13. LAST DAY

2 0 0
                                    


Pagi ini, pukul 08.40 pagi Rahadika sudah menyambangi ruangannya. Dengan setelan kemeja hitam lengan panjang yang di gulung sampai siku, celana bahan hitam, juga sepatu semi formal hitam dan tak lupa vest hitam dengan Logo K3 dan bendera perusahaan kebanggannya.

Dira bersumpah, Rahadika terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dan keren hari ini. Apalagi dengan jam tangan hitam dan gelang-gelang andalannya itu.

"Hampir setengah tahun disini, aku gapernah liat rambut kamu di kuncir kaya gini..."

"Kamu cantik, Ra!"

Kalimat pembuka yang dipilih Rahadika, sesaat setelah masuk ke ruangannya dan duduk di tempat biasa.

Dira merasakan pipinya memanas sampai ke telinga. Ia ingin balas memuji dengan 'kamu juga ganteng banget hari ini!!' tapi tak seberani itu.

"Siap untuk hari ini?" Tanya Rahadika, dengan semangat riang seperti biasa.

Dira menggeleng lesu, "Aku deg-degan, takut kikuk." Dira menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Hari ini, mereka akan ikut meeting akhir dengan dewan direksi dari ESDM. Ia seharusnya tak harus ikut, tapi Ajiz menelponnya malam tadi, mengatakan bahwa atasannya itu meriang semalaman dan tak akan masuk kerja esok hari, oleh karena itu dengan amat berat hati, ia meminta Dira mejadi perwakilannya dalam meeting akhir hari ini.

Dira ingin menolak, tapi tak enak hati dengan suara ngirung yang memohon pertolongan itu.

"Mereka ga akan banyak tanya ko, tenang aja. Lagian kamu tau proses di lapangan dan laporan yang kamu susun juga bagus, saya percaya kamu bisa!"
Ujar Ajiz yang bukannya menjadi bahan bakar semangat, malah membuatnya tak bisa tidur semalaman.

Matanya tak bisa terpejam mengingat esok harinya ia harus berbaur dengan banyak orang penting, ia tak tau harus mempersiapkan apa dan bertindak seperti apa.

"Kamu kurang tidur?" Tanya Rahadika, memperhatikan kantung mata Dira yang sedikit menghitam.

"Aku agak kepikiran hari ini, aku ga terbiasa berhubungan sama orang-orang sepenting ini." Dira berkata dengan lesu.

Sadar tak sadar, mengusap rambut Dira sudah menjadi ekstase bagi Rahadika, "And it's time to learn! Gausah khawatir, anggap aja kamu bakal ketemu sama bapak-bapak biasa!" Ujarnya, memberikan semangat pada Dira.

Dira terkekeh kecil, "Aku takut ditanya-tanya terus gabisa jawab, aku suka kikuk kalau ketemu orang baru..." Dira memelas dengan ekspresi merengut.

"Ya jawab aja...yo ndak tau! Tanya ko tanya saya!" Gurau Rahadika, dengan nada persis orang nomor satu di negara mereka.

Dira tertawa renyah dan bangkit dari sandarannya, Rahadika tak pernah gagal dalam menghiburnya.

Take me out tonight
Where there's music and there's people...

Handphone Rahadika kembali bernyanyi, pertanda adanya panggilan masuk.

"Hallo"

"......."

"Siap pak, saya sudah di IE, sekarang otw ke depan."

"......"

Sambungan terputus, Rahadika kembali mengantongi handphonenya.

"Ke depan sekarang?" Tanya Dira.

Rahadika mengangguk, "Tarik nafas dulu...tahan....terus buang!" Intruksi Rahadika berulang.

Dira menurut, mengikuti ritme tangan rahadika dalam setiap pergantian intruksi.

"Lebih rileks?"

Dira mengangguk kecil, "iya" Jawabnya.

RAHADIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang