Pantai

477 21 2
                                    

Bosan.

Satu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati dari keempat bersaudari ini. Sudah lima jam mereka hanya terbaring di kasur kamar si sulung tanpa melakukan apa-apa.

"BOSAN BANGET GAK SIH?"

"Anjing!"

"Asu!"

"Bangsat!"

Teriakan tiba-tiba si bungsu sontak mengkagetkan penghuni kamar itu. Rosa yang berbaring tak jauh dari Lisa refleks memukul wajah cantik adiknya itu dengan bantal.

"Sakit bangsat!" umpat Lisa sambil mengusap-ngusap hidungnya.

Rosa memutar bola matanya malas lalu kembali memeluk bantal yang tadi ia pakai untuk memukul wajah Lisa.

"Salah sendiri ngagetin. Lagian lo ngapain sih, tiba-tiba teriak kek orgil aja."

Lisa mendecih pelan mendengar perkataan Rosa.

"Kalian mau ke pantai nggak?" usul Jingga yang sedari tadi diam memperhatikan perdebatan kedua adiknya.

"MAU!"

"Mager."

Lisa melirik tajam gadis blonde tersebut. "Lo tuh jadi cewek kok mageran banget sih? Nenek-nenek aja kayaknya jauh lebih banyak gerak dari lo!"

"Terserah gue lah, badan-badan gue kenapa lo yang sewot." jawab Rosa santai tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel pintar miliknya.

"Kalian sehari aja nggak berantem bisa gak?" sahut Jeni yang berbaring di tengah-tengah Lisa dan Rosa.

Lisa melirik Jeni sekilas sebelum kembali menatap tajam Rosa. "Dia duluan."

Rosa berbalik menatap tajam Lisa. "Kok jadi gue anjir?"

Jeni menghela pelan nafasnya. "Udah nggak usah saling nuduh, gue capek denger bacotan kalian."

Lisa dan Rosa akhirnya menghentikan aksi saling melempar tatapan tajam tersebut. Lisa memasang wajah cemberutnya sembari terus mengerutu.

Iya Lisa merajuk.

Melihat wajah cemberut adiknya, Rosa akhirnya memilih mengalah. "Iyadeh, yuk kita ke pantai!"

Mendengar itu Lisa sontak bangkit dari kasur Jingga sambil tersenyum cerah.

"GAS KITA KE PANTAI!"

.....

"Panas banget." keluh Rosa sambil menyeka keringat dari dahinya.

Sekarang keempat bersaudari itu tengah berada di sebuah pantai dipinggiran kota. Mereka tengah bersantai sambil meminum es kelapa muda yang mereka beli dari mas-mas penjual di dekat sana.

"Jelas panas, kan sekarang udah tengah hari bolong," jawab Jeni sambil mengibas-ngibaskan tangan ke wajahnya. "Lagian siapa sih yang ngide pergi kepantai di jam segini?"

Jingga tersedak mendengar perkataan gadis berpipi mandu itu. "Daripada kalian dirumah ribut mulu."

"Kapan gue ribut?"

"Bukan lo, tapi adik-adik lo."

"Adik gue adik lo juga anjir."

Jingga terkekeh pelan, ia kembali menyeruput es kelapa muda yang berada di genggamannya.

"Gue sih seneng kita dipantai. Dari pada kita dirumah nggak ngapa-ngapain?" ujar Lisa sambil menyenderkan kepalanya di bahu Rosa.

Posisi mereka sekarang adalah Jingga yang berada di sebelah kanan diikuti Jeni, Rosa, dan terakhir Lisa. Mereka duduk di pasir pantai yang beralaskan tikar serta payung besar yang melindungi mereka dari paparan sinar matahari langsung. Semua barang tersebut mereka bawa dari rumah.

Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang