Ϲhɑрtеr 48 : Ке Bɑr

34 16 6
                                    

"Sibuk boleh, tapi ingat ada yang bulak-balik cek hp demi sebuah kabar."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Aka 𔘓

| Jaga diri baik baik ya disana.
| Aku gak bisa pantau kamu dari dekat.
| Jangan lupa makan,
| Jangan lupa belajar,
| Jangan dekat cowok lain disana.
| Slamat malam sayang (。˃ ᵕ ˂ *)♡
| Lusa ketemuan, yuk

Memangnya Aka gak ada jadwal? |

| Aku izin sama dosennya nanti,
| Mau, ya?

Iyaa, sayangku |

| Makin sayang deh 💟💟💟

Rasha tak dapat menyembunyikan rasa senangnya melihat pesan Raka. Pria itu bisa membuatnya gila meski hanya mengirim pesan biasa itu.

Ingin rasanya ia menelpon Raka saat ini. Mengingat Inggris dan jepang memiliki perbedaan waktu 8 jam membuat Rasha mengurungkan niatnya. Pasti sekarang pria itu sedang belajar.

Ia mengambil boneka yang diberikan Raka beberapa tahun lalu.

"Tessy, aku kangen sama Aka. Gimana ya keadaan dia disana?" Tanya Rasha pada boneka itu. Ia sangat tahu Tessy tak akan menjawab pertanyaan tak bergunanya, maski begitu ia tetap melakukannya. Ia butuh pendengar yang baik saat ini.

Jam menunjukan pukul 22.11 Rasha kembali menatap Tessy dan membaringkan tubuhnya. Ia mengangkat Tessy "Semangat belajarnya, Aka." Ucapnya sebelum tertidur.

『••✎••』

Tok..tok..tok

"Sha, buka pintunya. Sha." Teriak Kevin dari pintu Rasha.

Merasa terusik dari tidur indahnya Rasha membangunkan dirinya. Menatap jam dan jendelanya bergantian. "Ngapain sih tuh orang." Gumamnya turun dari kasur.

Ia berjalan menuruni tangga dan menghampiri pria itu. "Ngapain sih? Gak liat jam, hah?"

"Lo liat berita grup semalam?" Kevin langsung masuk kedalam rumah tanpa persetujuan pemilik rumah itu.

Rasha menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia baru saja bangun tidur dan disuruh melihat grup sekolah. Dasar, pria gak tahu waktu.

Ia berjalan ke ruang tengah dimana Kevin duduk. Pria itu dengan santainya mengambil cemilan diatas meja.

Rasha menumpu kepalanya menggunakan kedua lengannya pada bantalan sofa. Ia menatap Kevin dengan tatapan mengantuk. "Berita apa sih?"

"Bwerwita twentwang–"

"Telen dulu, anjeng." Rasha menutup mulut Kevin dan menyuruh paksa pria itu menelannya.

"Mmhh, rakhsa." Kevin sekuat tenaga melepaskan tangan gadis itu. Hidungnya ikutan tertutup tau. "Lo mau gue mati?" Tanyanya setelah melepaskan tangan Rasha.

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang