ws part 16

2.3K 124 0
                                    

Setelah sesampainya di sekolah, winny dan satang pun berjalan beriringan. Biasanya satang akan merasa di belakang winny satu meter, tapi kali ini keduanya tampak sejajar saat berjalan berdampingan.

"Ada apaan nih? Tumben banget winny jalan bareng satang"

"Mereka bukannya kayak musuh yah? Tumben ga gelud atau bacot"

"Kyaaa! Kapal baru gw nih!"

"Fikss, mereka serasi banget woy! Jiwa fujoshi gw meronta ronta"

"Satang ayok tukeran posisi, kapan kapan lagi gw bisa berdampingan sama cogan di sekolah"

"Yang satu cute yang satu cool, pilih sambil merem juga gabakal nyesel gw"

"Mak pengen salah satunya!"

Berbagai bisikan tentang dirinya dan winny, membuat satang sedikit tidak tenang. Tangannya terulur untuk menarik ujung almamater yang winny gunakan.

"Kenapa?" Tangannya saat merasakan tarikan di ujung almet nya.

"Orang orang pada ngomongin kita, pada kenapa sih?" Tanya satng mengerutkan keningnya.

"Cuek aja" Ujarnya.

Mendengar hal itu, satang pun segera buru buru pergi ke kelasnya yang sebentar lagi sampai. Winny memang mendengar bisikan bisikan tadi, tetapi dia memilih untuk mengabaikan nya.

"Napa lo? Sakit?" Tanya ford saat melihat satang datang ke kelas dan langsung menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Kaga" Sahut satang singkat.

Mendengar hal itu, ford pun hanya ber 'oh' ria saja dan fokus kembali ke ponselnya. Dirinya sempat melihat winny datang dan langsung duduk di bangkunya. Tapi dia tak peduli.

Singkat cerita, bel masuk berbunyi dan guru bahasa Indonesia, bu godji sudah masuk ke kelas.

"Selamat pagi anak anak, hari ini kita akan mempelajari materi tentang puisi, silahkan dibuka buku catatannya dan mulai menulis" Jelas singkat bu godji dan segera menulis di papan tulis.

Satang mulai mencatat materi yang ditulis oleh bu godji didepan, sedangkan winny malah terlihat tidur dengan tenang tanpa menghiraukan kehadiran bu godji.

"Bukannya nulis malah molor nih si thana, untung pinter lo, kalo kaga udah dikeluarin oleh pihak sekolah" Celoteh satang.

"Tinggal nulis, susah lo!" Sahut winny tanpa mata terbuka.

'Njirr kedenger si thana lagi' batinnya berbicara.

Saat bu godji mulai menulis kembali, terlihat di papan tulis tertulis 'latihan' tentunya hal itu membuat satang sedikit lesu, karena tidak tahu jawabannya apa.

"Thana, thana, thana" Panggilnya kepada teman sebangku nya.

"Hm" Hanya deheman yang terdengar.

"Jawaban nomor 1 apa? Soalnya, apa pengertian gurindam?" Tanya satang kepada winny.

"Jenis puisi yang berbentuk karya sastra, berbentuk sajak. Setiap bait hanya memiliki 2 dengan rima a-a" Jelas winny masih dengan posisi awalnya.

"Oke oke, bentar" Satang segera menulis jawaban yang di katakan oleh winny kepadanya.

"Terus, jawaban no 2? Soalnya, sebutkan judul contoh puisi kontemporer?" Tanya satang kembali.

"Janji ya janji di janji, shanghai, amuk, batu, pot, sepisaupi" Sebut winny

Teruslah seperti itu, sampai sampai bel istirahat berbunyi. Mendengar hal itu tentunya membuat satang bernafas lega, meskipun pertanyaan dari bu godji sudah terjawab di buku tulis.

"Woy satang! Winny!" Panggil gemini yang mengangkat tangannya melambai lambai.

"Ehh, itu ada gemini sama fourt. Ayok kesana!" Ajak satang menarik tangan winny untuk menghampiri mereka berdua.

"Widihh, tumben banget berdua. Sesuai di fanbase sekolah" Cetus fourt saat keduanya sudah duduk.

"Lah, emang ada apaan di fanbase sekolah?" Tanya satang kepo.

"Lo sama satang lagi jadi bahan pembicaraan warga sekolah tau, nih liat" Fourt pun menyodorkan ponselnya memperlihatkan postingan baru fanbase sekolahnya.

'Anjirr! Kerjaan siapa itu weh?!' batinya bergumam.

"Gausah dipikirin, cuek aja bro!" Hibur gemini saat melihat ekspresi satang yang berubah.

"Ehh, tolong bantuin bilang ke adminnya suruh hapus dong, gw gamau jadi bahan omongan anak anak" Pinta satang kepada gemini dan fourt.

"Waduhh, kita aja kaga tau siapa adminnya cuy, kalo tau juga udah kita labrak duluan" Jelas fourt seraya menyeruput jus stroberi nya.

'Buat admin fanbase sekolah, ini bisa dibicarakan baik baik secara musyawarah' batinya berkata dengan sesabar mungkin.

"Udahlah, paling besok juga udah ilang topiknya" Ujar fourt

"Tuh, si winny aja diem bae" Menunjuk kearah winny yang sibuk menatap hpnya.

"Bawa santai aja bro!" Seru gemini dan fourt bersamaan.

"Cuakkss!" Sahut satang memutar bola matanya malas.

Dirinya agak kesal, kenapa harus dirinya dan winny yang menjadi topik pembicaraan warga sekolah?. Setelah di amati oleh satang, semua murid yang ada dikantin pun selalu melihat kearah nya dengan berbagai tatapan.

Lebih anehnya lagi, saat melihat winny yang terlihat baik baik saja. Seolah hari ini tidak terjadi apa apa. Sungguh mengesalkan.

Singkat cerita, saat pulang sekolah wajah satang tetap saja ditekuk membuat winny yang berjalan di sampingnya mulai risih.

"Lo napa sih?" Tanya winny menahan kesalnya.

"Lo ga kesel apa sama rumor yang beredar?" Tanya balik satang menghentikan langkahnya, winny pun jadi ikut berhenti.

"Lo kesel?" Tanya winny menarik tangan satang untuk ikut dengannya kearah paskiran.

"Iya lah, mana ada komen yang aneh aneh lagi. Katanya ada yang bilang gw ga pantas jalan sama lo, gw manfaatin lo, cuma nguntungin doang, mau cari muka lah" Celoteh satang sambil menunduk.

Jika dilihat lihat posisi mereka saat ini itu, winny yang menggenggam tangan satang untuk ikut dengannya kearah parkiran dan satang yang terus menunduk mengikuti langkah winny.

"Udah ngomongnya?" Tanya winny setelah beribu kata, celotehan dari satang terus keluar hingga sampai parkiran.

"Hm" Gumam satang sedikit lesu.

"Lemah" Celetuk winny menatap wajah satang yang tertunduk. Mulailah terdengar isakan kecil masuk kedalam telinga winny.

Winny memutar bola matanya malas, bagaimana pemuda di hadapannya ini yang jauh lebih pendek darinya itu mudah menangis akhir akhir ini.

Dengan cepat, tubuh pendek dan kecil itu dibawanya kedalam pelukannya untuk memberikan ketenangan. Satang yang di perlakukan seperti itu memeluk balas, menelusupkan tangannya kedalam almamater yang dipakai winny.

"Dasar bocah ingusan" Gumam winny seraya menepuk nepuk pelan punggung satang untuk menenangkan.

Setelah dirasa mulai membaik, winny memilih untuk segera pergi dari parkiran. Dirinya menyuruh satang untuk segera naik kearah motor.

"Cengeng lo, nangis mulu kek cewe" Hina wunny kepada satang yang masih sesekali sesegukan.

"U-dah, ayok pul-lang" Ucapnya masih sesegukan.

"Pegangan yang kuat, gw bakal ngebut nih, sebentar lagi ujan" Perintah winny saat melihat langit yang mulai mendung.

"Udah!" Seru satang setelah memegang kedua pundak winny. Yahh ingin memeluk juga ini masih di lingkungan sekolah.

Jika satang langsung memeluk winny saat itu juga, dapat dipastikan keesokannya bakal ada serangan serangan pertanyaan dari pada murid.

Tidak ingin hal itu terjadi, satang pun memegang pundak winny sebelum mulai menjauh dari lingkungan sekolah. Untungnya keduanya memakai helm jadi tidak ada sebagian orang yang sadar dengan mereka.
_________________________________________
Jangan lupa vote🥲🤡

hate turns to love 🔞 I Winnysatang ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang