"Apa kau mendapatkan informasi tentang hal itu, Brian?" tanya Gavin.
"Sayang sekali, aku tidak bisa menemukan siapa yang mengirim video itu. Bahkan dengan bantuan koneksi Queen, aku tetap tidak bisa menerobos informasi tentang pelaku!" jawab Brian dengan nada frustrasi. Gavin terdiam, memikirkan situasi yang semakin rumit.
"Entah dari mana dia mendapat bukti video itu, padahal CCTV di sana sudah aku rusak," ucap Alvarez. Brian mengangguk setuju. "Kita harus segera menangkap orang itu dan membunuhnya," lanjut Brian dengan tegas.
"Tapi itu akan sulit karena kita masih belum tahu siapa dia!" seru Alvarez.
"Tidak ada yang sulit bagi Gavin, bukan begitu, Tuan Muda?" Brian menyenggol lengan Gavin, mencoba menyemangatinya.
"Hm, kalau begitu aku akan menemui Rey untuk membicarakan hal ini!" Gavin bersiap untuk pergi, tetapi Brian menahan tangannya.
"Duduklah, masih ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu," perintah Brian pada sepupunya itu. Gavin mengangkat alisnya, bingung, namun kembali duduk.
"Apa lagi? Jangan berbicara setengah-setengah," kata Gavin dengan dingin.
"Maaf," balas Brian, mengeluarkan beberapa lembar kertas. "Ambil ini, Gavin," ujarnya sambil menyerahkan kertas-kertas itu.
"Pria yang ada di foto ini bernama Arga Aravannyallic Zevallo," kata Brian. Gavin dan Alvarez mengangguk singkat.
"Sahabat Paman Kelvin dan juga paman kalian berdua," tambah Brian. Keduanya menatap Brian dengan tatapan terkejut.
"Dia adalah seorang mafia terkenal dengan kekejamannya dalam menghabisi musuhnya. Minggu lalu, tangan kanannya datang ke rumah kalian dan memaksa bodyguard untuk menemui Alvarez karena Tuan Arga ingin bertemu dengannya dan juga denganmu, Gavin."
"Itu berarti dia juga pamanmu, kan, Brian?" tanya Alvarez. Brian mengangguk singkat.
"Aku rasa kita harus menelpon Daddy jika ingin mengetahui semuanya," ujar Gavin sambil mengeluarkan ponselnya.
"Ada apa?" Suara berat yang sangat familiar di telinganya terdengar.
"Ada yang ingin aku bicarakan dengan Daddy," jawab Gavin sambil memuat panggilannya dengan loudspeaker.
"Daddy, apa kau ingat Arga Aravannyallic Zevallo?"
"Arga Aravannyallic Zevallo?" Kelvin terdiam sejenak. "Ah, aku ingat mafia kejam itu. Apa yang terjadi? Apa dia mengganggu kalian?"
"Tidak. Bisakah Daddy memberitahu kami siapa sebenarnya Tuan Arga itu?" tanya Gavin. Suara helaan napas terdengar dari Kelvin.
"Mungkin ini saatnya kalian mengetahui siapa sebenarnya Arga. Baiklah, Daddy akan menceritakannya secara singkat," jawab Kelvin. Ketiganya diam menunggu lanjutan cerita dari Kelvin.
"Sebenarnya, Arga adalah sepupu dan sahabat Daddy. Dia bukan orang jahat. Dia sangat baik dan perhatian, tapi karena persaingan itu, hubunganku dengan Arga menjadi berantakan. Dia juga marah padaku karena seluruh harta milik keluarga Dylan hanya diberikan padaku seorang."
Persaingan apa yang daddy maksud? Harta apa?" tanya Gavin yang makin penasaran.
"Kami berdua menyukai gadis yang sama dan kami sepakat untuk bersaing secara sehat. Tapi gadis itu justru menghina Arga karena dia miskin, dan hanya mau menerimaku karena hartaku lebih banyak dari Arga."
"Harta warisan milik keluarga Dylan. Aku juga tidak tahu kenapa harta itu hanya diberikan padaku saja, mungkin karena aku adalah anak tunggal dari Rendra, cucu kesayangan kakek kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Handsome Killers <On Going>
Ação⚠️Perhatian ini bukan cerita BL‼️Cerita ini normal ‼️Hanya di cerita ini nama Xavier nama cewek bukan cowok‼️ --- Di balik kegelapan malam, dua saudara, Gavin dan Alvarez, menjelajahi jalan-jalan kota dengan niat tersembunyi di hati mereka. Alvarez...