Naruto tengah sibuk dengan laptopnya. Dirinya sesekali menatap jengah kedua sahabatnya disana, Sai dan Kiba. Sejak Naruto datang ke kantornya, kedua sahabatnya itu sudah duduk di sofa ruangan kerjanya. Namun, sudah limabelas menit berlalu keduanya memilih bungkam.
Akhirnya Naruto menggeram kesal, "Ada hal apa sampai kau menyempatkan diri kemari ditengah kesibukanmu, Kiba?" Kiba yang mendapatkan pertanyaan itu berdiri dari duduknya dan menggaruk tengkuknya kikuk. Jujur saja, dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan informasi ini kepada Naruto.
"Katakan, aku tidak suka hal berbelit" final Naruto.
Saat Kiba tepat berada dihadapan Naruto, dia menatap pria itu.
"Ayah Hinata dan beberapa anak buahnya terbunuh" Jemari Naruto yang sebelumnya lancar menjamah keyboard laptop kini terhenti. Mata biru lautan miliknya berkilat menatap Kiba.
Kiba tahu tanpa Naruto mengatakannya. Naruto menginginkan penjelasan darinya.
"Aku sedang menyelidiki kasusnya..." Kiba melirik sekilas jam tangan miliknya.
"... setengah jam lagi aku harus berada di lokasi kejadian. Mencari sisa-sisa bukti" setelah memberikan penjelasan tersebut, Kiba menunggu tanggapan Naruto. Namun lima menit sudah dirinya menunggu, Naruto masih bungkam. Kiba melihat kedua tangan pria itu mengepal erat.
"Aku tidak memiliki waktu lagi" ucap Kiba. Setelah itu, dirinya melangkah meninggalkan ruangan Naruto. Dia juga berpamitan dengan Sai.
Namun, saat hendak menutup pintu ruangan Naruto. Kiba menghentikan langkahnya dan kembali berbalik menatap Naruto.
"... aku tidak tahu ini penting bagimu atau tidak. Tapi yang aku dengar saat itu, Sakura mencoba mempengaruhi Hinata jika kau yang membunuh Ayahnya" setelah mengucapkan kalimat itu, Kiba benar-benar menutup pintu itu dan pergi dengan langkah yang dipercepat.
Setelah kepergian Kiba, Sai juga hendak pergi dari sana sebelum suara Naruto menahannya.
"Sai, kirimkan aku alamat rumah Hinata" titahnya.
"Sudah kukirim setengah jam yang lalu melalui emailmu" setelah mengatakan itu, Sai meninggalkan ruangan Naruto.
Dengusan Naruto terdengar, "Seakan dia tahu apa yang akan ku lakukan di masa depan..." decihannya kesal karena Sai selalu saja mengetahui apa yang akan Naruto minta padanya.
♧♧♧
Kiba menghampiri Hinata. Dirinya langsung tahu tanpa bertanya dengan anggota inspektur lainnya karena dirinya pernah melihat sekilas wajah itu saat Sai berhasil membuat match dengan Naruto. Sebenarnya dirinya saat itu tidak tahu wajah wanita bernama Hinata itu karena Naruto langsung merebut ponselnya. Tetapi Sai dengan berbaik hati mengirim foto Hinata padahal tidak penting juga baginya.
"Hyuuga-san, benar?" Kiba bertanya pada Hinata. Hinata mengangguk sebagai jawaban.
"Bisa ikuti saya sebentar. Saya memerlukan anda untuk menjawab beberapa pertanyaan. Mari ikuti saya" akhirnya Hinata mengikuti Kiba dan meninggalkan Sakura.
♧♧♧
Sebenarnya tidak benar-benar seluruh polisi pergi dari sana. Kiba yang memiliki pangkat sebagai kepala inspektur itu masih berada di kediaman Hinata. Memastikan beberapa hal agar tidak terlewatkan.
Setelah dirinya memastikan tidak ada sesuatu yang terlewatkan maka Kiba berniat menghampiri beberapa anak buah mendiang Hiashi Hyuuga untuk berpamitan. Namun, saat Kiba sampai di dalam rumah itu, dirinya mendengar beberapa hal yang menarik.
"... Jauhi Namikaze itu, dia tidak baik untukmu. Nyawamu bisa dalam bahaya jika kau terus berhubungan dengannya"
"Kau mengenal Naruto?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating App [END]
RomanceKetidaksengajaan Hinata menggeser layar ponselnya ke arah kanan pada aplikasi dating membuat dirinya bertemu dengan pria misterius.