Ϲhɑрtеr 45 : mіsі реnуеᥣɑmɑtɑn

33 15 2
                                    

"Mari kembali berbicara dan tertawa seperti dulu, lupakan bahwa kita pernah bersama."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Kevin menelpon anggotanya yang berada di London saat ini. Termasuk kedua inti Red blood.

"Ada masalah apa bos?" Kinan menyomot cemilan pemberian Arlan. Temannya itu terlalu baik jika harus dipanggil teman.

Kevin yang sedang berlari menuju ke bandara berteriak dari arah telepon. "Kalian berdua segera ke Venezuela, ajak anggota yang lain." Ucap Kevin ngos-ngosan. Ia telah berdiri tepat di bandara.

"Untuk?"

Kevin kembali meletakkan ponselnya ke telinga. "Udah pergi aja. Gue bakal nyusul kesana." Jawabnya mematikan sambungan telepon.

Arlan menoleh ke arah Kinan yang sedang panik. "Dari siapa?"

Kinan mencari kontak anggota geng Red blood di ponselnya. "Dari Bos."

"Dia nyuruh kita ke Venezuela sekarang. Gue gak tahu jelasnya bagaimana. Tapi, dia suruh kita bergegas kesana." Lanjut Kinan. Ia mencari jaket kebanggaan Red blood dan memakainya.

Arlan menganggukkan kepala mengerti. Ia dengan segera menggunakan jaketnya.

『••✎••』

Raka menatap jam tangannya. Sekarang jam menunjukkan pukul 16.00 ia harus bergegas ke bandara.

Untung saja bandara itu masih beraktivitas seperti biasa. Tanpa ragu Raka memberikan kode password serta perlengkapan lain, mengurus surat penerbangannya hari ini.

"Bertahan sebentar, Sha." Mohon Raka menuju kearah pesawatnya.

Drrt.. drrt..

Getaran ponsel mengalihkan perhatian Raka. Ia dengan segera mencari ponselnya.

"Perpisahan selama tiga tahun ini membuat hatiku rindu pad-"

"Kalo Lo nelpon cuman ngomong hal itu gue gak butuh. Gak penting." Potong Raka cepat. Kenapa ia harus mengangkat telpon dari temannya ini.

Zacky menggerutu di tempatnya. Dirinya memang merindukan pria itu. Apa Raka tak pernah mengingatnya barang sedikitpun?

"Ka Lo kok-"

"Gue butuh bantuan Lo." Mohon Raka sebelum dirinya benar-benar memasuki pesawat.

Zacky mengerutkan keningnya. Menatap ponsel dan jam bergantian. "Tumben lo-"

"Ck, buruan Lo ke Venezuela gue perlu banget Lo sama si Bintang." Ucap Raka menutup telpon itu sepihak.

"Bin-"

Tut...

"Argh apasih? Ngapain kesana?" Zacky bertanya pada dirinya sendiri. Mengingat ke Venezuela membuang uang dan waktu Zacky tak ingin pergi. Namun, ini pertama kalinya Raka meminta tolong. Pasti ada hal buruk yang terjadi.

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang