Raga

148 14 0
                                        


Jiwa menepati janjinya pada Abel, kasian sekali anak itu, di rumah Oma dia sering tidak fokus, mungkin karna perasaan khawatir nya pada Raga.

"Nah, Raga di dalem kamu samperin gih, kalo mau pulang minta anter dia aja ya, selesai anter cecil aku akan pulang" Abel tersenyum, anak itu segera berlari menuju rumah neneknya.

Tok tok tok

"Hallo " pintu itu terbuka nampak lah perempuan dengan senyum gummy nya

"Abel, ya ampun " nenek ugi memeluk Abel, ia juga mengecup pipi gembil milik Abel.

"Kok kesini gak bilang-bilang" ucapannya sambil mengelus rambut Abel, ngeliatnya mirip banget sama mantu ku si binnie, bikin gemes aja.

"Abel di Anter Jiwa nek, Abel mau ketemu Raga, tadi abel ke rumah Oma tapi gak ada Raga" ucapnya sedikit murung

"Ya ampun, Raga di kamar om Juni, kamu tau kan ? Samperin gih anak itu abis makan gak turun turun lagi " ucap nenek ugi

Abel malah diam di tempatnya, emang boleh ya Abel nyamperin ke kamar

"Kok diem Gih samperin " Abel berjalan ke lantai dua ia sudah tau dimana kamar om Juni, karna hanya ada satu kamar di lantai ini.

*****

"Aga, aga ini Abel" ia mengetuk kamar itu sambil memanggil Raga.

Tidak ada jawaban dari Raga tapi pintunya tidak di kunci, abel masuk saja dan ia melihat Raga sedang tidur di atas sofa yang ada di kamar itu

Tidak ada jawaban dari Raga tapi pintunya tidak di kunci, abel masuk saja dan ia melihat Raga sedang tidur di atas sofa yang ada di kamar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi

Ia menatap Raga yang sedang terlelap itu, rasanya dia ingin menangis merindukan laki-laki berhidung bagir itu.

Tangan Abel menyentuh wajah Raga mengusap pipinya, dia rindu Raga, ia juga sadar tidak bisa menjadi kekasih yang baik, dia tidak seperti Cecil yang mandiri, ia yang slalu di khawatir kan, dia yang selalu menyusahkan orang lain atau mungkin memberikan banyak beban untuk Raganya.

Tangan nya di sentuh oleh Raga, Abel kaget melihat bagaimana mata itu masih tertutup tapi tangan itu mencekam dengan begitu kuat.

"Kok kamu di sini sayang ? " Ucapnya dengan mata yang masih tertutup

"Abel .... Abel ..... Abel " Abel sudah tidak sanggup lagi, dia sudah menangis saat ini, tangisan yang ia tahan dari rumah oma pecah juga saat melihat raganya kembali menyapa.

Raga bangun dari tidur nya mengangkat tubuh Abel, membuat abel berada di pangkuan nya memandang si mungil yang menundukkan kepala dengan air mata yang sudah mengalir dengan deras.

" kenapa sayang kok nangis, kan aku nanya "

"Abel kangen Raga, Raga gak ngabarin Abel, tadi abel ke rumah Oma, tapi gak ada Raga, jadi tadi Abel di anter Jiwa ke sini" ucap nya dengan wajah yang berada di celetuk leher Raga, seperti Raga juga lupa ada orang yang harus dia beri kabar. Kenapa gua bego banget sih

"Ohh bear kangen Raga ? Sini Raga peluk " ia mengeratkan pelukannya, sesekali mengusap pundak kekasih nya, berharap tangisan itu berhenti.

Lama dengan posisi tersebut Raga tidak mendengar suara Tangis lagi  yang ada hanya dengkuran harus, ia mengangkat tubuh beruang kecil nya, menaruh nya di kasur.

Maaf ya bear kamu jadi nyamperin aku, padahal harusnya aku gak boleh pengecut sembunyi di rumah nenek, harusnya aku berani dan tegas seperti kata kakeknya. Maaf gara-gara aku kamu harus ikut bingung gini. Aku sayang banget sama kamu bear

Raga mencium pipi kekasih nya yang sudah tertidur, membiarkan kekasihnya tidur dengan nyaman.

******

"Om mark, Jiwa boleh bicara empat mata "

*****

H-4 sebelum Lollapalooza :)

jiwa raga || taegyu jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang