merasa yakin akan ucapan Tenten, karena ia sendiri tahu bagaimana perilaku keseharian Naruto. Apakah ia sebagai seorang perempuan yang harus meminta "begitu" terlebih dahulu? Apakah ia harus berpakaian seksi dan menggoda agar Naruto tertarik?
"Hhh~.." Sakura membuang nafas karena kemungkinan itu sepertinya tidak akan berhasil. Dia ingat betul kapan terakhir kali mereka melakukan hubungan suami istri. Sudah sangat lama sekali.
"Ya, mungkin aku akan mencoba usulmu, Tenten." jawab Sakura sedikit memaksakan diri. Dia melihat kearah luar melalui pintu kaca. Gelap dan terlihat hujan sedikit mereda.
"Mm..kurasa aku akan pulang." kata Sakura, dia mengambil tasnya di loker lalu bersiap pulang. Mengganti apron dan memakai sweater.
"Hati-hati, Sakura." ujar Tenten.
Sakura berpapasan dengan Hinata saat sama-sama membuka pintu.
"Ah, selamat datang di minimarket kami." Sakura menyambut dengan ramah dan ceria
Hinata melihat sosok Sakura dari atas kepala hingga ujung kaki, menyimpan rasa tak suka setiap kali melihatnya, dan ia kerap terpaksa melempar senyum palsu dan nada bicara ramah, seakan ia ingin menjadi teman Sakura.
"Selamat malam." sahut Hinata sambil mengumbar senyum.
Sakura lekas melengang pergi.
Hinata masih mengamati Sakura sampai sosoknya hilang. Matanya beralih memandangi situasi dalam minimarket, seakan dia sedang mencari sesuatu. Dia mendekati Tenten yang sedang sibuk membuat laporan keuangan.
"Ehem." Hinata mengeluarkan suara agar bisa menarik perhatian Tenten
Seketika Tenten menghentikan menulis sesuatu di kertas dan melihat kearah Hinata.
"Ah, maaf, apakah anda butuh bantuan?" kata Tenten, matanya tak melihat Hinata menenteng keranjang. Tenten pikir mungkin ada hal lain yang ingin Hinata tanyakan.
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu. Ehm, apakah suamiku kemari hari ini? Kau tahu kan suamiku? Dia bernama Sasuke Uchiha, lelaki tampan yang sering membeli bento. Dia sangat menyukai bento minimarket ini." Hinata membuka percakapan.
"Ya, saya tahu kalau itu suami anda, dan untuk hari ini kelihatannya saya belum melihatnya karena mungkin pergantian shift dengan Sakura." jawab Tenten, matanya sesekali melirik kearah pintu dimana ada pelanggan yang masuk untuk berbelanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marital Affair
RomancePLOT : Cerita romansa benar-benar terjadi bahkan ketika sudah menikah. Degupan jantung kian kencang saat berhubungan dengan orang selain pasangannya. . Sakura Uzumaki, seorang ibu rumah tangga yang bekerja part time sebagai kasir di sebuah minimark...