8. Rencana

201 123 12
                                    

Siang ini, seluruh anggota keluarga Kelvin berkumpul setelah sekian lama. Mereka memutuskan untuk menginap selama seminggu di rumah yang sudah seperti istana.

"Lama sekali kalian!" ucap Alvarez dengan nada sinis.

"Tadi ada sedikit masalah di atas," jawab Brian sambil menarik kursi untuk dirinya dan juga Gavin duduk.

"Masalah apa?" tanya Alvarez penasaran.

"Kantor," jawab Gavin, berbohong.

"Sudah! Sekarang makan!" pinta Kelvin dengan tegas.

Mereka semua menikmati sajian yang telah rapi di atas meja makan. Suasananya seketika hening dan sunyi, hanya terdengar suara dentingan sendok yang menemani makan mereka.

Setelah sarapan selesai, Gavin dan Brian segera pergi ke markas untuk menemui seseorang, meninggalkan Alvarez bersama orang tuanya.

Alvarez duduk bersama mommy dan daddynya di ruang keluarga. Mereka bertiga asik menonton TV bersama. Alvarez begitu serius menyaksikan film Doraemon, ia sesekali tertawa melihat tingkah lucu Nobita. Pemandangan ini benar-benar menggemaskan.

"Aku suka sekali Doraemon," ujar Alvarez sambil terus menatap layar.

Xavier tersenyum, mengelus kepala Alvarez dengan lembut. "Kamu memang selalu suka film ini sejak kecil."

Kelvin ikut tersenyum. "Kalau begitu, kita tonton bersama setiap hari selama kita di sini."

Alvarez mengangguk dengan semangat, matanya berbinar-binar. Momen kebersamaan ini terasa begitu hangat dan damai, sejenak melupakan permainannya yang ada di luar sana.

 Momen kebersamaan ini terasa begitu hangat dan damai, sejenak melupakan permainannya yang ada di luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak Tak Tak

Suara langkah kaki terdengar dari injakan sepatu berukuran sedang.

Kedua lelaki berbadan kekar itu memasuki ruangan bawa tanah yang biasa Gavin tempati untuk menyiksa mangsanya.

Ceklek

Keduanya memasuki ruangan yang berwarna merah pekat dihias dengan tengkorak yang bersandar pada dinding dan kepala tengkorak bergelantungan di atas. Potongan tangan berserakan dimana-mana dan berisi manusia manusia yang akan disiksa oleh Gavin.

Terlihat di mata mereka penuh dengan rasa takut, bahkan jari dan sekujur tubuh mereka bergetar karena melihat tatapan dingin dan wajah yang terlihat angkuh. Tidak ada senyum sedikit pun di wajah Gavin ketika masuk kedalam ruangan.

Gavin tertawa menyeringai, melihat mereka semakin takut kepadanya.

"Selamat datang dineraka buatanku," ucap Gavin memberi sambutan kepada mereka.

Gavin berjongkok mendekati salah satu suruhan seseorang yang terlihat sangat ketakutan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Handsome Killers <On Going> Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang