DELAPAN

2K 265 27
                                    

Sejuk, kesan pertama yang Zee rasakan ketika kakinya mulai melangkah masuk ke dalam ruangan Chika. Sejuk yang dirasakan bukan hanya berasal dari AC yang memang ada diruangan itu, namun juga terasa dari interior ruangan itu sendiri. Zee juga bisa mencium aroma vanilla ketika pintu berhasil terbuka, aroma yang sama seperti yang ada di apartemen gadis itu.

Semakin jauh kakinya melangkah masuk, semakin jelas pula dia dapat melihat apa saja yang ada diruangan itu, termasuk beberapa foto Chika bersama Christy yang terpajang dimeja kerjanya. Difoto itu, terlihat Chika yang sedang mengejar Christy dengan senyum yang mengembang. Zee tersenyum, seolah ikut merasakan kebahagiaan yang tercipta saat itu.

"Om Zee."

Zee tersadar dari lamunannya, kemudian segera menurunkan gadis kecil itu.

"Om Zee, Kisti punya ikan. Om mau liat?"

"Mau dong, Christy suka ikan?"

"Iya, kata tante Indah Kisti mirip ikan. Ayo om, ikannya disimpan Mama disana." Ajaknya seraya menarik tangan Zee agar mengikutinya.

Zee yang ditarik seperti itu hanya bisa pasrah mengikuti kemana langkah gadis kecil di depannya.

"Om, tolong ambil itu." Tunjuknya ke arah rak berwarna putih disudut ruangan.

Zee melirik sekilas, kemudian segera bergerak mengambil sebuah akuarium mini yang di dalamnya terdapat dua ekor ikan cupang berwarna merah dan biru.

"Ini punya Christy?" Tanya Zee sesaat setelah akuarium itu diletakkan dimeja dekat mereka, kemudian dia duduk disofa panjang yang ada.

Gadis kecil itu mengangguk beberapa kali. "Iya, cantik kan, om?" Balasnya tanpa melihat ke arah Zee. "Yang melah namanya Ucup, yang bilu namanya Acep." Sambungnya.

Zee tersenyum gemas saat mendengar nama kedua ikan yang lucu itu. "Iya, cantik."

Tak lama terdengar suara pintu yang dibuka dari luar, membuat keduanya mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara.

Chika, gadis itu langsung masuk begitu pintu terbuka, disusul dengan dua orang perempuan yang ditangannya membawa nampan berisi beberapa makanan.

"Taruh dimeja aja, kak." Ucap Chika yang diangguki kedua wanita itu.

Zee hanya diam, pandangannya hanya terfokus kepada Chika sejak gadis itu muncul. Perhatiannya sepenuhnya hanya tertuju pada gadis itu, dari bagaimana gadis itu berjalan, bagaimana gadis itu menatap lawan bicaranya, serta bagaimana gadis itu yang tetap tersenyum saat berinteraksi dengan orang disekitarnya.

"Zee!" Ucap Chika sedikit teriak yang membuat pria dihadapannya terkejut.

"Eh, iya kenapa, Chik?"

"Kamu kenapa? Kok bengong?"

"Hah? Nggak kok, nggak papa." Kepalanya menggeleng beberapa kali sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

Chika hanya mengangguk. "Oh iya, ini aku bawain minum sama cemilan buat kamu. Aku udah pesenin makan siang juga buat kita, kamu suka pedes kan?"

Zee mengangguk dengan cepat, tak lupa dengan senyumnya. "Suka kok, makasih ya." Ucapnya yang dibalas juga dengan senyuman oleh gadis itu.

Pandangannya kini Chika alihkan kepada sang anak yang masih fokus memandangi ikannya.

"Dedek, ganti baju dulu yuk. Udah bau acem tuh baju kamu."

Christy merengut, merasa tidak terima. "Enak aja, Kisti wangi ya. Kata tante Indah bau dedek kayak bau sulga."

Kedua orang dewasa yang ada ditempat itu sontak tertawa. "Apa sih dek, emang kamu tau bau surga gimana?"

Anak itu menggeleng. "Nda, kan yang bilang tante Indah, bukan dedek."

ZEEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang