Hiro Venezio
Cowo blesteran Indonesia Korea satu ini, sangat suka tebar pesona membuat para kaum hawa selalu menjadikannya pacarhalu. Hiro memiliki vocal yang bagus bahkan tubuhnya pun amat sangat lentur jika ia dance, pintar dalam segala hal serta ramah tamah dengan terus mengulas senyuman membuatnya terkenal akan ke friendly-an.
•••
"Ck! Bilang dong, kan gua ngga perlu repot-repot nelpon lo terus"
Sambungan terputus, Hiro mendengus kesal. Langkah lebarnya membawa dirinya kembali masuk ke sebuah rumah sederhana milik teman sekelasnya.
"Gimana bro?" tanya Dimas teman satu fakultas dengannya.
"Ada kelas orangnya,"
"Yaudah, kita ajalah yang pergi beli." ajak Dimas yang sudah mengambil kunci motor miliknya.
"Ck! Panas bro, lu ngga liat noh, matahari udah naik tinggi banget!" dumel Hiro berlalu melewati Dimas.
Yogi yang keluar dari dapur menatap wajah kesal Hiro, yang berlalu melewatinya. "Kenapa tuh bocah?"
"Biasa, takut kebakar kulitnya" kekeh Dimas.
"Yaelah, tinggal pake sunscreen aja juga"
"GUA DENGER YA NYET!" teriak Hiro dari lantai 2.
Dimas dan Yogi tertawa mendengar teriakan dari Hiro, mereka lantas menaiki tangga menuju lantai 2 dimana kamar Dimas berada.
Dimas dan Yogi satu fakultas dengan Hiro, sekaligus teman semasa SMA nya dulu. Jadi tidak heran, kalau mereka begitu kenal dengan sifat-sifat Hiro serta kebiasaan laki-laki satu ini.
"Emang, Vero kemana, Hir?" tanya Yogi yang kini sudah duduk disebelah Hiro.
"Ada kelas katanya" jawab Hiro yang kini tengah fokus pada laptop milik Dimas.
Yogi hanya mengangguk mendengar jawaban dari Hiro. Kini ketiga laki-laki itu mulai kembali sibuk dengan tugas-tugas yang sudah deadline. Sudah sedari jam 11 Hiro singgah dirumah Dimas begitu juga dengan Yogi.
Niat Hiro menghubungi Savero, hanya ingin menyuruh Savero untuk membelikan kertas HVS dan juga tintanya. Tapi rupanya, laki-laki berotot itu tengah ada kelas hari ini.
"Dim, tadi kan gua ke warung ya, terus gua denger dari tetangga lu. Katanya rumah sebelah udah ada yang tempatin" ucap Yogi memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka.
Dimas menoleh sebentar dan kembali fokus dengan tugasnya, "Iya baru kemarin, kayanya anak rantau"
"Cowo cewe?"
"Cewe kayanya, tapi ngga tau juga si, kemarin gua denger suaranya cewe"
Hiro yang mendengar jawaban Dimas, menoleh dengan binar cerahnya. "Widiihhh, cantik ngga? Bisa kali, gua deketin"
"Si monyet! Lu mulu perasaan, gua dong sekali-kali jangan lu mulu" ucap Yogi melemparkan kulit kuaci ke arah Hiro.
Sedangkan si target hanya mengangkat bahunya, seolah-olah mengatakan bodo amat. Membuat Yogi mendelik menatap Hiro.
•••
Kini jam sudah menunjukkan pukul 14:30 terlihat 2 laki-laki tampan, tengah membereskan kamar milik temannya. Kamar dengan nuansa hitam kini tampak sangat berantakan, membuat keduanya tidak enak jika harus langsung pergi tanpa membersihkan terlebih dahulu.
"Udah ngga usah, biar gua aja sendiri yang bersihin" ucap Dimas yang tengah memperhatikan kedua temannya dari ambang pintu.
"Sebentar lagi, juga selesai kok!" jawab Yogi yang tengah membersihkan meja belajar milik Dimas.
"Ini sampah, langsung buang keluar kan?" tanya Hiro mengangkat satu kantung plastik sampah.
Dimas mengangguk, "Hmmm, langsung aja buang keluar"
Hiro lantas mengambil tas miliknya, yang ia taruh diatas kasur milik Dimas. Dengan tangan yang memegang plastik sampah, Hiro berlalu melewati Dimas dan turun kebawah.
"Gua langsung balik ya, Dim" teriak Hiro tepat di depan pintu masuk rumah Dimas.
"Iya, hati-hati" jawab Dimas dengan teriakan dari lantai 2.
Hiro mengangguk sebagai jawaban, setelahnya ia menutup pintu rumah Dimas. Membuang sampah yang terletak tepat di samping pagar rumah Dimas, Hiro berlalu meninggalkan pekarangan rumah Dimas.
Jarak antara rumah Dimas dengan kost Hiro tidak begitu jauh, hanya beda RT saja. Membuat Hiro tidak perlu membawa motor kesayangannya, hanya untuk kerumah temannya.
Dengan langkah santai nya, Hiro bersenandung kecil menyanyikan lagu milik Bruno Mars. Hingga langkahnya terhenti, ketika sepasang matanya menangkap pemandangan yang luar biasa.
"Wah, harus gua foto ini, sebelum mereka pergi" ucapnya mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
Cekrek
"Mampus lu! Gua jamin, setelah ini lu bakalan diputusin" gumamnya tersenyum smrik.
Dengan lincah Hiro dengan cepat mengirimkan pesan berupa foto, tak lupa ia juga ada merekam dengan durasi 20 detik. Setelah berhasil mengirimkan pesan tersebut, sudut bibir Hiro terangkat menyunggingkan senyum.
"satu... dua... tig–"
Drrtt Drrtt
Melihat panggilan yang masuk dari ponselnya, Hiro berseru semangat. "Yes! Ekhm," dehamnya sebelum mengangkat panggilan tersebut.
"Ha–"
"Brengsek! Dimana dia sekarang?!" belum selesai Hiro memberi salam, seorang laki-laki diserbang sana sudah terlebih dahulu memotong ucapannya.
•••
Hiro Venezio
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi. Cowo usil satu ini, paling suka menganggu ketenangan salah satu teman kostnya. Hidupnya yang amat sangat fleksibel, membuatnya terkesan menjadi anak yang baik. Peminatnya bukan hanya perempuan seusianya saja, para ibu-ibu serta janda-janda, pun sangat tertarik dengannya.
Sepaling menengah, jarang terlihat marah namun ketika ia marah. Marahnya hanya diam dengan sorotan matanya yang tajam, membuat lawannya mundur seketika. Dan paling nempel dengan Garen atau Reiga, terutama pada Reiga. Membuat Reiga marah adalah salah satu kesenangannya, karena bisa melihat ekspresi lucu milik Reiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kost Mahasiswa | nct_dream
HumorMenceritakan kegiatan 7 Mahasiswa yang tinggal dalam satu kost yang sama. . . . Jangan lupa like, vote dan komentarnya yaa💚 100% pemikiran sendiri