001 - Prolog

1.6K 178 4
                                    

"Tidak ada yang abadi di dunia ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada yang abadi di dunia ini"



001 - Prolog

Brak! Brak!

"K-kak, aku takut"

Seorang gadis yang sedang memeluk adik kecilnya mengelus kepala sang adik dengan lembut, berusaha membuatnya tenang.

"Raka tenang saja. Ada kakak disini" bisik gadis itu.

Suara gadis itu terdengar tenang tapi berbeda dengan tubuhnya yang bergetar ketakutan.

"Raka ngga perlu khawatir, sebentar lagi polisi akan datang membantu kita" lanjut gadis itu menatap mata adik lelakinya dengan senyum lembut.

Raka hanya mengangguk dan memeluk erat tubuh kakaknya yang mengeluarkan banyak darah akibat tusukan dari sebuah pisau.

Suara gedoran pintu semakin kuat, dengan suara teriakan seorang wanita yang meminta mereka untuk keluar.

"Kak (Name), jangan tinggalkan Raka" gumam Raka.

(Name) yang mendengar ucapan itu tersenyum getir.

"Maaf" gumamnya sangat pelan.

"KELUAR KALIAN DARI SANA"

'Ck, dasar orang gila' batin (Name).

Saat ini mereka sedang bersembunyi di dalam ruangan yang hanya (Name) dan Almarhum ibunya saja yang tahu. Tempat ini tidak terlalu luas tapi tidak terlalu kecil dan muat untuk dua orang dewasa.

Tempat yang dibuat oleh ibunya untuk dirinya. (Name) menjaga tempat itu dengan sangat baik hingga saat ini.

'Aku tidak menyangka tempat ini akan menjadi tempat terakhir ku' batin (Name) tersenyum.

(Name) menatap Raka yang memeluknya erat seakan takut jika dirinya akan pergi.

"Raka, jika ada suara Theo jawablah kalo Raka ada disini"

"Mengerti?"

(Name) kembali mengelus kepala Raka dengan pelan. Raka hanya mengangguk sebagai jawaban.

Brak! Brak!

"AGHH, DASAR PINTU SIALAN!!"

'Wanita gila, semoga saja Raka tidak menjadi seperti dia'

Pandangan (Name) mulai menggelap, suhu tubuhnya menurun drastis. Mengatur napasnya, (Name) memeluk erat tubuh kecil dalam dekapannya.

"Raka, kakak tidur sebentar ya. Tolong bangunkan kakak kalo Theo sudah sampai" bisik (Name) pelan.

Jika Raka tahu yang akan terjadi selanjutnya, Raka tidak akan membiarkan kakaknya untuk tidur. Tapi apalah daya dia hanya seorang anak kecil yang tidak tahu apa itu 'kematian'.

"Iya" jawab Raka polos.

Bibir pucat itu tersenyum mendengar ucapan adiknya dan mata gadis bersurai coklat itu perlahan tertutup, menyembunyikan manik hitam seperti langit malam untuk selamanya.



"Jika tau akan seperti ini, aku tidak akan membiarkan mu pulang"



"(Fullname)"

"Hei, Baek (Name) bangun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, Baek (Name) bangun!"

"Coba tampar dia"

"Apa kau gila? Kau mau kena pukul (Name) hah?!"

'Ugh, berisik sekali'

"Hei, hentikan jangan tampar dia-"

"Apa yang kalian lakukan?"

Ucapan dari (Name) membuat kedua gadis itu terdiam. Gadis dengan rambut pendek memukul kepala gadis lainnya yang mau menampar pipi (Name).

"A‐ahahaha bukan apa - apa kok" ucap gadis berambut pendek itu, sambil mengelus tengkuknya.

(Name) menatap kedua gadis itu aneh. Rasanya gadis itu merasa kenal dengan mereka tapi disisi lain merasa asing.

'Apa aku pernah bertemu mereka?' Batin (Name) mengingat ingat.

'Tapi sepertinya mereka bukan dari Indonesia' pikirnya setelah menyadari wajah kedua gadis itu.

"Siapa kalian-"

"Ayo Baek (Name) kita sudah sampai ke tujuan kita" ucap gadis berambut pendek itu memotong ucapan (Name).

'Tunggu, Baek (Name)?'

"Ayo"

Gadis yang berkepang itu menarik tangan (Name) yang masih setengah sadar, menyusul gadis berrqmbut pendek yang sudah keluar kereta duluan.

'Tunggu barusan itu bahasa Korea?'

'Dan mereka memanggil ku Baek (Name)?'

'Bukannya aku sudah mati ya'

'Ugh. Sebenarnya-

-APA YANG SUDAH TERJADI!!'

-To be continue

Havoc [ORV X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang