01: Kala.

1.7K 116 2
                                    

Tubuh gadis yang masih nyaman tidur di balik selimut itu menggeliat, merenggangkan badannya lalu duduk dan melihat ke arah jam yang berada di dinding kamarnya.

Pukul menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit, Kalandra atau yang kerap di sapa Kala itu mencoba menghilangkan sisa kantuknya sebelum beranjak pergi ke kamar mandi.

Hari ini hari Senin, itu lah mengapa ia bangun lebih pagi dari hari biasa dan kenapa Sabtu dan Minggu cepat sekali berlalu? Kala sampai saat ini pun masih menyayangkan hal tersebut.

Pukul enam pagi Kala sudah siap dengan seragamnya, tentu saja rapih dan lengkap lalu kemudian pergi untuk sarapan di bawah.

Suasana rumahnya sepi, Bundanya sedang pergi ke rumah saudara mereka di luar negeri, Kala tidak ikut meski sudah di tawarkan, maka dari itu ia pun sarapan seadanya saja karena ia tidak bisa memasak dan Bi Ani baru kembali ke rumahnya esok hari.

"Ya, kenapa Ren?" tanya Kala sambil mengapit ponselnya diantara bahu dan telinga sementara kedua tangannya sibuk dengan selai dan roti.

"Jaga bareng gue sebelum upacara ya,"

"Udah ada jadwalnya Ren, lagian ada yang lain juga," Kala mulai menyantap rotinya.

"Ini hari Senin Kal, panen banyak pasti,"

"Gue males, cukup kelas 11 aja gue jaga tiap Senin,"

"Baru juga masuk semester baru ya anjir, loyo amat,"

"Gak peduli," balas Kala sebelum mengambil sebuah gelas dan menuangkan susu coklat ke dalamnya.

"Gue jajanin susu stroberi sampe enek mau gak?" Kala berdecak begitu Rendy menyebutkan minuman favoritnya.

"Deal, kebetulan di rumah cuma ada susu coklat," ucap Kala sambil menaruh kembali susu coklatnya ke dalam kulkas.

"Gitu kek dari tadi." ucap Rendy sebelum memutuskan panggilannya sedangkan Kala menggelengkan kepalanya begitu mendengar nada kesal Rendy.

'Rendy dan kesabaran setipis tisunya'

Setelah mencuci alat bekas sarapannya, Kala pun pergi ke sekolah dengan mini cooper kesayangannya, hadiah dari Papahnya saat ia genap tujuh belas tahun yang mana baru beberapa bulan yang lalu.

Tepat pukul setengah tujuh pagi Kala sampai di parkiran khusus siswa di sekolahnya, SMA Atmajaya. Salah satu sekolah swasta favorit di kotanya.

Tak ingin membuang waktu, Kala pun melangkahkan kaki jenjangnya menuju 12 IPA 1 yang untungnya berada di lantai satu gedung IPA, setelah menaruh tasnya ia pun langsung pergi menyusul Rendy di gerbang depan.

"Akhirnya dateng juga lo," ucap Rendy begitu Kala berdiri di sampingnya.

"Macet dikit tadi, sini biar gue yang catet," ujar Kala sambil menarik buku besar yang ada di tangan Rendy, membiarkan pemuda itu yang memarahi siapapun yang melanggar aturan pagi ini.

"Baris yang bener!" seru Rendy yang mulai mengaktifkan mode galaknya dan Kala harus sedikit menyingkir untuk menyelamatkan kedua telinganya.

Kala sibuk mencatat nama dan pelanggaran para siswa ke buku besar di tangan kecilnya itu. Hingga suara decakan Rendy berhasil membuat Kala mengangkat kepalanya.

"Atribut lo berdua kemana?" tanya Rendy pada dua adik kelasnya yang kini hanya menampakkan giginya.

"Seragam baru bukan? sampe kosong begini?" tanyanya lagi.

"Jawab sebelum di amuk Rendy," timpal Kala membuat kedua adik kelasnya itu menelan ludah kasar.

"Hehehehe iya kak, nih kerahnya masih keras," jawab Bara sambil menunjukkan kerah seragamnya.

Jatuh SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang