[Chapter 2] Daily Routine

3.6K 263 62
                                    

Marital Affair @ Misa Ozora
This story contains mature and sexual content
Dont Like, Dont Read

Inspirated from Dorama "Hirugao"
.
.
.
.

Dua setengah tahun sebelum masa kini.

"Aku berangkat." pamit seorang pria bertubuh tinggi tegap pada istrinya di genkan. Seperti biasa, dengan suara datar.

"Hati-hati di jalan." balas sang istri ramah dengan tersenyum manis.

Namun senyuman itu langsung lenyap begitu saja dan tergantikan dengan senyum sinis tatkala suaminya menghilang di balik pintu rumah. Dengan memasang wajah jutek , dia menyunggingkan senyum mencibir. "Cih." ucap perempuan berambut hitam itu ketika matanya menatap jelas foto pernikahan mereka di ruang keluarga. Bergerak cekatan dia membereskan peralatan makan di meja, memasukkan baju kotor di mesin cuci serta menyalakan timernya, menyiram tanaman di halaman, membereskan majalah dan buku di ruang santai serta menyiapkan bahan makanan untuk makan malam. Ini adalah rutinitas sehari-hari yang dia jalani. Belanja, memasak, mencuci, setrika dan pekerjaan rumah lain layaknya seorang ibu rumah tangga pada umumnya. Sasuke –suaminya, tidak pulang ke rumah untuk makan siang, pria itu pulang bersamaan dengan waktunya makan malam.

Mereka berdua jarang berkomunikasi bila tidak ada yang perlu untuk dibicarakan. Baik Sasuke maupun Hinata merupakan tipikal orang pendiam, oleh karena itu, Hinata merasa muak karena pernikahannya terasa hambar. Membosankan. Tanpa keharmonisan, tanpa teman bicara, dan –tanpa seks. Mata abu-abunya menatap kearah jam dinding, secepat mungkin dia harus mempersiapkan diri karena sudah ada janji untuk bertemu dengan seseorang. Tanpa disadari, senyumnya mengembang.

.

.

.

Tap..tap..tap...

Bunyi sepatu high heels warna merah beradu dengan jalan setapak menuju mobil sedan yang terparkir rapi di garasi depan rumah. Memakai kacamata hitam, baju mini dan tas tangan yang ber-merk, Hinata mulai membuka gerbang dan mulai mengendarai mobil ke suatu tempat. Hotel.

Aktivitasnya ini sudah berlangsung setahun, pada satu titik kejenuhan dimana dia perlu sebuah pelarian dalam menjalani hidup. Beberapa teman wanitanya merasa iri dengannya karena berhasil mendapatkan rumah mewah, mobil bagus, uang berlimpah setiap bulan dan juga suami tampan. Kehidupannya serba mewah dan mudah untuk mendapatkan kehidupan hedonis namun baginya semua terasa hampa. Hime –nama samarannya di sebuah aplikasi kencan online.

Dia telah memasuki The Westin Tokyo Hotel dan segera memarkirkan mobilnya dengan cara valet. Tempat yang tepat untuk memanjakan diri dengan orang lain. Perempuan itu masuk ke kamar yang telah ia pesan. Melempar tas ke sofa empuk dan berjalan kearah jendela besar yang tertutup vitrase. Matanya memandang mobil yang lewat di jalanan, mereka nampak terlihat kecil, seperti mobil-mobilan yang dimainkan oleh anak-anak. Ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya. Menghampiri pintu untuk melihat orang yang datang. Pintu kayu itu dibukanya sedikit, memperlihatkan wajah seorang pria muda berparas tampan. Mereka berdua saling tak mengenal.

"Hime?" kata yang pertama kali meluncur dari bibir si pria.

Hanya butuh satu kata saja Hinata sudah memahami. "Iya," jawab Hinata sembari membuka pintunya lebih lebar, membiarkan masuk teman kencannya.

Tirai ditarik menutupi seluruh kaca jendela, membuat suasana kamar menjadi redup cahaya. Mereka duduk di sofa dan berbincang santai. Pria itu, yang diketahui bernama Yahiko merupakan pengusaha waralaba yang kini sedang berkembang di Jepang mulai membuka jas kerjanya dan mengendurkan dasi berwarna biru muda. Wangi tubuhnya mampu memabukkan banyak wanita. Mencondongkan tubuh kearah Hinata dan mulai membelai tangan perempuan itu.

Marital AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang