Hari hari telah berlalu, sudah dua minggu setelah kepergian Savero ke Bandung. Dan sudah dua minggu pula, mereka tinggal di kostan baru yang terletak tidak terlalu jauh dari kostan sebelumnya.
Kini Garen tengah berada dirumah orangtuanya, sedari dua hari yang lalu. Karena ke datangan Oma dan Opah nya, yang datang dari Canada.
"Garen, besok ikut Opah mancing, ya" pinta Opah, yang kini tengah duduk di ruang keluarga dengan koran yang berada di tangannya.
"Baik, Opah" sahut Garen, yang tengah terfokus pada laptopnya.
"Garen, bagaimana kuliahnya?" tanya Oma, yang datang membawa nampan berisikan cemilan serta kopi dan teh untuk suami dan cucunya.
"Lancar, Oma!" sahut Garen, tanpa menoleh.
"Garen, Oma dan Opah sedang bicara sama kamu. Ngga sopan, orang bicara tapi kamu 'nya begitu!" ucap Mama nya Garen.
"Sudah, tidak apa! Garen, kan sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Ngga apa-apa nak, lanjutkan saja" timpal Oma.
Garen mengangguk sebagai responnya, ia kembali mengerjakan tugasnya. Mengabaikan tatapan tajam, dari Mama nya, ini emak-emak lagi pms kali ya, pikirnya.
20 menit berlalu Garen sudah selesai dengan tugas kuliahnya, kini ia tengah berada di teras depan rumah menghirup udara segar karena sudah terlalu penat dengan segala kesibukan kuliahnya.
"Garen, Opah mau bicara, boleh?" tanya Opah, yang kini sudah berdiri di samping Garen cucunya.
Garen menoleh tersenyum simpul ia menganggukkan kepalanya, melihat itu Opah duduk tepat di sebrang Garen karena di tengah mereka terdapat sebuah meja.
"Garen, apa kamu bisa, lulus tahun ini nak?" tanya Opah, kembali.
"Garen, ngga yakin Opah!" sahut Garen, ragu.
"Kenapa? Bukankah, kamu ingin cepat-cepat lulus dan kembali ke Canada?"
"Tadinya, Opah! Tapi... Entahlah, Garen terlalu banyak pikiran sekarang. Biar nanti Garen pikiran, kembali Opah!"
Sang Opah hanya bisa mengangguk sebagai responnya, menghela nafas panjangnya pria yang sudah menginjak umur 80an tersebut terlihat semakin hari semakin menua.
•••
"Nih, jajanan elu! Awas, kalo kagak lu abisin, elu entar yang gua habisin!" ujar Hiro, menyerahkan sekantung kresek berisikan cemilan pesanan Reiga.
"Ck! Berisik, lu!" sahut Reiga, ketus.
Mereka kini berada di kostan karena hari libur yang sama, kedua manusia itu harus bertemu di kostan sebenarnya Reiga cukup malas mengingat betapa menyebalkannya Hiro. Namun, ia akan keluar kemana? Semua teman-temannya sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Rei, kayaknya disebelah, ada anak baru?!" ujar Hiro, yang kini sudah duduk manis di samping Reiga.
"Kata siapa, elu?"
"Barusan gua, liat! Kan, gua abis dari luar beliin lu jajanan, ini nih!" tunjuk Hiro pada deretan jajanan Reiga yang sudah ia keluarkan dari kantung kresek.
"Cantik, ngga?" tanya Reiga, jadi penasaran.
"Belum liat, gua" sahut Hiro, "Liat, kuy! Keluar, pura-pura nungguin kang bakso!" ajaknya kemudian.
Reiga nampak tengah berpikir keras hingga beberapa detik kemudian, ia mengangguk dan bangkit dari duduknya begitupun dengan Hiro, senyumannya kini melebar dengan semangat.
Keduanya, pun melangkah keluar kostan membuka pintu gerbang dan berdiri di luar gerbang kost. Di sebelah mereka terlihat sebuah mobil pickup yang penuh akan barang-barang, yang lagi di turunkan tidak ada tanda-tanda orang lain disana kecuali para pekerja yang menurunkan barang.
"Mana, sih?! Kok, ngga ada?" tanya Reiga, menelisik gerbang kost sebelah yang terbuka.
"Di dalam, kayaknya! Mau samperin?" tawar Hiro.
"Gila, lu! Enggak enggak, nanti ketahuan kita, kepo 'nya." tolak Reiga, keras.
Hiro hanya mengangkat kedua bahunya acuh, pandangannya kini beralih menatap kompleks perumahan yang tampak sepi sunyi tidak seperti daerah kostan sebelumnya yang pasti selalu saja ramai ibu-ibu atau anak-anak yang berlalu lalang dengan sepedanya.
Sedangkan di kostan sebelah...
"Jadi, kakak ini hanya beda satu semester aja sama kita?" tanya Cyra, yang membawakan nampan berisikan minuman dan camilan.
"Iya.. Aku, baru pindah kesini. Jadi, belum tau jalan, di daerah sini!" sahutnya.
"Ohh, kalau itu santai aja! Ada Selena, sebagai media peta kita!" tutur Cyra, sekenanya.
Membuat Selena mendelik tajam menatap Cyra, yang justru menyengir lebar dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Haha... Iya, iya! Karena ada kalian, jadi maaf kalau nanti, aku akan banyak merepotkan kalian!"
"Santai saja, Kak Ay!" sahut Cyra.
Ayla gadis cantik berparas ayu itu, baru saja bergabung di kostan bersama Selena dan Cyra hari ini. Barang bawaannya, pun masih dalam proses perpindahan yang sepertinya sebentar lagi akan selesai.
Sambil menunggu mereka mengobrol ringan, agar suasana diantaranya semakin dekat dan nyaman satu sama lain. Terlebih Ayla, ia merupakan seorang introvert yang baru saja keluar dari zona nyamannya, yaitu rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Kost Mahasiswa | nct_dream
HumorMenceritakan kegiatan 7 Mahasiswa yang tinggal dalam satu kost yang sama. . . . Jangan lupa like, vote dan komentarnya yaa💚 100% pemikiran sendiri