END

9.8K 394 12
                                    

Sudah enam belas  tahun sudah ber lalu tanpa terasa, si kembar, Chenle dan Jisung sudah beranjak remaja, dan sudah masuk sekolah menengah atas.

Pagi ini seperti biasa Haechan di sibukkan dengan menyiapkan persiapan suami dan anak-anak nya.

"Momy ini gimana pasang dasi elah ribet banget" teriak Jisung turun dari tangga menghampiri Haechan.

"Dih gitu juga gak bisa lu" ledek Chenle

Di sanah juga ada Jeno yang sedang duduk dengan secangkir kopi di meja makan.

"Serah gw" ketus Jisung

"Manja lu, masang dasi caper ke momy" sinis Chenle

"Sudah-sudah, Jiji kata Momy nonton tutor sayang, Momy kan pagi-pagi gini sibuk" ucap Haechan.

"Momy gak mau memasangkan dasi Ji" ucap Jisung dengan suara yang sedikit di bikin lucu.

"Astaga so imut lu" rasanya Chenle ingin berkata kasar.

"Ji, nunduk dikit Momy gak nyampe" kesal Haechan karna susah memasang dasi Jisung.

"Momy ko pendek sih?" tanya Jisung dengan polos nya.
Oh 0cv.                                              
Haechan tak menanggapi pertanyaan konyol anak nya itu

"Yos ayo kita makan kalau kalian semua berangkat ke kegiatan masing-masing" tegas Haechan.

"Momy, Ayah, Jiji sama Chenle pergi duluan ya udah telat" ucap Jisung mengecup pipi Kiri Haechan.

"gw kaka lu, pake Hyung ke apa ke sopan lu" omel Chenle

"Beda sepuluh detik ya, bukan 10 abad"Jawab Jisung, lalu berpamitan kepada Ayah nya lalu pergi keluar.

"Momy lele pergi ya, oh ya Momy lele hapus bekas ciuman Jisung ya, nanti Momy rabies" ucap Chenle lalu mengecupi pipi kiri Haechan berkali kali.

Jeno  yang melihat itu hanya menggeleng dan tersenyum tipis

'Aset saya' batin Jeno

"Ayah lele pergi, baye" ucap Chenle, mengecup pipi Jeno sekilas lalu pergi menyusul saudara nya.

"Anak-anak sudah besar ya Hyung" ucap Haechan yang masih menatap punggung Chenle yang mulai menghilang

"Mau bikin lagi?" celetuk Jeno dengan santai nya.

"Gak ah, mereka aja bikin pusing tiap pagi, apa lagi punya bayi, makin makin dong" Kata Haechan.

"Padahal bikin nya enak loh" Jeno

"Apa sih Hyung, sanah kerja udah siang" ujar Haechan yang mulai membereskan alat makan nya.

Jeno memeluk Haechan dari belakang menghirup aroma wangi alami dari tubuh istri mungil nya itu.

"Badan kamu makin kecil aja" ucap Jeno yang masih mengendus ceruk leher Haechan.

"Awas Hyung geli ngapain sih, aku gak kecil ya kamu aja yang kegedean" Haechan yang sedikit susah bergerak karna ulah Jeno.

"Hyung gak mau kerja, pengen peluk aja bole?" Jeno

"Gak boleh, sanah pergi, kalau Hyung gak pergi-pergi, malem ini aku gak kasih jatah liat aja" ancam Haechan.

"Lah ko bawa-bawa itu sih!, dan iya-iya Hyung pergi dulu, tapi janji malem ini ya" Jeno.

"Iya sanah" ujar Haechan mendorong tubuh Jeno untuk pergi.

Jeno akhir nya pergi kekantor
di rumah sekarang tinggal Haechan sendiri sedang mengurus rumah nya itu seperti biasa.

Setelah membereskan semuanya Haechan pergi keruang keluarga dimana di sanah ada banyak Poto kebersamaan keluarga kecilnya.

"Jeno Hyung benar-benar berubah, anak-anak sudah besar, terima kasih tuhan telah memberikan harta yang  melimpah dan rezeki kepada keluarga kecil ku yang sangat berlimpah, terimakasih tuhan, aku harap kami berbahagia selamanya tanpa ada kesedihan didalam keluarga kecilku"
ucap Haechan sembari menatap poto keluarga nya dengan sedikit meneteskan air matanya.

Hanya ada kebagian dan keceriaan di keluarga kecil Haechan, kekangan dan sifat positif suami nya sudah menghilang bertahun tahun lalu.

Posesif terhadap pasangan itu bukan cinta melain kan obsesi, kekangan yang Haechan dapat selema ini dari Jeno membuatnya menderita, tapi Haechan berusaha bersabar, dan kesabaran Haechan menuaikan hasil nya, Jeno yang sekarang  berubah dan bisa melepas sifat posesif nya, dan mereka pun hidup bagia sampai maut memisah kan.

END

POSESIF JUNG JENO (NOHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang