YON: TWO

216 9 1
                                    

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. BANGKU KOSONG

Setelah kelas tambahan berakhir mereka kembali ke Asrama. Masing-masing kamar terisi oleh empat orang. Fasilitas mereka lengkap. Kamar yang mereka miliki sangat luas dengan kasur tingkat dan juga kamar mandi yang tersedia di dalam kamar. Serta Asrama perempuan dan laki-laki hanya berbatasan satu aula besar.

Sovi keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membaluti rambutnya. Tubuhnya terasa lebih segar setelah mandi. Gadis itu langsung duduk di meja belajar tanpa menghiraukan kedua teman sekamaranya.

Arana yang sedari tadi sibuk bermain ponsel langsung menatap sovi ketika mendengar decitan kursi. Jiara sibuk membaca komik nya sambil menyumpal telinganya dengan headset.

"Sov, menurut lo, aneh nggak sih kalau tiba-tiba kelas kita kedatangan murid baru?" Tanya Arana yang kini duduk tegak di kasurnya.

Sovi masih fokus mencatat pada buku tebal miliknya. Sedangkan jiara tak mendegar perkataan Arana karena alunan musik memasuki telinganya. Jujur saja, kamar mereka terasa seperti kuburan, sangat hening seperti tak ada kehidupan. Sepertinya, hanya Camelia yang bisa di ajak berbicara. Tapi gadis itu entah kemana perginya.

"Hallo guys. " Teriak camelia saat pintu kamar sudah di buka oleh nya. Sangking besar teriakannya, Jiara sampai mencabut handset di telinganya karena kaget.

"Lo bisa nggak sih, nggak usah teriak-teriak, ganggu tau nggak!" kesal jiara membuat camila menipiskan bibirnya lalu menutup pintu dengan teramat pelan.

"Sorry Na. "

Camelia berjalan kearah ranjang lalu langsung merebahkan tubuhnya disana. Gadis itu memeluk guling lalu menghadap ke arah sovi yang sedang belajar.

Jiara yang tadinya memakai handset sambil membaca buku kini sudah bersiap untuk tidur. Tubuhnya terasa remuk setelah duduk seharian.

"Kalian percaya nggak sih omongannya si Eric yang katanya bakal ada murid baru?" Tanya Camelia penasaran.

Akhirnya ada yang menanyakan pertanyaan seperti Arana. Gadis itu tentu saja merasa senang. Setidaknya masih ada Camelia yang otaknya sebelas dua belas dengan dirinya.

"Nah, iyakan, aneh banget. Gue kurang percaya kalau Eriko yang ngomong." jawab Arana membuat menganggukkan kepalanya.

"Menurut lo gimana, Ra?" Tanya Camelia pada Jiara yang tidur di ranjang atas nya. Gadis yang ditanyai Camelia fokus menatap atap kamar.

"Bisa aja bener, bisa aja enggak. "

Sesimpel itu jawaban Jiara. Namun ada benarnya juga sih, mungkin ada mungkin enggak. Secara bisa jadi kan ada murid baru setelah sekian lama.

"Tapi lo tau sendiri kan gimana peraturan kelas inteligent? Bangku unjung nomor sembilan kosong bahkan kalau ada nilai anak pindahan yang lebih banyak dari murid inteligent salah satu siswa nya harus bersaing untuk bisa duduk di kelas teratatas ini"

YES OR NO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang