06: Aksi.

954 106 6
                                    

Kale yang tertidur dengan nyenyak di belakang kelas bersama teman sekelasnya yang lain harus terganggu begitu Clarissa membangunkannya dengan cukup brutal, alias memukulnya dengan buku paket sejarah yang tebalnya bukan main.

"Hm? kenapa Sa?" tanya Kale sambil mengusap wajahnya.

"Di cariin pelatih lo di ruangannya," balas Clarissa sebelum kembali pada tontonan drama koreanya, saat ini guru sedang rapat sejak istirahat pertama usai.

"Makasih Sa," balas Kale lalu bangkit dari tidurnya.

Ruang belakang kelas memang sering di jadikan tempat untuk tidur saat jam kosong seperti saat ini, bahkan banyak dari mereka yang sengaja menyimpan bantal kecil di sekolah untuk kebutuhan tidur di kelas. Kale salah satunya.

Kale mengabadikan teman-temannya yang tidur berjajar dan sempit-sempitan, namun sepertinya nyaman-nyaman saja, terbukti dari Rhea yang tidur membuka mulutnya begitu pun dengan Bara bahkan ada yang mendengkur diantara mereka.

Kale pun pergi memenuhi panggilan sang pelatih.

Setelah usai dengan urusannya, Kale lebih memilih pergi ke kantin karena bel istirahat kedua telah berbunyi.

Ia pun langsung menghampiri Bara dan Rhea yang bahkan tengah menikmati makanan mereka.

"Ada apaan Le?" tanya Bara begitu Kale duduk di sampingnya.

Kale mengangkat bahunya acuh, "Biasa,"

"Woah anjing!" seru Rhea membuat Kale dan Bara sontak menatapnya.

"Kenapa sih? rusuh amat," ucap Bara yang hampir tersedak akibat terkejut.

"Tuh liat! itu!" ucap Rhea menunjuk pintu masuk kantin yang sontak membuat Kale dan Bara memutar tubuh mereka.

"Gak mempan Rhe," ucap Kale begitu melihat Kala dan Vino masuk berdua tanpa di temani teman - teman Kala yang lain.

"Bohong banget anjing, nyes nyes dikit mah ada itu," cibir Bara membuat Kale memutar bola matanya malas.

"Mending makan nasi Le, daripada makan hati terus," ucap Rhea lalu tertawa dan di ikuti oleh Bara.

Kale pun memilih pergi daripada harus mendengar ejekan kedua sobatnya lebih jauh.

Kale pun kembali ke meja dengan sepiring nasi goreng dan sebotol air mineral dan tentu saja telah memberikan Kala sesuatu untuk menemaninya belajar.

"Sore ada latihan?" tanya Rhea, ia sudah selesai makan begitu juga dengan Bara.

Kale hanya menggeleng sebagai balasan.

"Capeklah latihan mulu, remuk badan si Kale," ujar Bara.

"Iya sih, minta libur kek lo. Gak punya jatah libur turnamen emangnya? si Yuka pernah tuh gak ikut turnamen tiga kali masih hidup aja anaknya," ucap Rhea dan Bara mengangguk setuju.

"Tanggung, Rencananya lulus SMA gue pensiun," balas Kale.

"Masih rencana kan, tiba - tiba bisa berubah. Misal, lo masuk timnas terus target lo berubah jadi pengen menang kompetisi inter, kan beda lagi ceritanya Le," ujar Rhea panjang, sejujurnya ia khawatir dengan kesehatan Kale.

"Tinggal bilang gue khawatir, susah amat sih Rhe," goda Bara yang langsung mendapatkan tendangan di tulang keringnya.

"Oh khawatir? makasih lho Rhe, kapan lagi kan lo khawatirin gue kayak tadi," balas Kale yang juga ikut menggoda gadis yang duduk di depannya itu.

"Ogah banget anjing, ogah," balas Rhea lalu menyemburkan es tehnya melalui sedotan pada Bara dan Kale.

"Jorok banget anjing!"

Jatuh SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang