PART 2 : PESTA

217 23 29
                                    

"Eomma... laper..."

Hoseok menatap pada Wonyoung yang melangkah paling belakang di koridor depan rumah bos suaminya yang bergaya tradisional ala Korea serta di padu Jepang ini. Hoseok mendekat pada Wonyoung dengan senyuman lebar dan menganggukkan kepala pada seorang pelayan yang bertugas mengantarkan keluarga mereka ke aula pesta.

"Tahan sebentar, kalau sarapan dulu kita sudah pasti telat," kata Hoseok, "Makanya lain kali pasang alarm kalian jam 7 kalau ada kegiatan."

"Iya... iya... habis ini langsung makan kan berarti ini," kata Wonyoung.

"Wonyoung, mana ada perempuan cantik yang ribut makan mulu," kata Sunghoon.

"Perempuan cantik kalau enggak makan terus mati, jadi tulang enggak jadi cantik juga oppa," sahut Wonyoung.

"Sudah diam, jangan bikin malu ayah dan ibu kalian ya di pertemuan ini," kata Jungkook.

"Kalau ayah membantu eomma membangunkan kami tadi pasti sempat sarapan," Junhan mengelus perutnya juga, "Aku juga lapar."

"Hyung, kau manis sekali.. boleh minta akun instagrammu tidak?"

Jungkook, Hoseok, Sunghoon, Junhan dan Wonyoung dengan kompak menolehkan kepala, menatap geleng - geleng dan tidak percaya pada Yeonjun yang malah berusaha merayu salah satu pelayan.

Hoseok seperti biasa, bergerak cepat memukul cukup keras pada bagian belakang kepala Yeonjun.

"Aduuh.. eomma.. sakit," teriak Yeonjun.

"Jangan aneh - aneh dan jangan bikin malu..." kata Hoseok dengan suara lirih dan penuh geraman kesal.

"Silahkan,"

seluruh keluarga Jeon kompak terdiam ketika pelayan yang mengantar mereka menunjuk pada sebuah pintu berukuran cukup besar di hadapan mereka.

Jungkook, Hoseok dan keempat anak mereka langsung melangkahkan kaki memasuki ruangan besar berupa hall luas. Mata Wonyoung langsung terbuka senang ketika melihat meja penuh makanan di bagian pojok - pojok ruangan.

"Eeeets... kita salaman dulu dengan bosnya ayah kalian," kata Hoseok yang langsung memegangi tangan Wonyoung sebelum anak bungsunya itu kabur.

"Bosmu namanya siapa appa?" tanya Yeonjun, "Dari dulu cuma disebut saja tanpa menyebut namanya."

"Itu dia," Jungkook membenarkan jasnya yang sebenarnya tidak kotor atau berantakan sama sekali.

Hoseok dan empat anaknya menatap pada seorang laki - laki yang tidak terlalu terlihat tua, mungkin di usia awal 40 an, melangkah mendekat pada mereka dengan senyuman lebar.

"Kupikir kau tidak akan datang Jungkook," kata si laki - laki.

"Mana mungkin aku melewatkan pertemuan sepenting ini kan Chulyong hyungnim," balas Jungkook, "Perkenalkan ini istriku Jung Hoseok. Kemudian ini anak pertamaku Yeonjun, anak keduaku Sunghoon, anak ketigaku Junhan dan anak keempatku Wonyoung."

Hoseok dan 4 anaknya membungkukkan badan mereka dengan sopan pada Chulyong.

"Nikmati pestanya, aku mau ngobrol dulu dengan Jungkook dan dengan CEO - CEO yang lain," kata Chulyong.

Jungkook menatap pada istri dan 4 anaknya, ia kemudian fokus menatap pada 4 anaknya, "Jangan berbuat rusuh... jangan berbuat nakal, jangan membuat malu."

"Iya ayah... tenang saja," kata Yeonjun mewakili adik - adiknya menjawab.

Jungkook membalikkan badan dan segera menyusul langkah kaki Chulyong.

"Masih muda sekali sudah jadi ketua mafia se Asia," kata Sunghoon geleng - geleng kepala.

"Orang yang cocok untuk menjadi referensi lagu baruku," kata Junhan.

JEON FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang