Ϲhɑрtеr 36 : ᥣuᥣus

45 14 4
                                    

"Sabtu
Sayangnya aku mesih untukmu."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Tasya menatap lengannya yang masih di pegang Kevin. Pasalnya Kevin memegang lengannya dengan erat. Mereka menjadi pusat perhatian pengunjung hari ini.

"Epin, mereka liatin kita." Jelas Tasya. Ia berusaha melepaskan genggaman Kevin. Takutnya menjadi pandangan buruk bagi orang yang melihat.

Kevin menoleh ke segala arah, menatap tajam siapapun yang melihat kearahnya. Pengunjung disana kembali berlalu lalang seperti biasa. Tatapan mata itu mengerikan sekali.

"Jawab pertanyaan gue." Mereka saling berhadapan. Mata Kevin menyorot seakan meminta penjelasan apa yang baru saja dilihatnya.

Tasya menunduk dalam, baru kali ini Kevin mengatakan 'gue' padanya. Apakah pria itu membenci dirinya? Padahal ia hanya butuh teman bermain. Ia meremas lengan Kevin yang sedari menggenggam lengannya.

Kevin tau gadis ini sedang takut tapi ia ingin menyelesaikan masalah mereka. Ia mengindahkan hati nuraninya demi egois yang ada pada dirinya. "Napa Lo jalan sama Akbar? Bukannya udah janji beberapa hari yang lalu ga bakal jalan sama tuh orang?"

Gadis itu tetap menunduk tak menatap wajah Kevin. Ia takut melihat wajah pria itu. Melihat tingkahnya saja sudah membuatnya takut.

"Kalo gue nanya liat muka gue. Tinggal dijawab apa susahnya sih? Gue cuman mau Lo jujur." Ia menyentuh pipi Tasya. Mendongakkan wajah itu guna melihat wajahnya.

Mata Tasya berkaca-kaca. Ia menatap Kevin dihadapannya. Tangannya ia gunakan menepis lengan pria itu. "Perlu banget kamu tau?"

"Kalo iya kenapa? Kasih tau cepat. Atau Lo emang ada hubungan sama anjing itu?"

Akbar merasa tak terima dirinya disebut seperti itu. Persetan dengan dirinya yang bersembunyi, Ia berjalan menghampiri mereka. Keempat gadis tadi menahan gerakan Akbar.

"Ck, lo jangan gegabah. Kita liat dulu mereka." Jelas Oliv.

Akbar menepis lengan gadis-gadis itu. Ia sedang kesal sekarang. "Ga liat Lo Tasya nangis? Hah." Ia sangat khawatir.

"Kita juga tau, mending Lo diem. Biarin mereka nyelesain masalah nya." Jelas Viola. Ia jadi geram sendiri. Ingin rasanya memukul Akbar saat ini.

Akbar berdecak malas. "Awas aja kalo Tasya kenapa-kenapa gue tandain Lo semua. Termasuk Lo." Ancamnya.

"Kok gue sih?" Tanya Oliv tak terima. Padahal dirinya tak berbuat apa-apa, tiba-tiba dituduh seperti itu.

Tiara melerai mereka, bisa-bisanya mereka bertengkar disaat sembunyi seperti ini. "Bacot Lo semua mending kalian diem." Cercanya.

Sementara Kaila menyalakan siaran langsung di ponselnya. Ini adalah kejadian langka dan tak boleh dilewatkan. Ia tersenyum miring melihat mereka. "Rasain Lo, Sya."

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang