Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pacarable sejuta umat, cowo asal Canada ini seorang multitalenta banget. Pintar bernyanyi, jago nge-rap, dance, basket bahkan jago meluluhkan hati para kaum hawa. Berbicara dengan Garen maka kamu akan ditatap sedemikian rupa, bahkan kamu akan jadi gugup setengah mati jika sudah berhadapan dengannya.
•••
"Kamu, lagi ngomong sama aku, atau sama lantai hm?"
Garen menatap lekat seorang gadis yang tengah berdiri tepat didepannya, wajah gadis itu sudah memerah sejak Garen merespon panggilannya.
"I-ini, buat kak Garen" ucapnya memberikan sekotak bekal makan siang.
"Ah, terimakasih, aku terima ya bekalnya" Garen tersenyum manis menerima kotak bekal tersebut, dengan senang hati.
"I-iya kak," gugup gadis itu dan berlalu pergi meninggalkan Garen.
Garen yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya saja. "Ada-ada aja, tapi lumayan juga nih dapet makan siang gratis,"
Garen pun kembali berjalan menuju kelasnya, hari ini ia ada kelas pagi. Jadi 6 printilan nya tidak ada yang mengekornya.
Garen terus menulusuri koridor kampus, sebenarnya ia sedang malas hari ini untuk ikut kelas. Namun, karena ini kelas dosen killer jadi mau tidak mau, ia harus masuk. Sedangkan ke 6 temannya yang lain, mereka berada di kos.
Langkahnya terhenti, saat Garen melihat seorang gadis dengan baju yang sedikit terbuka, melambaikan tangannya. Tanpa pikir panjang, Garen langsung berbalik arah dan berlari.
"GARENNNN! KAMU MAU KEMANA SAYANG"
Mati lu ren mati batinnya memaki dirinya sendiri.
"Sial, gua harus sembunyi dimana?" panik Garen mencari tempat yang aman untuknya bersembunyi.
Hingga ia melihat tempat sampah, yang cukup untuk menutupi dirinya. Garen pun, bergegas sembunyi ia merapatkan dirinya lebih dekat lagi pada tempat sampah tersebut.
"Semoga ngga ketahuan!" gumamnya pelan.
Tepat saat Garen bergumam, suara gadis yang mengejarnya terdengar. "Ck! Garen kemana si? Cepet banget larinya,"
"Garen, sayang, awas ya kamu!" teriaknya kembali berlari melewati tempat Garen yang tengah bersembunyi.
Garen yang melihat dari balik tempat sampah, bernafas lega melihat kepergian gadis itu. Buru-buru Garen pergi, kembali menuju kelasnya dengan sesekali menoleh ke belakang.
•••
"Hahaha untung bisa lolos lo, bang"
"Hm, bisa abis gua ditangan dia! Gilaa, ngga ada kapok-kapoknya" sahut Garen kesal.
Saat ini Garen tengah berada di kantin, dengan laptop dan sekotak bekal yang tadi pagi ia dapatkan, dari salah satu fansnya. Pun dengan airpods yang terpasang di kedua telinganya.
"Ya, mau gimana lagi? Udah cinta mati kayanya dia,"
"Cinta mati apaan?! Engga ya! Dia tuh kaya terobsesi banget sama gua, njir"
Garen bergidik ngeri, membayangkan gadis kurang bahan itu bergelayut manja dengannya. "Udahlah, gua tutup ya, gua mau makan siang dulu"
"Oke, bye!"
"B-"
Tut Tut
Belum sempat memberikan sapaan balik, panggilan sudah terputus secara sepihak dari sebrang. Membuat Garen menghela nafas sabar.
"Sabar ren, temen lu emang ngga ada akhlaknya" ucapnya berusaha sabar.
•••
Garen Navindra
Pria tersabar, yang memiliki stock kesabaran segunung es, yang tak mudah meleleh. Namun, akan meleleh jika teman-temannya melakukan hal-hal yang menurutnya imut.
Imut? Yes, Garen paling ngga bisa lihat hal-hal yang menurutnya imut atau kiyowok. Bisa stress bahkan frustrasi sendiri, pecinta anak-anak dan penyuka hewan.
Dengan ketampanannya, Garen bisa membuat para perempuan menjerit kesetanan. Bahkan bisa membuat para perempuan meleleh hanya dengan mendengarkannya bernyanyi.
