Ϲhɑрtеr 27 : Arіі іnɡіn mеnɡɑtɑkɑn sеsuɑtu

64 15 2
                                    

"singkat, padat, bangsat."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Nih udah sampe," Raka turun dari motornya. Ia kini menatap Rasha. "Ngapain sih buru-buru ke rumah? Orang ga terjadi apa-apa juga." Lanjutnya menatap pekarangan rumah Rasha.

Gadis itu menaikkan bahu acuh, "mana gue tau. Dah mending lo balik." Sambil mengibaskan tangannya tanda mengusir.

"Nginap lagi dong, kalo boleh di kamarmu." Ucap Raka asal sambil nyengir tak jelas. Sontak Rasha memukul lengan pria itu.

"Lo makin kesini makin cabul anjeng,"

Mendengar itu Raka malah tersenyum tipis. Ia menjulurkan lidahnya tanda menggoda. "Asha sayang, umach umach." Ucapnya semakin merayu Rasha.

Melihat Raka memonyongkan bibirnya sontak saja Rasha mengambil sampah di dekatnya. "Noh cium abis tuh sampah." Rasha tertawa lepas melihat itu.

"Huwek,, apasih, Sha. Gitu amat Lo sama gue." Ucap Raka menampilkan wajah imutnya.

Rasha menjadi jijik melihatnya. "Bersikaplah seperti biasanya kalo ga mau pukulan ini mendarat di perut Lo." Ucapnya menunjukan kepalan lengan.

"Becanda, Sha." Balas Raka dengan nyengir.

Rasha memutar bola matanya malas. "Sana Lo pulang." Dan diangguki Raka. Pria itu masih sempatnya berbalik dan mencium singkat kening Rasha. "Gue pamit ya calon istri."

Rasha diam membeku di tempatnya. Perlakuan Raka akhir-akhir ini membuat hatinya dag-dig-dug. Pipinya memerah dan menatap punggung Raka yang sudah menjauh dari sana. Ia baru saja menyadari sesuatu hal yang baru saja terjadi.

"RAKA.." teriaknya sampai membuat Akbar keluar dari rumahnya.

Akbar berlari menyebrang jalan menghampiri Rasha. "Lo napa sih, Sha? Teriak-teriak begitu, bikin orang kaget aja." Jawabnya. Tadi ia tidur sebentar, oh ralat baru saja tadi memejamkan mata ia sudah mendengar teriakan membahana Rasha. Memang luar biasa.

Rasha malah menampilkan giginya. "Reflek." Jawabnya berjalan masuk kedalam rumah.

Akbar menggelengkan kepala mengikuti gadis itu. Karena telanjur keluar dari rumah ia memutuskan berkunjung ke rumah Rasha. Masakan gadis itu ternyata enak juga.

Tak jauh dari sana muncullah Tasya dan Kevin dengan mengendarai sepeda. Mereka berdua bercanda ria disana.

"Makasi, Epin." Tasya turun dari sepeda itu. Ia tersenyum menatap Kevin.

Kevin tak dapat menahan senyumannya. Ia tersenyum simpul sambil mengacak rambut Tasya. Kepala gadis itu sudah menjadi tempat kesukaan tangannya.

"Masuk gih, aku pamit dulu." Tasya mengangguk singkat. Ia menatap punggung Kevin menghilang dari pandangannya. Kemudian masuk kedalam rumah.

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang