15

1.4K 158 2
                                    

"Apa tawaranku kurang menarik?" Pertanyaan itu muncul dari mulut Naruto.

"Seharusnya di berkas ini kau hanya perlu mengatakan. Aku menginginkan penjagaan dan filter penuh dari Kepolisian" ejek Kiba saat dirinya telah selesai membaca tawaran yang diajukan oleh Naruto.

Naruto terkekeh kecil, "Ini menguntungkan untukmu, Kiba. Aku akan memastikan sendiri jika kali ini kau bisa menangkap si Haruno itu"

"Dengan bantuanku kau tidak perlu lagi khawatir jika ada petinggi-petinggi yang menghambat dirimu untuk menangkap Haruno. Kau tidak ingin tiga tahunmu terbuang sia-sia bukan?" Kalimat Naruto membuat Kiba mendecih kesal.

"Memangnya apa alasan yang bisa kau berikan jika aku bertanya, kenapa kau membutuhkan bantuan kepolisian?" Tanya Kiba.

"Mudah saja. Aku ingin bisnisku lancar. Jika terjadi sesuatu yang merugikan diriku, maka aku langsung dapat melimpahkannya kepadamu. Bukankah itu tawaran dengan keuntungan limapuluh dibanding limapuluh?"

Kiba mengangguk paham dengan apa yang Naruto jelaskan. Sebenarnya tawaran Naruto tidak terlalu memberatkan kepolisian juga jika dipikir dengan baik-baik.

"Baiklah, aku akan menandatangi ini. Tapi sebelum itu, kau harus menjelaskan apa rencanamu" ucap Kiba pada Naruto.

"Aku akan mempertaruhkan uang yang besar kali ini. Aku ingin membeli Hyuuga Hinata dengan penawaran yang besar" seringai itu muncul diwajah Naruto.

"Kau gila?! Wanita itu bukannya sahabat si Haruno? Apa dia akan menjualnya begitu saja, bodoh?!"

Walaupun umpatan Kiba dilayangkan pada Naruto, senyum pria itu tetap terpatri diwajahnya.

"Kau tidak tahu istilah ini?"

"Apa?" Tanya Kiba malas.

"Uang bisa membeli segalanya. Termasuk harga dirimu"

"Sialan!" Umpat Kiba.

♧♧♧

Naruto tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu. Setelah dirinya menceritakan seluruh rencananya untuk menangkap Sakura, Sai dan Kiba malah asik mengamati ponsel Naruto. Terlebih lagi Sai yang sedari tadi mendesah kesal karena tidak ada yang ingin match dengan Naruto. Ya benar, mereka berdua sedang mencarikan calon istri untuk Naruto melalui aplikasi kencan.

Naruto lebih baik menikmati kopinya dengan memandang langit malam di balkon kamarnya daripada mengurusi dua pengganggu itu.

"Sudah berapa lama kau memainkan itu?" Pertanyaan Kiba yang ditujukan pada Sai.

"Tiga hari. Dan selama aku memainkan aplikasi ini. Tak ada satu wanita pun yang mau match dengannya. Semuanya menolak" Kiba terkekeh. Tawanya mengejek setelah mendengar kalimat Sai.

"Coba lihat saja profilnya. Mana ada yang ingin berkencan dengan brandalan seperti dirinya. Bahkan jika ditulis pada biodatanya dia seorang pemilik perusahaan Namikaze saja para wanita akan berpikir bahwa dia seorang penipu gila"

"Sialan" umpat Sai. Kemudian mereka berdua tertawa. Sai melirik Naruto dari ekor matanya, ternyata pria itu tetap santai walau mereka mengejeknya.

"Daripada kau kesulitan mencari calon istri untuknya karena bibi Kushina ingin Naruto segera menikah. Kenapa tidak kau kenalkan saja teman istrimu itu, siapa namanya?" Tanya Kiba pada Sai.

"Teman Ino yang mana?"

"Yang itu, si rambut pirang sama seperti milik istrimu" jawab Kiba menjelaskan.

"Maksudmu Shion?"

"Iya, benar. Shion bukannya wanita biasa bahkan beberapa anak buahku saja mengidolakannya. Dia cukup terkenal di kalangan anggota kepolisian karena sering mengikuti acara sosial" Kiba mengangguk membenarkan dugaan Sai dan menjelaskan sedikit tentang kepopuleran wanita itu.

"Sudah tapi brandal itu mengacaukan segalanya" jelas Sai dengan memijit pelipisnya saat mengingat kejadian itu.

"Apalagi yang dia lakukan?" Tanya Kiba seperti terbiasa dengan kelakuan Naruto.

"Dia datang dengan pakaian berlumuran darah saat akan bertemu Shion. Aku tidak habis pikir dimana otaknya. Ino sampai memarahiku dan mengusirku dari rumah karena telah mempermainkan temannya" Kiba menggeleng prihatin mendengar cerita Sai.

"Dia harus diberi piala oscar untuk bakat aktingnya itu" ucap Kiba dengan gestur bertepuk tangan.

"Dia akan kalah jika beradu akting dengan Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke"

"Sialan!" Kiba mengumpat saat Sai mengingatkannya kembali bahwa dirinya disini bukan untuk bermain, namun untuk membicarakan hal penting mengenai rencana mereka. Rencana penangkapan Sakura. Sejenak ia lupa.

"Saking asiknya mengejekku kau sampai melupakan tujuanmu kesini?" Sindir Naruto yang tak jauh darinya. Kiba mendecih.

Saat Kiba hendak beranjak dari duduknya, tiba-tiba Sai berteriak seakan terjadi hal yang besar.

"Apalagi, Sai?" Tanya Kiba.

Sai memperlihatkan layar ponsel Naruto padanya. Seketika matanya melebar sempurna.

"Gila! Setelah sekian lama ternyata ada wanita yang datang dengan sendirinya" Ungkap Kiba. Sai dengan cepat meletakkan jarinya dan menerima match daru wanita yang ada di aplikasi kencan milik Naruto.

Kiba dan Sai yang tengah sibuk membaca dan mencaritahu mengenai wanita yang baru saja match dengan Naruto membuat Naruto kesal. Berisik sekali dua manusia itu.

Namun saat Sai mengucapkan nama wanita itu, entah kenapa tiba-tiba dirinya tertegun, hatinya juga menjadi sedikit tenang. Hanya dengan mendengar nama itu.

Hyuuga Hinata.

Saat Sai akan menunjukkan foto profil milik Hinata, wanita yang match dengan Naruto. Naruto langsung merebut ponselnya dan menatap mereka berdua dengan tatapan tajam.

Dan akhirnya pertengkaran diantara ketiganya terjadi. Naruto mengancam Sai dan Kiba untuk pergi dari sini sebelum dirinya mengusir kedua sahabatnya itu.

Naruto akhirnya dapat bernapas lega saat kedua sahabatnya hendak pergi dari kamarnya, sebelum Sai akhirnya menyadari sesuatu.

"Aku baru saja tersadar" gumam Sai yang mendapat tatapan penasaran dari Kiba.

"Apa?"

"Sejenak aku terlena..."

"Katakan saja, jangan berbelit" kesal Kiba.

"Wanita itu, Hyuuga Hinata. Wanita yang menjadi terget kita"

"Bodoh" gumam Naruto saat mengetahui bahwa kedua sahabatnya ternyata baru menyadari siapa wanita yang sedari tadi mereka bicarakan.

Naruto akhirnya meninggalkan Kiba dan Sai yang masih berdiri mematung diambang pintu kamar Naruto. Entah apa yang mereka pikirkan sampai-sampai tidak segera beranjak dari kamarnya. Sedangkan Naruto kembali duduk di balkon dan sesekali menikmati kopinya.

Dirinya memandang layar ponselnya lama. Mengamati wajah seorang wanita yang entah mengapa membuat hatinya teduh.

"Hinata Hyuuga ya..." sudut bibirnya terangkat tanpa dia sadari.

























"Sepertinya setelah rencana penangkapan Haruno selesai, target selanjutnya adalah dirimu"

"Aku harus mendapatkanmu"
























To be continued

Dating App [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang