Beautiful Soul-bagian 8

11 2 0
                                    

(Sorry for broken english)

Hanni terbangun setelah dua hari menutup mata,sama halnya dengan yang dilakukan Aska gadis itupun seringkali menemui psikolog untuk memperbaiki kesehatan mentalnya

Luka hatinya mungkin terlihat tidak separah itu,namun mau bagaimanapun Hanni membutuhkan seseorang untuk dijadikan pendengar

Pak Harley selaku psikolog pribadi itu membuka pintu ruangannya,ia temukan Hanni yang sudah duduk di kursinya membuat Harley tersenyum

"Hallo Hanni,how are you?"
"I don't know if this is considered good."

Harley tersenyum,ia gantungkan jas putihnya pada gantungan yang tersedia,ia memang sengaja tidak memakainya agar lebih terlihat santai

"If i drop this glass what will you do?"
"I'm sure i won't cry anymore."

Harley terkekeh,nada suara gadis itu berubah kesal dan Harley selalu menyukainya

"Tell me what's been bothering you lately"
"Meet in this suffocating room"

"Baiklah kalau begitu kamu bisa pergi"
"Huh?"
"Konseling kita berakhir"

Harley mengangkat bahu,tangannya sibuk menulis sesuatu pada kertas

"Dasar psikolog menyebalkan"
"Aku bisa mendengarmu"
"Aku memang sengaja agar kau bisa mendengarnya"

Harley terkekeh, tangannya terulur untuk mengusap surai gadis itu

"Go, you have a photoshoot"
"Baiklah,kuharap kita tidak bertemu lagi"
"Not if you come back to Indonesia"

Hanni mendengus,membuka pintu ruangan dengan kasar,berbicara dengan orang itu memang selalu menyebalkan namun tak lama pintu ruangan kembali terbuka,Hanni menyembulkan kepalanya disana

"Terimakasih atas bantuannya ayah"

Harley tersenyum dengan mengangkat kedua ibu jarinya

...

Edinburgh setelah hujan memang sangat mengagumkan namun melihat padatnya orang berlalu lalang jelas membuat Hanni menghela nafas,jujur saja ia sudah bosan menghirup udara Edinburgh. Tidak,maksudnya bukan kotanya yang membosankan namun adalah dirinya,lagian yang benar saja dikota seindah ini mengapa ia tidak memiliki teman. Ugh,atau mungkin Hanni yang tidak pandai bergaul

Terlalu hanyut dalam pikirannya hingga tak sadar bahwa lexus merah itu sudah berada didepannya jika saja si pengemudi tidak meneriaki Hanni sudah dipastikan gadis itu akan terus berdiam diri

"Hehe sorry Na"
"Dasar,buang aja sana airpods lo"
"Otak lo dulu sini yang gue buang"

Naresh Alexandre- partner bussiness Hanni   selama 1 tahun terakhir gadis itu tinggal di Edinburgh oh! Juga putra dari Harley Alexandre

Jujur saja,awalnya Hanni kira Naresh adalah orang yang pendiam,namun tidak! Lelaki itu benar benar menyebalkan,ingin sekali Hanni menendangnya jauh dari jangkauannya

"Awas aja jangan rewel lo selama pemotretan nanti"

"Awas aja gue aduin ayah nanti"

Keduanya baru saja sampai ditujuan namun mata itu sudah saling menatap tajam hingga Pak Seno-orang yang menemani Hanni sejak 1 tahun  yang lalu itu menengahi,diumur nya yang sudah menginjak usia 40-an sangat lelah sekali menjaga dua remaja yang tak pernah jauh dari pertengkaran kecil

"Sudah,waktu kita tidak banyak"
"Cih" Itu adalah dengusan keduanya

...

Naresh dan Hanni memang selalu bertengkar saat bertemu namun jelas jika menyangkut pekerjaan kedua orang itu terlihat sangat profesional

Beautiful Soul [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang