Part 1. Kabur

5.3K 28 0
                                    

"Perempuan jalang kurang ajar! Tak tahu diuntung dan terima kasih!"

Sebuah kalimat kasar terdengar dari arah kamar Alan. Seorang pengusaha yang sudah menikah dan memiliki anak itu, seperti tengah mengamuk sebab alasan tertentu.

Beberapa orang pembantu rumah tersebut bisa mendengar dengan jelas karena pintu kamar yang tidak ditutup. Mereka tampak ketakutan dan saling memandang satu sama lain.

Alan baru pulang dari kantor beberapa menit yang lalu. Tak lama kemudian, suara membahana itu langsung menghiasi seluruh sudut ruangan di lantai tiga tersebut.

Di tengah Alan yang masih marah, juga para pembantu yang masih bersiaga di depan pintu kamar, tiba-tiba sosok perempuan muda muncul di anak tangga terakhir. Ia yang muncul dari bawah, tampak heran dan bingung ketika melihat empat orang pembantu berdiri di depan kamar kakaknya dengan kepala menunduk.

"Ada apa?" tanya perempuan muda itu setelah mendekat dan menghampiri salah satu pembantu.

Namun, belum sempat pembantu di depannya membuka mulut untuk menjawab, sosok Alan muncul dan sudah berdiri di ambang pintu dengan kedua matanya yang merah menatap ke arah perempuan muda tadi.

"Kamu? Masuk!" seru Alan tiba-tiba, meminta sosok perempuan muda itu masuk ke kamarnya.

"A-aku, Kak?" tanya perempuan itu sedikit terbata. Ia pasti kaget mendengar permintaan -lebih tepatnya perintah, yang Alan katakan.

"Apakah kamu melihatku memandang orang lain?"

Perempuan itu menggeleng. Tapi, masuk ke kamar pribadi milik kakak dan iparnya, itu bukan sesuatu yang baik menurutnya. Terlebih ia belum melihat keberadaan kakak perempuannya sekarang.

Felisha Putri, nama perempuan muda itu. Sudah setahun yang lalu tinggal di rumah besar tersebut. Kuliah dengan dibiayai Alan, yang tiga tahun lalu menikahi Dina -kakak semata wayangnya, sembari ikut menjaga Rafael, bocah dua tahun yang adalah buah hati pasangan suami istri tersebut.

Ya, Alan adalah kakak iparnya. Pengusaha kaya, tampan, dan baik hati. Lelaki yang menikahi kakaknya sebab hutang yang dimiliki oleh kedua orang tuanya kepada banyak orang, termasuk keluarga Tanujaya.

Entah apa yang tengah terjadi sekarang. Felisha yang baru pulang kuliah, dikejutkan dengan penampakan para asisten rumah yang berdiri ketakutan di depan kamar kakaknya. Yang anehnya tidak ia lihat sejak dirinya masuk ke rumah. Padahal biasanya, ia akan melihat wanita itu di ruang makan, mengawasi para pelayan menyiapkan makan malam.

"Apakah kamu tuli?"

Kembali pada kondisi yang terlihat sedikit mencekam saat ini, Felisha akhirnya bergerak maju, perlahan masuk ke kamar kakaknya setelah mendengar bentakan Alan.

Sebelum pintu ditutup, Felisha bisa mendengar lelaki itu berkata sesuatu pada para asisten di depan.

"Kembali ke tempat kalian masing-masing!"

Setelah itu, pintu berdebam kencang. Felisha sampai berjengit kaget sebab suara yang begitu kencang menyapa gendang telinganya.

Posisinya masih menatap ke arah Alan yang kini berbalik menatapnya. Tampak bingung sebab tatapan lelaki itu yang menurutnya terlihat lain dari biasanya, membuat Felisha kini merasa ketakutan.

Lelaki itu berjalan, mendekat ke arah Felisha sembari menanggalkan jas serta menggulung lengan kemejanya hingga ke siku. Lalu,

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Felisha. Sontak perempuan itu meringis kesakitan sebab Alan melakukannya dengan kekuatan yang begitu nyata. Bahkan, Felisha hampir terjungkal kalau saja tidak ada meja di belakangnya berdiri.

Crazy Brother In-Law 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang