Sakura dibuat pusing pagi ini. Ibunya tiba-tiba datang ke apartemennya tanpa memberikan kabar sebelumnya. Dengan membawa koper kecil dan oleh-oleh dari kampung halamannya. Kemungkinan Mebuki --ibu Sakura akan menginap. Sementara itu, Naruto sudah berangkat kerja.
Dan pastinya, Sakura akan diceramahi seperti mertuanya yang pernah datang berkunjung. Di dapur, Sakura sedang sibuk menyiapkan secangkir teh hijau untuk disajikan pada ibunya.
"Ibu bisa istirahat di kamar, tapi sebelumnya akan aku bersihkan dan rapikan." Secangkir teh hijau Sakura letakkan diatas meja ruang santai yang biasanya untuk menonton tv.
"Ya, terimakasih Sakura. Cuaca hari ini cukup cerah, bukan." Mebuki duduk bersantai di sofa sambil melihat-lihat isi apartemen Sakura dan Naruto. Tatapannya terhenti saat melihat foto pernikahan terbalut bingkai diatas meja tv.
"Omong-omong," Mebuki agak menaikkan nada bicaranya agar Sakura bisa mendengar dari dalam kamar,"Ayahmu dalam kondisi sehat tapi dia tak bisa ikut karena sedang perjalanan kerja ke luar kota."
Sakura keluar dari kamar, dia menenteng alat vacum cleaner. Dia baru saja selesai membersihkan lantai di setiap sudut kamar. "Syukurlah, aku sangat senang mendengarnya."
Mebuki mulai meminum teh panasnya perlahan, kemudian meletakkannya kembali diatas meja.
"Apa kau tak merasa kesepian, Sakura?"
"Hmm?"
"Bisa saja kau mengadopsi seorang bayi lucu dan merawatnya berdua bersama Naruto, bukankah itu hal yang bagus?"
"Jadi Ibu jauh-jauh datang kemari hanya ingin berbicara hal itu?"
"Ibu hanya ingin memastikan keadaanmu dan suamimu."
"Ya beginilah aku, baik-baik saja, tinggal di apartemen mungil ditemani oleh sekumpulan ikan dalam akuarium."
Sakura paham dengan perkataan ibunya.
"Aku disibukkan oleh pekerjaanku saat ini, dan Naruto tak begitu menginginkan seorang anak hadir ditengah-tengah kehidupan kami."
"Kau tidak mandul, kan?" Mebuki berkata frontal seakan sedang menghakimi Sakura
"Apa? Ibu, aku sedang berusaha. Tolong berikan waktu untukku untuk membuktikan." Sakura mencoba untuk bersabar.
"Ya, itu terdengar bagus, setidaknya kau mencoba segala hal dan cara. Ibu malu bila harus berhadapan dengan ibu mertuamu." ujar Mebuki tanpa memperhatikan perasaan Sakura.
Ibu kandung dan ibu mertua tak ada bedanya. Sama sekali tak mencoba memahami dirinya. Apa tujuan pernikahan hanya untuk mencari keturunan semata? Bagaimana dengan pasangan childfree yang banyak ditemukan di negara Eropa. Ingin rasanya dia berteriak sekencang mungkin. Apakah seorang perempuan menikah yang tak kunjung hamil adalah sebuah aib? Rasa stress melanda pikirannya.
Ddrrtt.... ddrrtt...
Ponsel Sakura bergetar. Ada panggilan masuk. Diraihnya benda persegi panjang itu diatas meja makan dan terlihat di layar, nama penelepon adalah Toko Tomat yang tak lain kekasih gelapnya saat ini yaitu Sasuke Uchiha.
"Ma-maaf, aku jawab telepon dulu." Sakura bergegas keluar dari apartemen, dia tak ingin Mebuki mendengar percakapan dirinya.
Sebelumnya, Sakura mengirimi Sasuke pesan karena beberapa hari ke depan tidak bisa bertemu di tempat seperti biasanya. Selain itu Sakura belum bisa memberi jawaban apakah bisa ikut ke Hawai atau tidak. Dia harus mencari alasan yang masuk akal agar tidak dicurigai oleh banyak pihak. Berhari-hari meninggalkan rumah akan membuat Naruto curiga. Sakura layaknya seperti seorang gadis yang sedang dimabuk asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marital Affair
Lãng mạnPLOT : Cerita romansa benar-benar terjadi bahkan ketika sudah menikah. Degupan jantung kian kencang saat berhubungan dengan orang selain pasangannya. . Sakura Uzumaki, seorang ibu rumah tangga yang bekerja part time sebagai kasir di sebuah minimark...