PART 14 : KERIBUTAN JEON FAMILY

127 8 8
                                    

Hoseok tidak habis pikir dengan kelakuan ajaib anak - anaknya. Dia selama ini  berpikir sudah terlalu aneh memiliki anak yang ingin jadi pangeran es dan musisi yang membahas kegelapan dan kematian, ternyata sekarang ditambah lagi satu hal aneh dari salah satu anaknya.

“Ya eomma ya… ya.. ya…” Yeonjun menempel manja pada Hoseok.

Hoseok yang sedang membaca buku di ruang tamu rumahnya sampai menutup buku dan menatap tajam pada Yeonjun.

“Yang benar saja masa mau jalan - jalan sampai ke Milan?” tanya Hoseok.

“Soobin yang minta eomma… aku hanya menurutinya saja sesuai perjanjian kan,” Yeonjun tersenyum lebar. Tentu saja dia tidak akan bilang kalau ingin mendapatkan ‘jatah’ lagi dari Soobin.

“Uangnya siapa nanti jalan - jalan sampai ke Milan, Italia?” tanya Hoseok.

“Ya Soobin lah eomma… aku hanya menemani saja kok,” kata Yeonjun.

Hoseok terdiam memikirkan jawaban untuk anak tertuanya ini.

“Besok kan sabtu sekolah libur nah kami mau berangkat, pulang minggu sore, senin sudah berangkat sekolah lagi kok,” kata Yeonjun.

“Iya… iya.. sana berangkat daripada nanti malah dilaporkan polisi karena kasus pelecehan seksual,” kata Hoseok yang akhirnya menyerah karena rayuan Yeonjun.

Yeonjun berteriak senang, ia memeluk lembut pada tubuh ibunya dan mencium gemas pada pipi ibunya.

“Iya.. iya.. sudah… yang penting jangan aneh - aneh,” kata Hoseok.

“Terima kasih ya eomma…” kata Yeonjun.

Baru saja Yeonjun akan merayakan kemenangannya, tiba - tiba saja terlihat Junhan melintas ruang tamu tanpa berkata apapun dan jalan cepat - cepat.

Yeonjun dan Hoseok sama - sama melihat kearah Junhan. Mereka tidak terlalu melihat kondisi Junhan tapi aneh sekali anak ketiga keluarga Jeon itu langsung berjalan tanpa menyapa yang lain.

“Ada yang aneh,” ucap Hoseok yang punya firasat buruk.

@@@@@

Karena firasat buruk Hoseok semakin kuat, dia memutuskan untuk naik ke lantai 4 dan memeriksa keadaan Junhan. Yeonjun yang juga ikut dengannya sudah mengomel di perjalanan, menyalahkan Ode dan memakai - maki Ode. Karena Hoseok belum tahu apa yang sebenarnya terjadi dia berusaha menenangkan Yeonjun.

Begitu sampai di lantai 4, di depan kamar Junhan sudah berdiri Sunghoon dan Wonyoung yang menatap balik pada Hoseok dengan wajah khawatir.

“Junhan nangis eomma…” kata Wonyoung.

“Dia seharian pergi dengan Ode kan, diapain sampai nangis begitu?” Sunghoon mulai mengeluarkan kekesalannya.

“Hamil jangan - jangan,” celetuk Wonyoung yang kemudian mengaduh kesakitan karena punggungnya dipukul oleh ibunya.

Yeonjun maju mendekat pada pintu dan menggedor - gedor pintu kamar Junhan, “Junhan sayang.. kau kenapa?? Bilang pada hyung. Ode ya yang membuatmu menangis!!! Akan kuhajar dia!!!”

“Sabar hyung,” Sunghoon mengelus - elus pada punggung Yeonjun, “Mungkin bukan karena Ode… jangan langsung menuduh.”

“ODE JAHAT!!!!” teriakan keras dari Junhan terdengar dari dalam kamar.

“Okey!!! Tenggelamkan Ode ke Samudera Atlantik!!!” Sunghoon ikut teriak dengan penuh semangat dan amarah.

“Kejauhan goblok,” maki Yeonjun.

“Jangan marahin aku dong…” protes Sunghoon.

“Ya kau ngasih ide enggak masuk akal,” balas Yeonjun.

JEON FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang