Suara alarm dari asisten AI membangunkan Yezet dari tidur nyenyak pertama nya dalam satu minggu belakangan.
Namun begitu terbangun, ia akhirnya menyadari bahwa selama ini wajahnya mencium lantai dan tubuhnya tertindih sesuatu. Yezet pun menelentangkan tubuhnya, mencoba bernafas meskipun rasanya yang menindihnya ini cukup berat. Sudah begitu, hidungnya pun mencium bau yang mematikan, setara dengan bau kentut gajah.
"Eh?" Yezet pun tidak bisa melihat karena tiba-tiba mendapati wajahnya kali ini tertindih sesuatu yang kenyal. Dengan ragu, dia pun meraba-raba apa yang selama menindih tubuhnya. Kemudian, dia pun menyadari bahwa apa yang dirabanya itu berbentuk benjolan dua bukit.
Dengan panik, ia menyampik apapun yang menindihnya ini, lalu berdiri dengan iris mengecil.
Ternyata apa yang menindihnya ini bukanlah barang, melainkan seorang manusia. Lebih tepatnya perempuan yang sempat dia kira sebagai Wewe Gombel.
Perempuan itu pun menggeliat sambil berujar, "Makan...."
Yezet kembali terkejut. Pertama, karena perempuan ini bisa berbahasa Indonesia. Kedua, bagaimana bisa seorang hantu gentayangan tiba-tiba minta makan sambil menggeliat seperti ulat bulu?
'Apakah Wewe ini mau memakan jiwaku?' batin Yezet dengan ekspresi yang sulit didefinisikan.
"Aku...belum makan...dua hari," lanjut perempuan itu seakan-akan saat itu adalah detik terakhir kehidupannya.
Pria itu lalu memiringkan kepalanya. Ia pun tanpa pikir panjang percaya dengan perempuan itu lalu memanggil asisten AI-nya dengan bahasa inggris, "Lumpy, antarkan makan malam tadi ke kamar."
"Selamat pagi. Tuan muda, makan malam sudah tersedia di tempat yang biasa."
Yezet pun menghela nafas dan pergi ke sebuah kotak yang merupakan elevator mini yang menghubungkan kamarnya dengan mailbox di depan rumah. Selama dia mengurung diri di kamar, elevator ini lah yang menyelamatkan hidupnya.
Begitu dibuka, Yezet menemukan satu bungkus makanan yang sudah dingin. Dia pun memesan satu porsi tambahan dengan bantuan si Lumpy sebelum memanaskan makanan itu di microwave.
Ting!
Yezet pun mengambil makanan yang sudah hangat itu dan membawanya ke arah si perempuan aneh.
Begitu mencium bau makanan, perempuan itu langsung berdiri dan menatap Yezet dengan mata berkaca-kaca.
"Buat aku?" ujar perempuan itu dengan suara semanis mungkin, ditambah dengan sepasang puppy-eyes.
Tanpa panjang lebar, Yezet hanya menyodorkan makanan itu. "Makan saja."
Yezet yang masih belum makan setelah dua hari puasa pun langsung kenyang begitu melihat perempuan ini makan dengan lahap.
Tidak sampai lima menit, rice bowl daging wagyu itu pun habis dimakan oleh perempuan aneh satu ini.
"Enyak!" perempuan itu tersenyum lebar dan langsung berdiri untuk membuang sampah.
"Nama?"
Perempuan itu pun langsung tersentak dan menatap sang pemberi makan ini dengan ekspresi yang bertanya-tanya.
Tiba-tiba dia teringat percakapan antara pria ini dan sesuatu yang terdengar seperti suara sintesis. Anehnya lagi, namanya disebut-sebut oleh pria itu.
"Bagaimana kau tahu namaku?" tanya Pia dengan keheranan.
Yezet mengerutkan alisnya. "Bagaimana aku bisa tahu namamu?"
"Barusan kau memanggil-manggil namaku seperti babu."
Mendengar itu, Yezet jadi semakin bingung. "Sebenarnya siapa namamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Master Neko Neko
RomanceTinggal satu atap dengan majikannya yang anti-sosial saja sudah cukup buruk, Pia hanya tidak menyangka sang cucu konglomerat ini mengincar sesuatu dari dirinya! *** Setelah jatuh miskin dan terlilit utang, Pia si robotis jenius itu terpaksa bekerja...