lost

129 13 0
                                    


Mereka libur semester Jadi banyak waktu buat mereka menikmati waktu, seperti saat ini jiwa sedang berada di rumah sang Omah, omanya bilang ia akan membuat kookie untuk ia dan Raga namun karna masih betah berlama-lama di rumah sang nenek jadi hanya dia yang berada di sini.

Sebelum berangkat ia sudah memberi kabar pada Cecil, kekasih kecilnya juga bilang ia akan menyusul untuk menikmati kookie buatan sang omah.

Bagaimana dengan ayah dan mamahnya mereka sedang pacaran di rumah, biarkan saja pasangan tua itu menikmati waktu berduaan.

"Raga gak mau nyusul Ji ?" Ini paman nya, ia kaka dari sang mamah sebut saja paman JK. Mereka berdua mirip seperti kelinci.

"Seperti nya gak, dia udah di sana selama 3 hari dan Jiwa rasa seperti ia meminta pencerahan pada kakek atau nenek"

"Memangnya kenapa bocah itu ?"

"Entah, Ji blum sempat bertemu dan berbicara, namun sepertinya ini karna omongan  om mark dan jevan "

"Maksudnya?" JK memiringkan kepala karna ia sungguh tidak paham

"Yah intinya saat kita pergi ke pantai, om mark memperingati Abel untuk tidak dekat dekat dengan Raga karna takut Raga macam-macam "

"Kamu juga ?" Jiwa menggelengkan kepala sambil menikmati kookie dengan susu hangat.

"Aneh sekali keluarga mereka, bisa bisa nya khawatir pada adiknya tapi tidak khawatir pada anaknya"

Mendengar pernyataan tersebut Ji menjadi termenung, apa karna ini ya Raga gak pulang, dia merasa bahwa hanya dia lah yang di pojokan di sini, ia juga dengar dari sang mamah Raga menangis di pelukan neneknya bahkan sampe mamah nya pulang.

Lama Jiwa melamun ia tidak sadar ada sudah  ekstensi perempuan mungilnya dan satu perempuan dengan rambut di ikat di belakang, ia seperti mencari keberadaan seseorang di sini.

"Ehh Cecil Abel kalian kesini, oma Kira cuma Cecil, biasanya kan kalian gak mau ke sini kalo gak ada pacar kalian"

Abel tersenyum canggung, ia berfikir Raga di sini, Raga nya sudah tidak memberi kabar selama 3 hari, ia khawatir dia juga sudah bertanya pada Jiwa, dia bilang Raga gak pulang. Abel ingin menangis jadinya.

"Hehe iya oma cecil kan rindu kookie buatan oma " Jinnie memeluk cecil, ini orang kok kecil banget yah.

"Abel gak mau oma peluk" Abel tersadar, langsung berjalan cepat menghampiri Oma. Mirip anaknya sekali

"Kalian tunggu sini ya oma ambil kue nya dulu untuk kalian"

Abel terlihat murung karna tidak melihat Raga di sini.

"Kamu kok gak bilang Ji, gak ada Raga di sini, abel ke sini karena dia berfikir ada raga tau "

"Aku mana tau kamu mau ajak Abel, emang dia gaj ngehubungin kamu bel ? " Abel menggelengkan kepala, cecil jadi kasian sama Abel.

"Udah ga usah murung, sekarang kita makan kookie buatan oma dulu, okay "
Abel menganggukkan kepala nya, anak itu jadi enggan berbicara.

Padahal abel mau ngikutin cara cecil buat dukung Raga, tapi Raga gak bisa di hubungin, Abel juga udah nyamper tapi Abel gak tau Raga dimana.

"Udah jangan sedih bel, nanti pulang dari sini aku antar kamu ketemu Raga " Abel menatap Jiwa berbinar

"Beneran kan ? Kita ketemu Raga"

"Iya udah sekarang jangan murung yah " Cecil dan Jiwa seperti sepasang orang tua saat ini, tapi biar lah. Melihat bagaimana hubungan mereka yang rumit membuat keduanya juga merasa mereka harus ikut andil di hubungan ini.

Cecil mengelus rambut Abel yang di kuncir mengemaskan itu, selain Jiwa yang menggemaskan ada saudara nya lah yang sama menggemaskan.

Cecil harap saudara akan bahagia kedepannya

********
We back
Si Raga masih di imah nenek ugi dan kakek tetet (taegi), Abel Jiwa cecil lagi di rumah omah jinnie sama oppa joon (namjin)

Si raga di rumah nenek nya memperbaiki gizi

jiwa raga || taegyu jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang