Part 11

287 0 0
                                    

***

Tante Lin menatap tajam ke arah wanita muda berseragam SMA yang ada di hadapannya sorot matanya penuh amarah ia tak banyak bicara , di genggamannya terlihat sebuah lembaran buku dengan deretan angka berwarna merah .

Sambil menghela nafas panjang ia meneguk wine matanya tertutup sekejap ia merasakan amarah sudah berada di pucuk ubun-ubun kepala dengan emosi yang sudah tak terbendung lagi gelas wine tersebut ia lemparkan ke arah vas bungan di atas nakas samping wanita muda tersebut duduk .

Prang..

Suara nyaring pecahan beling itu menggetarkan seisi ruangan para asisten rumah yang sedang bekerja tersentak kaget dengan suara keras tersebut , mereka khawatir bila Sang Nyonya Besar melakukan hal yang tidak baik kepada sang Nona muda .

Ada sekitar 10 asisten rumah yang bekerja dengan Tante Lin termasuk salah satu sopir pribadi dan diantaranya adalah Mbak Minah .

" mbak minah mau kemana? " tahan Ratih saat Minah hendak pergi melihat keaadaan

" saya mau lihat apa yang terjadi "

" sudahlah mbak minah jangan ikut campur urusan nyonya, nanti ketahuan kita juga yang kena "

" betul itu mbak " ucap asisten lainnya serentak dengan nada memperingati

" ah sudahlah saya terlalu kepo dan takut kalo nona muda kenapa-kenapa "

Tak menghiraukan himbauan rekannya Mbak minah dengan beraninya mengintip apa yang sedang terjadi di balik pintu ruangan besar tersebut sedangkan asisten yang lainnya ikut khawatir bila mereka juga menjadi sasaran amukan Tante Lin selanjutnya .

Suasana di ruangan semakin tegang Tante Lin menutup buku tersebut dan menyimpannya dengan kasar ke meja .

Di buku tersebut tertera sebuah nama , bernama MARINA RAHARJA , rupanya apa yang dilihat tante Lin hingga membuatnya geram adalah buku raport milik Marina yang tak lain adalah putri kandungnya sendiri .

" Marina Raharja sudah berapa kali saya bilang sama kamu tolong perbaiki nilai kamu nak ! " ucap Lin geram

" aku udah berusaha untuk memperbaiki nilai kok ma " ucapnya enteng

" mana hasilnya? Kamu belajarpun jarang ! memang kamu pikir mama tidak tau kelakuan kamu setiap hari? "

" tau darimana mama ? Kayak yang tau kegiatan aku langsung aja "

" walaupun Mama tidak setiap hari perhatikan kamu tapi mama tau ! "

" halah tau juga masih dari kata orang , mama tau apa tentang keseharianku ? Tau dari Mbak Ratih yang selalu laporan dan asisten yang lainnya atau gak Mbak Minah atau juga dari Pak Bayu ? Iya kan Mama tau kondisi aku hanya lewat perantara mereka doang kan ??? " ucap Marina dengan nada emosi .

" hei Marina jangan terlalu congkak sopan sedikit ketika berhadapan dengan saya ! " tegasnya

" aku bukannya congkak ataupun tidak mau menurunkan dagu , hanya saja aku kesal kepadamu ma ! "

" lalu apa yang kamu mau Marina ?? Saya hanya ingin kamu menjadi wanita berpendidikan yang tidak bodoh ! Saya tidak mau kamu sama seperti anak- anak buah saya ! " suaranya yang tegas dengan perlahan lirih

"Aku tau mama juga jual teman-temanku lalu untuk apa mama berharap aku pintar bukankah mama senang dengan wanita- wanita bodoh ? Karena dengan merekalah bisa membuatkan Mama seperti ini ? "

" beraninya kamu berbicara seperti itu , kamu pikir kamu tinggal dan makan dari uang hasil apa? Lancang sekali kamu punya mulut! Dan untuk teman-temanmu itu mereka sendiri yang manjajakan diri mereka kepada saya , saya tidak pernah mengajak siapapun kecuali mereka sendiri lah yang datang kepada saya ! "

Marina terus terisak ia merasakan kekecewaan yang teramat dalam kepada ibunya , ia merasakan benci malu dan kecewa menjadi satu , perasaannya berkecamuk air matanya berderai tanpa henti .

Disisi lain Lin pun ikut tersiksa ia tertegun dengan ucapan anak semata wayangnya tersebut . Ia menyadari kini Marina semakin dewasa ia semakin mengerti akan konflik kedepannya seperti apa , Namun Lin mencoba bersikap tegas ia tak mau terlihat rapuh dan terus menampakan sikap acuhnya .

" saya sayang sama kamu ! Kamu sudah menyadarinya nak maka dari itu Mama hanya ingin kamu belajar menjadi wanita mandiri yang berpendidikan ! Mama juga tidak ingin darah daging Mama sendiri menjadi seperti jalang peliharaan Mama !"

Raut wajahnya masih menyimpan kesedihan teramat dalam namun Marina bisa apa ia hanya bisa melihat wanita itu berlalu meninggalkan ia sendiri di ruangan sebesar ini .

Mbak Minah yang sedari tadi menguping percakapan majikannya pun ikut kaget dengan apa yang sebenarnya terjadi selama ini .

Pasalnya ia hanya mengetahui bahwa sang Nyonya adalah seorang wanita karir yang super sibuk dengan urusan kantornya namun siapa sangka dibalik kesibukannya selama ini ada fakta yang baru saja terkuak detik ini .

" jadi selama ini Nyonya Lin adalah seorang mucikari " gumam Minah dalam hati seakan tak percaya

Bagaimana ia tak menyangka sebelumnya , mengenal Lin adalah pribadi yang dikenal cukup strict dan protectif terhadap anak gadisnya tersebut .

Setiap hari para asisten harus laporan kegiatan apa saja yang dilakukan marina termasuk pada saat sekolah sedari marina TK .

Hanya baru-baru ini saja semenjak Marina SMA Lin memperlonggar aturannya dan wajar saja jika perolehan nilai Marina kurang baik .

Karena Lin berpikir ia tak mau mengekang anak gadisnya tersebut ia sadar lambat laun waktu akan memberitahunya .

Namun tindakan Lin tersebut membuat dirinya sendiri blunder , sebagai seorang orang tua apalagi ia menjadi orang tua tunggal tentunya Lin tidak mau anaknya kenapa-kenapa mengingat Marina adalah seorang anak gadis rasa khawatir seorang ibu terhadap anak gadisnya sangat wajar .

Namun disisi lain ia pun sadar akan dirinya dan profesinya apa , ini menjadi pisau bermata dua bagi Lin .

Namun Lin selalu berharap yang terbaik untuk Marina , tidak ada orang tua mana pun yang menginginkan anaknya rusak sekalipun anak seorang pelacur .

Nona Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang