[Chapter 9] Romantic Relationship (1)

615 86 11
                                    

Pagi yang cukup terik.

Sakura mengayuh sepedanya menuju minimarket tempatnya bekerja. Senyum merekah di bibirnya, entah hatinya sangat gembira sejak kepergiannya dengan Sasuke. Dia pulang sangat larut menunggu hingga hujan reda. Naruto percaya begitu saja saat dia menceritakan berbagai kejadian di pantai. Dia tidak menginap bersama Sasuke karena itu akan beresiko sekali jika Hinata mencurigai Sasuke yang tak kunjung kembali.

Namun dibalik keceriaannya, dia menyimpan rasa bersalah karena telah mengkhianati suaminya. Dia telah tidur dengan pria lain dan bahkan dia sudah menjalin sebuah hubungan terlarang. Baik Sakura maupun Sasuke menutupi hubungan ini. Nomor kontak di ponsel telah mereka ganti menjadi nama lain seperti "Toko Tomat" atau "Pink Jewelry" agar pasangan mereka tidak menaruh rasa curiga. Bahkan saat mereka bertukar pesan atau saling menelepon, riwayat dalam ponsel harus segera dihapus. Bila tak sengaja bertemu, maka harus bertingkah layaknya orang biasa.

"Oh, tolong singkirkan pikiran-pikiran itu, ya Tuhan." Sakura menghela napas selepas memakirkan sepedanya dan beranjak menuju ruang ganti yang terletak di belakang. Sakura masih terbayang dengan sentuhan Sasuke. Dia pikir pria itu terlihat begitu pasif, namun sebaliknya, dia sangat menguasai permainan yang membuat Sakura sedikit kelelahan.

♧♧♧

Sasuke baru saja menelepon seseorang begitu terdengar pintu ruangan diketuk.

"Silakan masuk." kata Sasuke, mata hitamnya memperhatikan siapa orang yang ingin bertemu dengannya karena hari ini ia tak mengadakan temu janji dengan klien atau mitra kerja.

"Istri anda sedang menunggu di depan." ujar sekretarisnya.

"Biarkan dia masuk." jawab Sasuke, tangannya membereskan berkas yang sedikit berserakan diatas meja.

Tak berselang lama Hinata masuk dan duduk didepan meja kerja Sasuke.

"Ada perlu apa datang kemari?" tanya Sasuke tanpa basa basi. Matanya tak menatap wajah Hinata.

"Mengawasimu." jawab Hinata. Raut wajahnya tenang, suaranya lemah lembut.

"Aku bukan anak kecil, pulanglah."

"Aku akan pulang tapi berjanjilah, mulai saat ini jangan datang lagi ke Sunrise."

"Kau tak berhak melarangku." ujar Sasuke dengan nada ketus, matanya bertatapan dengan mata Hinata. "Aku bahkan tak melarangmu pergi kemanapun. Pergilah sesuka hatimu, pergilah dengan siapapun yang kau mau dan tidurlah dengan pria manapun yang kau suka."

"Cukup, aku tak ingin memperpanjang masalah. Hanya itu permintaanku, jangan kau temui Sakura lagi."

"Bukan hakmu untuk melarangku bertemu dan berteman dengan siapapun. Aku tegaskan sekali lagi, tidak ada hubungan apapun dengan Sakura."

"Aku istrimu, berhak sepenuh hati untuk mencampuri urusan rumah tangga ini. Lalu kenapa tadi malam kau pulang sangat larut? Dengan pakaian basah dan ada butiran pasir menempel di baju serta barang lainnya." Hinata menarik napas lalu melanjutkan,"Kau pergi bersama Sakura, bukan? Bersenang-senang dengannya? Aku sudah bertanya pada Naruto kemana istrinya pergi."

"Ooh, jadi sekarang kau berteman baik dengan si rambut kuning itu? Bekerjasama memata-matai kami."

"Aku sudah merasa curiga dengan gelagatmu, Sasuke!" kata Hinata dengan nada penuh amarah. Wajahnya memerah dan tangannya mengepal.

"Ajukan gugatan cerai padaku secepatnya, pernikahan ini tak ada artinya sama sekali bagiku. Sudah berulangkali kutegaskan. Tak ada ikatan denganmu, aku bebas melakukan apapun. Sekarang pulanglah, aku tak ingin membahas masalah pribadi di kantor ini." Sasuke hendak meninggalkan ruangan, namun tangannya diraih dan dicengkeram sangat kuat oleh Hinata.

Marital AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang