Di tempat lain, terlihat seorang wanita sedang berkutat dengan peralatan dapur untuk menyiapkan makan malam. Dia Chika, wanita yang kini tengah memotong sayuran untuk dimasukkan ke dalam panci.
Semenjak ditinggal kedua orang tuanya, membuat dia terbiasa melakukan semuanya sendiri. Mulai dari memasak, membersihkan rumah, bahkan meneruskan usaha cafe milik orang tuanya.
Terlebih saat Christy hadir, dia tidak ingin anaknya makan makanan cepat saji, apalagi anaknya yang memang cukup picky terhadap makanan. Alhasil dia sendiri yang akan memasak untuk mereka berdua.
Beruntungnya, saat itu Chika sudah berada di fase perkuliahan, sehingga dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri, pun Christy.
Christy hadir tepat dihari saat orang tuanya berpulang. Namun, kehadiran Christy jugalah yang membuat dia mampu untuk melanjutkan hidupnya.
Berkat Christy, dia tidak pernah merasa kesepian. Anak itu selalu mampu membuat dia merasa bahwa dunia akan baik-baik saja.
I see your monsters
I see you pain
Tell me your problem
I'll chase them awayI'll be your lighthouse
I'll make it okay
When I see your monsters
I stand there so brave
And chase them all awayLagu yang selalu disenandungkan anak itu, meskipun dengan pelafalan yang belum terdengar jelas.
Lagu yang mampu membuat kedua sudut matanya mengeluarkan air mata ketika mendengarnya.
Chika bahagia saat anak itu hadir, sangat bahagia. Tapi tak dapat dipungkiri juga, hatinya masih merasa sakit ketika mengingat masa itu.
"Mama." Ucap Christy yang kini berdiri sambil memegang boneka kesayangannya.
Dia hentikan sejenak kegiatannya lalu menghampiri sang anak, tak lupa juga mencuci tangannya.
"Eh, anak Mama udah bangun."
Dia angkat tubuh anak itu dalam gendongannya, membawanya kembali ke sofa. Dia nyalakan tv, menggantinya ke channel yang biasa menayangkan tayangan kartun botak favoritnya.
"Dedek tunggu sini dulu ya, Mama selesain itu dulu. Okey sayang?"
"Iya, Mama." Jawabnya tanpa menoleh.
Chika kembali ke dapur untuk melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Ketika sedang serius mengaduk sayuran di dalam panci, dia dikejutkan dengan suara yang muncul tiba-tiba.
"Mama masak apa?" Chika terkejut mendapati Christy yang sudah berada disebelah kakinya. Menatap Chika dengan tatapan polosnya.
"Astaga, kaget Mama dek." Ucapnya sambil mengelus dadanya.
"Mama, mau liat itu." Kini anak itu sudah loncat-loncat disamping kaki Chika, mencoba ingin melihat isi di dalam panci yang sedang diaduk-aduk Chika.
"Aduh, dek, bahaya sayang." Kemudian dia tuntun anak itu untuk duduk di kursi meja makan yang tak jauh dari dapur.
"Duduk sini aja ya, sebentar." Dia berbalik, lalu kembali dengan membawa piring berisi beberapa potong buah segar.
"Nah, makan ini dulu ya sayang. Makanannya bentar lagi jadi, yang anteng ya disini. Mama balik ke dapur dulu." Dia kecup puncak kepala anak itu sebelum kembali ke dapur, lagi.
"Mama, Kisti mau liat itu." Anak itu kembali menyusulnya, dengan bibir yang sedikit dia kerucutkan, serta tangan kanannya yang memegang sepotong buah.
"Mau liat apa, sayang?" Ucap Chika yang merasa gemas dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEANDRA
Fanfiction"Aku sayang sama kamu, aku juga sayang anak kamu, apa itu masih nggak cukup untuk kamu bisa terima aku?"