Meratap dalam tangis sebab pelepasan yang berhasil Alan dapatkan beberapa waktu lalu, membuat jiwa Felisha sedikit terguncang. Cairan kental itu seolah masih bisa ia rasakan saat ini di dalam mulutnya meski sudah berulang kali menggosok gigi. Sungguh jorok dan menjijikan. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan akan mengalami hal mengerikan seperti itu dalam hidupnya. Bahkan meskipun lelaki itu sudah tidak ada lagi di kamarnya, tetapi tetap bisa Felisha cium aroma tubuhnya yang membuat ia trauma.
'Ya Tuhan, apa salahku sehingga Engkau memberiku hukuman seperti ini?' gumam Felisha yang masih menangis sesenggukan.
Lenguhan panjang yang keluar dari mulut Alan masih terngiang di telinganya. Lebih kencang dari yang lelaki itu suarakan ketika di dalam mobil tadi malam. Bahkan, Felisha masih ingat ketika kakak iparnya itu memuji aksinya.
"Aku tidak menduga kau sepandai itu, Feli. Kau bahkan jauh lebih hebat dari yang Dina pernah lakukan."
Gadis itu tidak bisa membayangkan bahwa pujian yang Alan katakan padanya sebelum pergi meninggalkan kamar, adalah satu tanda jika suatu saat lelaki itu mungkin akan kembali dan memintanya untuk mengulangi.
Ya, siapa yang bisa menebak kalau kegilaan Alan akan berlanjut sepanjang amarah masih belum hilang dari jiwanya sebab kepergian Dina. Terlebih kini ada seorang gadis yang menjadi korban sebab lelaki itu yang salah mencari mangsa.
Felisha, gadis itu tidak akan menduga jika Tuhan sudah membuat takdir hidupnya demikian. Menjalankan serta melewati takdir yang sudah Tuhan buat yakni dengan menjadi obyek pelampiasan dendam sang kakak ipar.
"Berdoa saja amarahku mereda tidak lama, sehingga kamu bisa bebas dari jerat ku."
Tanpa saran dari Alan, Felisha pasti berdoa di setiap helaan napas yang Tuhan berikan. Bahkan, tak hanya kebebasan yang ia minta pada Tuhannya, tetapi semua hal baik kembali seperti sedia kala termasuk kembalinya Dina yang sudah membuatnya berada di posisi kengerian seperti saat ini, yang juga tak luput dari doanya.
"Semoga Engkau mengembalikan semuanya, Tuhan. Tak ada lagi amarah yang terpendam di dalam hati atau jiwa Kak Alan. Kembalikan Kak Dina dan buat ia bertanggung jawab atas semua yang sudah ia lakukan."
Doa dan harapan Felisha terus ia gaungkan di dalam kamarnya. Kamar yang sudah menjadi saksi atas perbuatan pertama kali dalam hidupnya yang membuat seorang lelaki mendapatkan pelepasan hanya dengan mulutnya.
Sedangkan Felisha yang masih berusaha untuk kembali terpejam meski air mata terus mengalir deras seolah tak mau berhenti, Alan yang sudah merasa lega sebab hormon lelakinya yang sudah berhasil ia keluarkan karena 'bantuan' sang adik ipar, kini tampak berbaring di atas kasurnya, terlentang.
'Pengalaman yang sangat dahsyat. Bahkan aku masih bisa merasakan milikku masuk ke dalam mulutnya dengan cara yang begitu seksi,' batin Alan demi mengingat momen gila yang baru terjadi beberapa waktu lalu.
'Gadis itu polos, tapi rupanya bisa membuatku mencapai kenikmatan. Tak pernah sedikit pun ada rasa asing yang timbul di hatiku selain perasaan sayang kepada seorang adik, tetapi mengapa aku seperti tidak sungkan atau malu ketika memamerkan milikku di depannya.'
'Ini benar-benar gila! Sungguh gila.'
Alan yang terus bergumam setelah momen berduanya dengan Felisha tadi, perlahan tapi pasti tertidur sebab tubuhnya yang merasa lelah. Ia cepat menggapai mimpinya meski baru beberapa menit terlelap.
Di dalam mimpinya itu, ia bisa melihat Dina tengah bermesraan dengan seorang lelaki asing yang tidak bisa ia lihat wajahnya dengan jelas. Posisi keduanya yang membelakangi, menyulitkan Alan mengetahui siapa sosok lelaki yang sudah bermain api dengan istrinya selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/347470581-288-k878138.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother In-Law 🔞
Romance"Gantikan posisi Dina mulai saat ini. Termasuk melayaniku di atas ranjang," bisik Alan pada Felisha, adik iparnya. Gadis itu gemetar ketakutan demi mendengar permintaan sang pengusaha kaya tersebut. Bagaimana bisa ia berpikir untuk melayani seorang...