Perjalanan kali ini benar-benar terasa menyenangkan, jika tadi hanya ada suara lagu anak-anak, maka sekarang diganti dengan ocehan seorang gadis muda dan anak kecil.
Christy, anak itu sudah berpindah tempat ke pangkuan Vanya. Mereka berdua kini asik mengamati jalanan yang cukup ramai, sambil sesekali memberikan komentar atau pertanyaan tentang apa yang dilihatnya. Keduanya terlihat punya banyak kesamaan, salah satunya sama-sama suka berbicara.
Zee dan Chika hanya diam, tak ada percakapan antara keduanya. Zee yang fokus menyetir, serta Chika yang ikut mengamati jalanan sambil sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan anaknya.
Bagi Zee, satu Vanya saja bisa membuat energinya terkuras, dan sekarang ada dua Vanya dalam satu tempat tapi dengan versi kemasan sachet. Zee hanya berharap semoga dia bisa diberi kekuatan sampai tempat tujuan.
Tak terasa, kini mobil yang ditumpangi sudah memasuki parkiran cafe, mereka langsung turun begitu mobil terparkir.
"Kak Vanya, ayo masuk. Kita liat ikan, kakak halus liat ikan Kisti." Ajak Christy sambil menarik tangan Vanya.
Vanya secara bergantian menoleh pada Zee lalu Chika, mencoba untuk meminta bantuan.
"Dedek, kakaknya udah mau pulang. Nanti kapan-kapan aja ya liat ikannya, kakaknya pulang dulu sekarang." Ucap Chika.
Anak itu menggeleng. "No no, kakak nda boleh pulang, Kisti masih mau main sama kakak sama om Zee."
Zee yang sedari tadi diam pun akhirnya bersuara setelah menyamakan tingginya dengan anak itu. "Christy, om boleh tanya?" Tanya Zee yang dijawab dengan anggukan.
"Christy kalau ikannya hilang Christy nyariin nggak?"
Kepala anak itu otomatis mengangguk, tanda bahwa dia mengiyakan pertanyaan itu.
"Kalau ikannya hilang Christy sedih nggak?"
Lagi dan lagi, kepalanya mengangguk.
"Nah, Mamanya om sama kakak juga kayak gitu. Nyariin kalau kita belum pulang, terus nanti sedih juga karena om sama kakak udah sore tapi nggak ada dirumah."
Anak itu hanya diam, tak memberikan jawaban apapun.
"Tadi disekolah kan Christy pamit sama temen-temen karena mau pulang, terus nanti sambung mainnya besok. Nah, om sama kakak bisa kayak gitu juga nggak? Om sama kakak pamit pulang dulu sekarang, nanti besok kita main lagi, gimana?" Lanjutnya.
"Janji?" Jawab Christy dengan jari kelingkingnya yang terangkat.
"Janji." Dia balas dengan mengaitkan jari kelingkingnya juga.
Setelah itu dia menatap Vanya, kemudian melakukan gerakan yang sama seperti tadi.
"Om sama kakak pulang udah boleh pulang kan?" Tanya Zee sekali lagi untuk memastikan.
Ada anggukan kecil yang anak itu berikan. "Iya, tapi besok halus kesini lagi."
"Iya sayang, besok om kesini lagi." Tangannya tak tinggal diam untuk mengelus kepala Christy.
"Christy, aku juga pulang dulu ya, besok kita main lagi." Pamit Vanya.
Zee kemudian berdiri, berjalan menghampiri Chika.
"Aku pulang dulu ya, makasih udah nemenin jemput Vanya."
"Iya sama-sama, aku minta maaf juga kalian jadi ketunda pulangnya karena harus tenangin Christy dulu. Aku juga bingung gimana bujukinnya, soalnya dia nggak pernah kayak gini sebelumnya. Jadi sekali lagi maaf ya, Zee, Vanya?" Ucap Chika menatap Zee dan Vanya secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEANDRA
Fanfiction"Aku sayang sama kamu, aku juga sayang anak kamu, apa itu masih nggak cukup untuk kamu bisa terima aku?"