10. CONFUSED

9 1 0
                                    

Tepat pukul 3 kurang 8 menit sore itu, dua insan yang terjebak hujan sehabis makan siang tadi telah tiba diperusahaan. 

Hujan sudah reda, hanya menyisakan hawa dingin dan suasana syahdu setelahnya.

"Kamu bawa celana ganti ga, A?" Dira melihat kondisi celana katun yang Dika pakai cukup basah pada bagian bawah. Itu pasti karena cipratan air selama hujan tadi.

Sesaat kemudian ia merutuk dalam hati, pertanyaan bodoh macam apa? manusia mana yang membawa celana ganti saat berangkat dari rumah dalam keadaan cuaca cerah?

Dika tersenyum kecil kemudian menggeleng, "Gapapa, bisa pake hot gun!" Guraunya. 

Dira terkekeh kecil, "Ga sekalian nongkrong di mesin heatshrink? kan panas tuh!"

"Pulang-pulang aku udah bukan Rahadika, tapi roti bakar!" Jenakanya, mengundang tawa renyah dari Dira. 

"EKHEM! EKHEM!"

Suara deheman dipaksakan itu mengintrupsi tawa renyah antara Dika dan Dira yang masih berada di area parkir motor.

Dira membalikan badannya dan melihat siapa gerangan yang berdehem dengan nada menggoda itu.

!!

Ia mendadak merasakan hawa tidak aman saat melihat Ratih, orang yang beberapa hari lalu mendeklarasikan diri sebagai tim sukses Dira dan Dika itu berjalan menghampiri, lengkap dengan senyum penuh arti.

"Eh ada Dira, abis dari mana nih, Ra?" Ratih bertanya menggoda, menampilkan senyum tertahan dan kelopak mata yang berkedip-kedip dengan ritme cepat.

Dira gelagapan dibuatnya. Ia berdo'a dengan serius, semoga saja wanita dewasa di hadapannya ini tidak akan melakukan hal yang berpotensi akan mempermalukan dirinya. 

"Aku abis...itu...apa..." Dira berkata tergagap, oh ayolah, salah jawab ia akan dalam bahaya.

"Kita abis makan siang bu Ratih. Kejebak hujan jadi baru pulang ke sini!" Jawab Dika dengan senyum ramah.

Dira diam-diam menghembuskan nafas lega, Dika telah menyelamatkannya.

"Ohh...iya-iya! pantes sampe basah-basah begitu!" Mata tajamnya dengan liar menari kearah tubuh mereka yang terlihat lusuh, persis anak itik tersesat.

"Kalian...cocok, btw!" Ratih berkata dengan ringan, seolah hanya mengutarakan fakta mengenai cuaca hari ini.

!!!

Dira yang hari ini sudah dapat memastikan perasaannya itu merasakan pipinya kembali memanas. Haruskah ia marah pada tim suksesnya ini?

"Pak Dika ganteng, Dira cantik! terus dari penerawangan aku sih aku ngerasa aura kalian cocok banget! apalagi Dira ini exclusive dan expensive banget loh pak Dika!" Dengan kelewat santai, Ratih tertawa kecil sambil menggeplak lengan Rahadika tanpa canggung. 

!!!

"FYI yaa...Dira ini ga pernah pacaran pak Dika! yang naksir-naksir aja pada ditolak semua! ini pak Dika beruntung looh Dira mau makan siang begini sama Bapak! seumur-umur saya disini mana pernah Dira berdua-duaan gini sama cowo! Jadi kalau pak Dika naksir, cepet diresmiin aja deh...keburu diembat orang Indira limited edition Rahmadhininya!" Badan condong kearah lawan bicara, kontak mata yang intens dan gerakan tangan penuh antusiasme itu, Ratih sedang berlaku sebagai marketing handal saat ini.

Dika terdengar terkekeh canggung, sementara Dira merasakan lututnya melemas, mual dan ingin menangis saat ini juga. Siapapun tenggelamkan ia sekarang!

"Pokonya kalau Pak Dika mau tanya-tanya tentang Dira, pak Dika tau siapa informan yang tepat!" Ujarnya dengan PD, menunjuk dirinya sendiri. 

RAHADIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang