ws part 11

2.2K 120 4
                                    

"Thana! Thana! Gw mau itu! Pwiss beliin gw itu!" Seru satang menarik narik ujung baju winny dengan tangan satunya menunjuk kearah pedagang cumi bakar.

"Ga modal lo!" Ujar winny datar.

"Pwiss beliin yah? Janji deh nanti lo bisa minta apa pun yang lo mau ke gw!" Satang menatap penuh harap kearah winny.

"Yaudah, sono beli semau lo aja." Jawabnya menyerahkan duit 100 bath.

"Tunggu sini, nanti gw beliin buat lo juga" Ujarnya sebelum pergi meninggalkan winny sendirian.

Pasar malam kali ini, begitu ramai pengunjung. Mungkin karena sekarang malam minggu, banyak juga sepasang kekasih sedang memadu kasih di tempat seperti itu.

Kebetulan letak pasar malam berseberangan dengan kafe, tak mau seperti bocah dungu, winny memilih menunggu di kafe saja. Dan mengirimkan pesan kepada satang , posisinya berada.

10 menit kemudian

"Thana! Liat! Gw dapet segini dong! Banyak banget kan? Ohh iya, nih gw beliin buat lo cumi bakarnya" Seru satang tiba tiba, membawa beberapa kantung kresek di tangannya.

"Abis lo segitu?" Tanya winny menatap pesanan satang.

"Abislah!" Jawab satang mantap.

Sekitar jam 11 kurang, mereka pulang ke rumah winny dikarenakan satang yang mulai mengantuk.

Jalanan masih ramai, bahkan beberapa lampu tampak enggan untuk padam. Banyak orang orang yang berlalu lalang, hanya sedikit saja lampu lampu yang berasal dari toko yang sudah tutup.

Sesampainya dirumah, bukannya mengantuk mata satang malah kembali segar, tidak ada rasa kantuk lagi yang hinggap di matanya itu.

"Thana, kok gw ga ngantuk yah?" Heran satang mengerutkan dahinya.

"Mana gw tau" Cuek winny melangkahkan kakinya ke dapur, berinisial mengambil minum di kulkas.

"Bagi dong!" Pinta satang merebut air bekas winny minum dan meneguknya hingga tandas.

"Itu gelas bekas gw, harusnya lo pake yang lain!" Tegas winny menatap satang yang mengelap mulutnya dengan tangannya.

"Gapapa elah, lagian nanti juga bakal jadi kebiasaan, kita kan dah di jodohin" Jawab satang sekenanya.

Bukannya menjawab, winny malah mendekatkan dirinya kearah satang dengan pandangan yang sulit diartikan dengan senyuman tipis.

"Berarti gw bakal terbiasa nyentuh benda kenyal ini" Ujar winny mengusap bibir satang pelan.

Seolah di sihir, lidah satang seketika keluh susah untuk berbicara bahkan jika dipikirkan mungkin mukanya sudah merah padam seperti kepiting rebus.

Tanpa diduga, winny langsung mengangkat tubuh satang dan dibawanya kedalam kamar. Sesampai di dalam, Winny langsung menduduki satang di pangkuannya dan mengambil laptop.

"Cepet lo koreksi!" Cetus Winny tanpa menurunkan satang dari pangkuannya.

"Dalam posisi kek gini?" Tanya satang, sungguh bisa ditebak pasti wajahnya sudah seperti udang rebus.

"Ck! Banyak tanya lo!" Winny menutup mukanya dengan satu tangan.

"Kalo gw ngerti, gw juga ga bakal banyak tanya Lo thana!" Jelas satang sedikit menekankan kata terakhir.

Dalam hitungan detik, tubuh satang dibalikkan kebelakang berhadap hadapan langsung dengan winny dalam posisi yang sama.

"L-lo mau ngapain?" Tanya satang sedikit gugup.

"Ngasih lo hukuman kecil" Jawabnya datar.

Tanpa hitungan detik, tangan winny meraih tengkuk satang dan mendekatkan nya pada wajah winny, sehingga bibir keduanya bertemu.

Winny menahan posisi mereka tanpa niatan untuk bergerak, matanya menatap intens wajah satang dengan dekat, matanya tertutup enggan untuk membalas tatapan angkasa.

Sebuah lumatan kecil namun lembut, winny lakukan kepada satang. Menggigit kecil bibir bawah bryan, membuat sang empu langsung membuka mulutnya.

Lidahnya masuk kedalam mulut satang, mengobrak abrik didalamnya tanpa adanya pergulatan lidah. Mungkin dalam bahasa isyarat winny melakukannya sapaan terhadap mulut satang.

Merasa nafasnya berkurang, satang mendorong sedikit tubuh winny untuk menyudahi aktivitas tersebut, mengerti dengan dorongan yang di berikan satang, winny langsung melepaskan pangutan keduanya.

"Hahh... Hah... Gila lo!" Maki satang, meraup oksigen dengan rakus.

"Masih ada rasa bakso bakar di lidah lo!" Celetuk winny seolah tidak melakukan apapun.

"Yakan, tadi gw abis makan bakso bakar! Lo juga masih ada rasa bakso bakarnya!" Seru satang tak mau kalah.

"Its oke lah, bibir lo manis juga.." winny menatap kearah satang dan melanjutkan perkataan nya.

"Jangan sampe ada yang ngerasain bibir lo selain gw." Lanjutnya.

"Dih, tanpa lo suruh pun gw kaga mau lah. Tapi gw ga yakin sama bibir lo, mungkin lo ngasih bibir lo ke cewe lo kan?" Tanya satang dengan pandangan sinis.

"Fitnah lo!" Winny merasa jengah mendengar satang terus menuduhnya mempunyai seorang pacar.

"Udah ahh, gw mau cuci muka dulu, lo yang koreksi aja! Sekalian gw pinjem baju tidur lo!" Satang berdiri dan berlalu pergi ke kamar mandi meninggalkan winny kembali.

Setelah selesai mencuci muka dan menganti pakaian dengan baju tidur, satang mendapatkan winny sedang bersantai dengan memainkan ponselnya di atas kasur.

"Heh thana! Lo udah selesai koreksi tuh makalah?!" Sewot satang menatap kesal kearah winny.

"Udah, bahkan udah gw kirim ppt nya ke abang fotokopi, besok diambil" Jelas Winny singkat.

"Lah, tapi kan kata penutupnya belum!" Seru satang panik, meremas rambutnya sendiri karena panik.

"Lo kek bocah kesetanan, udah gw selesain!" Ketus winny.

"Syukur deh, panik gw tadi" Ujar satang menghela nafas lega.

"Eh, ini baju lo gaada yang kecil apa? Liat nih, kegedean di gw, ini aja tangannya gw lipetin dikit" satang menunjukkan pergelangan tangan baju yang dilipat kepada winny.

"Tubuh lo aja kek kuman, kecil." Sahut winny datar.

"Apa lo bilang?! Heh, gini gini gw bisa dapetin cewe yeh! Bahkan lebih gantengan gw daripada lo" Pede satang menyibakkan rambutnya ke belakang, memperlihatkan jidatnya.

"Pede lo bocah!" Hina winny setelah melihat satang dari bawah ke atas.

"Badan lo malahan kek modelan cewe cewe kurus yang gaada TT sama pantatnya, datar" Komentar pedas winny berhasil membuat wajah satang mengerucut kesal. Menggertak giginya gemas.

"Terus kenapa kalo badan gw kek cewe? Bagus dong gw bisa cobain baju cewe yang memperlihatkan lekuk tubuh gua" Tantang satang tersenyum sinis.

"Sekali lo buat kek gitu, gw hajar lo sampe masuk UGD!" Ancam winny menatap tajam kearah satang.

Satang seketika dibuat bungkam, apakah Winny mulai menyukai nya? Ini terasa bukan seperti winny yang biasanya, malam ini winny begitu posesif, entahlah biarkan semuanya berlalu tanpa ada gangguan.

Tetapi perkataannya semakin pedas saja, seperti bon cabe level 1000. Semoga aja winny mengurangi sifat minusnya itu, dan sedikit lembut kepada satang. "Kan dijodohin" Kata satang di setiap dialog.

_________________________________________
Jangan lupa vote nya ya mommy

hate turns to love 🔞 I Winnysatang ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang