08: Minggu.

403 77 0
                                    

Hari Minggu adalah jadwal Kale untuk bermalas - malasan dan bangun siang. Pokoknya hari Minggu adalah jadwalnya beristirahat.

Namun apa boleh buat, itu hanya imajinasinya semata karena saat ini tidurnya di ganggu dengan seseorang yang dengan brutal memukul wajahnya.

"Kurang kenceng nak, kamu tendang aja mukanya," ucapan Jian berhasil membuat Kale bereaksi di tambah dengan Jio yang tidak bisa diam diatas tubuhnya.

Dengan gemas Kale pun memeluk keponakannya itu lalu mencium wajahnya.

"Kamu belum sikat gigi!" seru Jian yang langsung menggendong Jio menjauh dari Kale.

"Mandi sana!" titah Jian pada Kale yang masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Sekarang hari Minggu Kak," ucap Kale dengan suara seraknya.

"Ya terus?, kenapa emang kalo hari Minggu," balas Jian tak santai.

"Jadwalnya hibernasi Kak, kasian kali otot Moka perlu istirahat," ujar Kale lalu kembali merebahkan badannya.

"Bangun, sebelum Kakak guyur kamu ya Moka," ancam Jian yang langsung membuat Kale duduk dan menatap Kakak pertamanya itu kesal.

"Jam 7 juga belum Kak, mau kemana sih?" tanya Kale karena melihat Jian yang memakai setelan olahraga.

"Olahraga lah di lapangan, Minggu ini jadwalnya Yoga. Kakak titip Jio ya, kakak pergi dulu takut telat," ujar Jian.

"Bunda sama Bang Deo kemana emangnya?" tanya Kale.

"Ke supermarket beli bahan - bahan buat bikin kue. Kakak pergi dulu," ucap Jian lalu pergi meninggalkan Kale dan Jio yang di pangkunya.

"Hadeh, emang paling bener diem aja di luar negeri," gumam Kale karena dengan adanya Jian maka hari liburnya tidak akan pernah tenang.

Kale pun mengangkat Jio dan tersenyum gemas melihat keponakannya yang semakin tampan.

"Aku mau mandi dulu kamu diem di sini, jangan kemana - mana ya, oke?" ujar Kale sambil menatap mata Jio yang kini ia tidurkan di atas kasurnya.

"Pokonya jangan turun dari sini, pokoknya diem ya dek," ucapnya lagi sebelum beranjak dari kasur kemudian memberikan Jio mainan supaya anteng selama ia berada di kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian Kale selesai dengan agenda mandi paginya, ia keluar dengan kaos oblong yang ia timpa dengan hoodie berwarna abu-abu dan celana pendek berwarna hitam sambil mengeringkan rambutnya.

Setelah menjemur handuknya, ia pun kembali menghampiri Jio yang masih anteng dengan rubik miliknya.

"Ini gak bisa kamu makan dek," ucap Kale sambil mengambil kembali benda kotak itu dan menaruhnya begitu saja di atas kasur kemudian ia pun menggendong Jio dan membawanya ke ruang makan dan tak lupa dengan tablet miliknya.

"Udah makan?" tanya Kale dan anak kecil itu pun mengangguk dan membalasnya meskipun tak terlalu fasih.

Kale pun sarapan dengan Jio di pangkuannya sambil menonton kartun anak - anak dari layar tablet miliknya.

Setelah selesai mencuci bekas makannya, Kale pun kembali menggendong Jio dan kembali menaruh tabletnya ke kamar.

Jam baru menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit, biasanya Jian akan pulang pukul sembilan atau sepuluh tergantung seberapa serunya gosip yang beredar di komplek tempat mereka tinggal.

Kale pun memutuskan untuk pergi ke rumah Javi. "Dek mau jalan gak?" tanya Kale pada balita di gendongannya.

Jio lantas menggeleng sambil mengeratkan pelukannya di leher Kale, "For two years kid you're really strong,"

Jatuh SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang