3 hari berlalu.
Para murid yg ada di parkiran di buat terkejut akan kedatangan Liam dengan wajah babak belur, di ikuti Megan dan Alexa yg nampak menahan tawanya, sedangkan si pelaku nampak santai dengan berjalan beriringan bersama Belinda.
Yaa, baru saja Liam di pukuli oleh Dewa, sesuai perkataan nya pada Belinda beberapa hari silam. Hal itu membuat Aidan dan Farka tak dapat menghentikan tawanya, kala melihat wajah lebam Liam.
"Ku pikir kau hanya bercanda, sial!" Ujar Liam duduk di tempatnya begitu sampai di kelas.
"Dewa tak pernah main main dengan ucapan nya, harusnya kau tau itu" sahut Belinda dengan menatap kesal pada Liam yg masih meneliti wajahnya dengan cermin bedak milik Megan.
"Wajahmu tak lagi terlihat tampan Liam" ejekan dari Megan membuat lirikan sinis Liam mengarah langsung ke arah gadis itu.
"Ingat yg kau janjikan Liam Zayn" peringat Aidan di angguki oleh pemuda itu.
⚫⚫⚫
Pelajaran berlangsung. Sekitar 2 jam mereka belajar, akhirnya jam istirahat pun tiba, mereka pun berbondong-bondong pergi ke kantin, tapi tidak dengan 7 remaja yg memilih berkumpul di taman belakang.
Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan seorang pemuda, pemuda itu tersenyum tipis begitu matanya melihat ke arah Alexa.
"Hey beby... Kita bertemu lagi" ujar pemuda itu menarik pinggang Alexa mengikis jarak di antara keduanya.
Melihat itu Aidan hendak melawan, tapi Dewa menahan nya.
"Brengsek... Lepas" sentak Alexa mendorong pemuda itu.
Aidan menatap penuh permusuhan pada Rafael. Anak dari konglomerat Prancis. Berbeda dengan Farka yg nampak menatap suatu objek, yakni sebuah kalung yg tergantung di leher pemuda itu.
Bugh
Tiba tiba Farka menyerang yg membuat keterkejutan bagi mereka, Aidan mencoba melepaskan Farka yg membabi buta Rafael, bisa bisa mereka terkena kasus bullying jika di biarkan.
"Brengsek... Kau yg buat Dewa babak belur waktu itu? Jawaab!" Sentak Farka dengan mencengangkan kerah baju Rafael.
"Apa maksudmu?" Tanya Belinda.
"Lihat. Kalung itu mirip dengan gelang yg tertinggal, mungkin dia lah salah satunya" Farka menunjuk kalung Rafael membuat pemuda itu ikut melihat kalungnya.
"Cih... Aku baru saja bertemu kalian" ujar Rafael yg enggan di salahkan.
"Lalu kenapa bandul tengkorak itu mirip dengan gelang ini?" Tanya Belinda dengan menatap mata pemuda itu.
Ctak
"Kalung ini simbol sebuah perkumpulan" sahut Rafael yg baru saja terkena hipnotis dari Belinda.
"Kumpulan apa?" Tanya megan.
"Pembunuh bayaran, kami membuat perkumpulan untuk melawan sang Queen Devil" mendengar itu Megan terkejut sampai memundurkan langkahnya.
"Queen Devil? Nama nya cukup familiar" ujar Liam membuat Megan langsung menatapnya.
"Siapa Queen Devil yg kau maksud?" Farka melayangkan pertanyaan nya.
"Pembunuh bayaran, aksinya tak meninggalkan jejak, kami bersatu untuk membunuhnya" detik itu juga Megan jatuh ke lantai membuat semua orang menatapnya.
Hipnotis yg Belinda gunakan secara otomatis terputus membuat Rafael kembali tersadar. Seolah tersadar dirinya di hipnotis, Rafael memilih melarikan diri di banding terus bersama mereka.
"Megan. Ada apa dengan mu?" Tanya Alexa ikut berjongkok di samping Megan.
"Mereka.... Mereka mengincarku" keterkajutan itu membuat mereka menatap tak percaya Megan.
Merasa tempat yg tak aman untuk berbicara mereka memilih menuju taman belakang untuk menanyakan hal ini pada Megan. Walau mereka tau jika Megan adalah pembunuh bayaran, namun mereka tak tau jika Megan adalah Queen Devil.
"Apa selama ini mereka tau pergerakan mu!" Tanya liam, dalam hatinya dia takut jika Megan benar benar mati di tangan perkumpulan itu. Walau dia kuat tapi jika mereka bersatu dirinya tetaplah kalah.
"Aku tak tau, aku tak pernah meninggalkan jejak kala beraksi, bahkan sidik jari" ungkap Megan.
Queen Devil adalah seorang pembunuh bayaran yg di kabarkan begitu ahli dalam persembunyian nya. Queen Devil yg di gambarkan adalah sosok wanita dengan topeng hitam yg menutupi sebagian wajahnya. Beraksi dengan lincah hingga polisi susah untuk melacaknya.
Tapi siapa sangka jika Queen Devil yg di maksud adalah Megan. Mereka merasa merinding berada di dekat Megan, pasalnya gadis itu adalah buronan, bagaimana jika nantinya mereka ikut terseret karna dekat dengan gadis itu.
Tanpa mereka sadari, tatapan itu tertangkap oleh mata jeli Megan, Megan tau setelah ini mereka akan menjauhi nya, dia pernah mengalami hal serupa ini.
"Aku tak akan membawa kalian ke dalam masalahku, bagaimana pun kalian tak ada campur tangan untuk ini" ujar Megan dengan nada datarnya.
"Aku tak keberatan" ungkap Farka membuat langkah Megan terhenti. Gadis itu berbalik menatap Farka yg tersenyum miring.
"Kalau kalian tau, selain Megan, akulah yg paling kejam" ujar nya dengan menatap 6 remaja yg memusatkan perhatian padanya.
"Aku mencari mangsa segar untuk ku olah menjadi makanan lalu aku jual untuk menghasilkan uang" perkataan jujur yg Farka ungkapkan berhasil membuat mereka mual.
"Selama ini kau menjual daging manusia" pekik Belinda terkejut.
"Bukan daging mentah, tapi ku ubah menjadi nuget dan sosis" ujar Farka menunjukan 2 makanan itu yg sontak membuat ke 6 remaja itu memundurkan langkahnya jijik.
"Mungkin setelah ini aku benci makan 2 makanan itu" celetuk Alexa di angguki Aidan dan Belinda.
"Ternyata kau lebih sadis" ujar Liam dengan merangkul Megan. Hal itu membuat Megan memusatkan perhatian nya pada Liam.
"Kita bersama bukan? Kenapa tidak gabungkan saja untuk melawan para monster itu" ujar Liam di angguki Dewa.
"Kau cukup cerdik mencari perlindungan" ujar Dewa yg di sahut tawa oleh Liam.
"Bergabung?" Tanya Liam dengan mengangkat kepalan tangan nya di susul 6 remaja lain nya.
"Nama apa yg cocok?" Kali ini Belinda berpikir.
"Seven Monster . Walau cukup panjang tapi masih keren kok" celetuk Alexa di setujui yg lain nya.
Hari itu, adalah Awal dari ke seven Monster untuk menaklukan dunia, dan membawa kembali sebuah keadilan, entah dengan cara apa, mereka akan melakukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Monster (On Going)
Teen FictionHidup di jaman modern seperti sekarang, yg meninggikan jabatan serta uang adalah ancaman bagi rakyat biasa. Semua hal bisa di beli dengan uang, begitupun dengan harga diri. Penjahat kini berpakaian keren, bersembunyi di balik jabatan untuk mengikis...