PART 5 : YEONJUN - SOOBIN

149 10 2
                                    

Yeonjun selalu senang mengikuti pesta dengan banyak orang seperti ini. Bukan karena dia seorang ekstrovert atau apapun itu namanya. Tapi karena dia bertemu dengan orang baru yang terpesona pada ketampanannya dan akhirnya jatuh pada pelukannya. Yeonjun menyapukan ciumannya pada leher seorang laki - laki bertubuh ramping berwajah manis yang bertemu dengannya di salah satu kamar mandi. Dan disinilah mereka sekarang, di dalam salah satu gazebo yang ada di tengah danau, dengan bibir Yeonjun yang sudah menjelah ke bagian mulut si laki - laki manis kemudian berpindah ke bagian leher dengan tangannya yang sudah mencoba menelusup masuk kedalam pakaian si laki - laki manis, ketika sebuah bencana datang.

Yeonjun merasakan pundaknya di tepuk - tepuk dengan cukup keras, ia mengabaikan tepukan itu pasti hanya adik - adiknya saja, tapi tepukan itu terganti dengan cengkraman keras dan membuat ciumannya lepas. Yeonjun mendelik menatap tajam pada Soobin yang sudah ada dihadapannya dan tanpa keraguan sama sekali Soobin menampar keras pada wajahnya. Yeonjun dengan cepat memegangi pipinya, menatap pada Soobin masih dengan mata mendelik.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yeonjun.

"Kau masih bilang apa yang aku lakukan setelah mengkhianatiku seperti ini," Soobin menatap tajam pada laki - laki yang dicumbu oleh Yeonjun. Ia bergerak seperti ingin mencakar si laki - laki.

Yeonjun dengan sigap menangkap tubuh Soobin, "Jangan percaya padanya... orang ini bukan kekasihku... dia hanya orang gila."

"Sekarang kau bilang aku bukan kekasihmu karena si jalang ini," Soobin semakin bersemangat untuk mencakar laki - laki yang dicumbu oleh Yeonjun.

Karena kegilaan Soobin, laki - laki bertubuh mungil yang tadi dicumbu oleh Yeonjun memilih kabur. Siapa memangnya yang tidak takut kalau diserang anak laki - laki dengan tinggi 182 cm. Setelah beberapa detik kepergian si laki - laki, Yeonjun melotot pada Soobin yang langsung bersikap biasa saja.

"Bagus deh sudah pergi," ucap Soobin dengan tersenyum lebar.

Yeonjun rasanya kesal sekali, ingin rasanya ia memukul dan menenggelamkan Soobin ke dalam danau penuh ikan ini, dia bahkan berharap kolam ini juga ada buaya nya agar Soobin segera mati dan tidak mengganggunya lagi.

"Kau ini kenapa sih Soobin... astaga!!!" Yeonjun menggeram marah. Ia memukul - mukul pada udara kosong di depannya untuk melampiaskan kemarahan tapi tidak berpotensi menimbulkan korban jiwa.

Yeonjun membalikkan badan dan menatap kembali pada Soobin, "Dalam seminggu ini sudah 4 kali kau menggangguku ketika hendak bercinta."

"Ya bagus kan.. mengurangi pasien HIV/AIDS," ucap Soobin dengan seringai lebar.

Yeonjun yang kesal, memegangi lengan Soobin dengan erat.

"Lepas..." Soobin mulai agak ketakutan melihat kemarahan Yeonjun.

"Enak saja lepas, lepas.. kau sudah membuatku gagal bercinta ya kau harus bertanggung jawab," kata Yeonjun yang tanpa rasa kasihan sama sekali menjegal kaki Soobin hingga akhirnya terjatuh di sofa yang ada di dalam gazebo.

Karena keusilannya sendiri, sekarang Soobin yang benar - benar ketakutan. Ia menatap pada Yeonjun yang ada diatas tubuhnya, "Aku tidak akan usil lagi padamu, lepaskan aku."

"Tidak percaya... kau pasti akan menganggguku lagi," Yeonjun yang benar - benar kesal karena kelakuan Soobin mencium paksa pada bibir Soobin.

Soobin tentu saja tidak tinggal diam bibirnya dinodai seperti ini. Ia menggelengkan kepala dengan gerakan cepat hingga ciuman Yeonjun terlepas, tetapi tidak berapa lama dari ciuman mereka terlepas, Yeonjun justru memegangi dagunya dengan cukup erat hingga ia sulit bergerak.

Yeonjun menyeringai lebar karena merasa dirinya sudah menang, ia melumat kembali pada bibir Soobin yang ternyata manis dan nikmat ini. Karena Soobin yang terus mencoba melawan dan bergerak - gerak tidak karuan, membuat bibir Soobin beberapa kali terbuka dan itu membuat Yeonjun memiliki kesempatan untuk melesakkan masuk lidahnya kedalam rongga mulut Soobin.

Mata Soobin terbelalak lebar, dia tidak percaya jika Yeonjun benar - benar serius dengan kemarahannya. Soobin mulai kebingungan bagaimana cara melawan lidah Yeonjun yang sudah amsuk kedalam rongga mulutnya, mengabsen deretan giginya dan menekan - nekan pada lidahnya. Masalahnya jika ia menggerakkan lidahnya, ia khawatir Yeonjun akan salah paham jika ia mengajak Yeonjun bertarung lidah. Tapi jika diam saja, dia juga tidak mau membuat Yeonjun berfikir kalau dia pasrah saja dengan keadaan ini. Dan lebih sialnya, Soobin justru mulai merasakan nikmat dari sentuhan - sentuhan lidah Yeonjun ini. Soobin baru teringat kalau dia tidak boleh kalah dari Yeonjun. Misi dalam hidupnya adalah mengacaukan hidup Yeonjun yang sudah lebih dulu mengacaukan hidupnya. Dengan sekuat tenaga Soobin mendorong tubuh Yeonjun, tapi ternyata tenaga Yeonjun kuat juga sampai - sampai dorongan Soobin ternyata tidak ada gunanya sama sekali.

Yeonjun melepaskan ciumannya, kemudian menatap dengan menyeringai kearah Soobin.

Soobin mencari cara untuk menyelamatkan diri maka dia gunakan saja kemampuan aktingnya, "Tolong!!!!!"

"Heh berisik... jangan teriak - teriak seolah - olah aku mau memerkosamu ya," kata Yeonjun yang masih tidak beranjak dari atas tubuh Soobin.

"Ya!!!! kau apakan anakku!!!!!"

Yeonjun dengan bodohnya menolehkan kepala lebih dulu tanpa pergi dari atas tubuh Soobin, ia melihat seorang laki - laki berbadan mungil - atau bilang saja bantet - bernama Park Jimin yang berlari menuju ke arahnya dan tanpa ragu sama menendang keras tubuh Yeonjun sampai akhirnya menggelinding dari atas tubuh Soobin.

Yeonjun mengaduh kesakitan tapi dia di dekati oleh Jimin yang memukulinya dengan begitu beringas.

"Ya!!!! Jangan pukul anakku!!!!"

Yeonjun membelalakkan mata mendengar suara teriakan ibunya. Dia bersyukur karena pemukulan berhenti tapi masalah pasti akan semakin rumit.

Yeonjun bangkit berdiri dengan cepat, menghalangi ibunya yang sudah melotot tajam pada Jimin.

"Kau ngapain hah pukul - pukul anakku tersayang??" teriak Hoseok sambil menunjuk - nunjuk kearah Jimin.

"Sabar eomma... sabar..." kata Yeonjun yang menghalangi ibunya agar tidak membelah Jimin menjadi dua.

"Anakmu duluan yang melecehkan anakku. Tadi aku mendengar Soobin berteriak minta tolong, tanya saja orang - orang itu, mereka juga lihat," kata Jimin menunjuk beberapa orang yang ikut berkumpul karena ribut - ribut.

Hoseok mendelik kearah Yeonjun, tapi dia ingat sebagai ibu yang bijak dia tidak boleh langsung menuduh. Hoseok menolehkan kepala menatap pada beberapa orang yang ditunjuk oleh Jimin dan kemarahannya meledak karena orang - orang itu mengiyakan ucapan Jimin.

"Anak jahanam!!!" teriak Hoseok yang kali ini berganti memukuli Yeonjun.

Yeonjun berteriak keras dengan panik, ia melangkah kebelakang Jimin untuk menyelamatkan diri.

"Kenapa malah bersembunyi di belakangku??" Jimin ikut berteriak kesal.

"Kesini kau.... aku beri pelajaran kau bocah mesum!!!" Hoseok yang berusaha menggapai Yeonjun malah berakhir tidak sengaja mencakar Jimin.

"Ya!!! Jangan mencakarku!!! Soobin tolong eomma!!!"

Soobin yang ingin dan harus menyelamatkan ibunya, memeluk tubuh Hoseok dari belakang dan menariknya ke belakang, "Sabar ahjumma.. sabar... anakmu memang jahanam dan mesum tapi sabar..."

Hoseok menulikan telinga dari saran apapun, dia tetap mengejar Yeonjun dan akan memukul anak pertama sialan yang membuatnya malu malam ini. 

JEON FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang