[Chapter 3] Broken Heart

2K 212 48
                                    

Naruto copyright to Masashi Kishimoto

DLDR

Enjoy it!

.

.

.

Suasana pagi disibukkan dengan bersiap diri ke kantor. Memakai dasi dan kaos kaki dengan terburu-buru. Sakura membetulkan dasi suaminya yang agak miring di genkan. Setelah siap, Naruto berpamitan.

"Aku pergi dulu." kata Naruto

"Sampai jumpa, hati-hati dijalan."

"Ah, tunggu. Mama, tolong ambilkan sunscreen." kata Naruto dari balik pintu keluar. "Hari ini cuaca kelihatannya akan sangat terik. Aku tak ingin kulitku terbakar." lanjut Naruto

Sakura kembali ke dalam untuk mengambil sunscreen dalam bentuk tube yang dimaksud Naruto. Mencari-cari diantara banyak obat.

"Yang SPF 50!" teriak Naruto dari luar

Setelah dapat, Sakura lantas menyerahkannya pada sang suami. Naruto mengoleskannya ke seluruh wajah, leher dan tangan. Tingkahnya melebihi Sakura yang notabene seorang perempuan.

"Kau akan pulang cepat hari ini? Tidak mampir minum dulu kan dengan teman-temanmu?" tanya Sakura, tangannya terulur menerima sunscreen yang sudah selesai dipakai.

"Uhm, entahlah. Ada apa?" Naruto balik bertanya

"Aku masih menginginkan bayi." Wajah Sakura merona saat mengatakannya. Dia berkata sambil berbisik, tak ingin ada tetangga yang mendengarnya.

"Oh, begitu. Sudah dulu, ya." Naruto bergegas pergi tanpa memberikan jawaban pasti

Sakura mengamati kepergian suaminya sampai dia lenyap di belokan lift. Tak ada lagi kata romantis yang dulu dia ucapkan, tak ada kata terima kasih saat ekonomi mereka sempat terpuruk dan Sakura harus membantu kerja part time, tak ada ciuman mesra di bibir maupun di kening, tak ada kado saat hari ulang tahun dan tak ada perayaan hari jadi pernikahan. Lima tahun pernikahan berjalan, semuanya menjadi hambar. Naruto seolah tak peduli atau memang ia tidak sensitif pada keadaan rumah tangganya?

Buyar dari lamunannya, Sakura segera membereskan rumah sebelum pergi kerja. Melakukan hal-hal yang sama setiap hari kadang membuatnya jenuh. Ia ingin pergi jauh, melihat indahnya laut, segarnya udara pegunungan di luar Tokyo. Seandainya ada seseorang yang mengajaknya pasti ia akan ikut.

.

.

.

"Bagaimana hasil penyuntingan naskah ini? Lusa adalah batas deadline, tolong segera bereskan," kata seorang pria saat menelepon bawahannya. Tangan kirinya membuka kertas yang penuh dengan coretan. Dia mematikan sambungan telepon ketika sudah selesai. Mengambil map berisi kertas glossy yang menampakkan gambar model. Memilih manakah yang patut dijadikan sampul majalah yang akan segera diterbitkan sebulan sekali.

Menjadi editor harus teliti karena menentukan ketertarikan konsumen pada isi sebuah majalah. Sudah 6 tahun ia menjalani profesi ini. Perusahaan milik keluarga besar Uchiha. Tentunya berbagai kerjasama juga dilakukan pada perusahaan Hyuga, milik keluarga istrinya. Dengan dinamisnya gaya atau style berpakaian masyarakat Jepang, mau tidak mau pekerjaan ini juga mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman.

Orang-orang yang kreatif, menyukai tantangan dan penuh terobosan bekerjasama menciptakan harmonisasi dalam pekerjaan. Gaya berpakaian para pegawai mencerminkan kecintaannya pada busana. Selalu tampil modis dan trendy.

Marital AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang